MALANG KOTA TAK TERLUPAKAN (BAGIAN I)

Kota Apel yang tak akan terlupakan. Banyak kenangan dan cerita indah yang telah terukir disini. Agenda RAKERNAS yang berlangsung hampir 4 hari akhirnya berjalan dengan lancar dengan terpilihnya Riko Oktiza Nanda sebagai nahkoda baru yang akan membawa bahtera IKAHIMKI ini menuju pelabuhan tujuan. Alhamdulillah. Kami diberi kesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata. Di antaranya ke Coban Rondo, wisata kebun Apel dan menjelajah di alun-alun Batu Malang. Sebenarnya masih banyak tempat yang ingin kami kunjungi  seperti Museum Angkot & Selekta. Namun tak sempat karena cuaca ketika itu kurang bersahabat. Hujan turun begitu deras dan dingin yang begitu menusuk. Tak apalah ini saja sudah lebih dari cukup.

Perjalanan ini membuatku merasakan indahnya kebersamaan. Ya, mereka orangnya baik-baik dan seru pastinya. Waktu itu aku lumayan dekat dengan si Opet (UNAIR), Cay (UNAIR), Cinta, (UB), Renzy (UNAIR), Ita (UNILA), Fina (UB), Lily (UM) dan Kak Dolly (Kupang). Entah mengapa kami terasa begitu dekat padahal tak sekamar. Kami selalu saja bersama ketika ada agenda. Begitupun saat pagi menjelang kami selalu menikmati pemandangan yang menakjubkan dari atas Vila setelah melakukan senam andalan selama disana. Penasaran dengan senamnya? He he gak usah penasaran, senamnya senam Pinguin Pals (:-D).

Ana Fairuza Fajriana. Sahabat nusantara ku yang kala itu tinggal di Malang karena lagi kuliah di FTP Universitas Brawijaya Malang. Persahabatan kami dimulai ketika di pertemukan dalam sebuah event Lomba Kaya Tulis Ilmiah Nasional di Makassar sekitar 4 bulan sebelumnya. Ana menjemputku di Vila. Ia membawaku menikmati indahnya kota Malang dan membawaku mengelilingi Universitas Brawijaya. Salah satu pengalaman yang tak terlupakan adalah Ana membawaku masuk kelas dan mengikuti perkuliahan. Aku mencoba beradaptasi dengan teman-temannya. Setiap bertemu teman-temannya Ana memperkenalkan aku sebagai adiknya. Lucu juga sih. Aku jadi penyusup kala itu. Fasilitas belajarnya kereen. Untad mah apah atuh. Tapi semoga suatu hari nanti Untad bisa lebih baik lagi seperti UB. Ana juga mengajakku berburu buku ke toko-toko buku yang cukup murah. Yah akhirnya kopor yang ku bawa penuh dengan buku. Semoga saja bagasiku nantinya tak over. Bersama Ana aku bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa di UB. Oh iya di sana kampus tetap rame meski sudah malam. Tak heran jika taman-taman kampus dipenuhi oleh mahasiswa yang tengah berdiskusi (gak sekedar gosip ya). Terima kasih ya Ana.

Lain Ana lain pula Lela dan Yuni. Nurlela dan Yuni Anggraeni adalah dua bersaudara yang sudah ku kenal baik sejak SMA. Kami bersahabat sejak duduk di bangku kelas XI SMA Negeri 1 Tolitoli. Mereka adalah partner membolang, tahsin dan tarbiyahku waktu SMA. Lela juga kuliah di UB, sama seperti Ana hanya saja Lela jurusan Fisika FMIPA. Sedangkan Yuni kuliahnya di UMM jurusan hukum. Jika Ana membawaku menjelajahi Malang, bersama Yuni dan Lela aku tak kemana-mana karena aku datang di waktu yang kurang tepat. Kala itu mereka harus ujian di kampus. Iyah tak apalah. Aku paham kok. Pun bertemu kalian saja itu sudah membuatku senang.

Malang, benar-benar kota tak terlupakan.

0 comments

It's nice to see you !