A Learner's Journal
  • HOME
  • GENERAL
  • REFLEKSI
  • CERITA SAYA
  • CATATAN
  • BICARA LINGKUNGAN
  • ABOUT ME

Kampung Inggris Pare ibarat sebuah miniatur Indonesia. Yaah, miniatur Indonesia. Kenapa ? Karena disini berkumpul orang-orang dari seluruh Indonesia mulai dari Sabang sampai  Merauke untuk memperdalam bahasa Inggris. Nah, karena berasal dari daerah yang beragam dan sangat jauh maka hal itu mewajibkan mereka untuk memilih tinggal di kost-kostan atau tinggal nge-Camp. Maklumlah anak rantauan. Anak rantauan biasanya suka mencari sesuatu yang "lebih terjangkau" alias "murah" apalagi mereka yang sangat jauh yang harus mengatur anggaran agar bisa belajar sesuai dengan target waktu yang ditentukan. Mulai dari tempat tinggal murah hingga makanan yang murah. Must be surviver !.

Namun, banyak yang pada akhirnya hanya berfokus pada hal-hal yang murah saja, memilih untuk mengurangi porsi makan pun ada juga yang memilih murah tanpa memperhatikan kualitas, misalnya makanan. Untuk misi penghematan ada yang akhirnya rutin berpuasa senin dan kamis serta puasa sunnah lainnya 😖. Ada yang rela mengubah jadwal makan dari 3 kali sehari menjadi 1 kali sehari (katanya biar lebih hemat), tapi kenyataannya selalu "gagal fokus" saat belajar dan "mudah mengantuk" 😓. Ada juga yang lebih parah, sarapan paginya adalah **om**g 😃😃.  Bukan hanya itu, banyak orang yang kadang hanya memilih makanan dan jajanan yang murah tanpa selektifitas dalam memilih. Asal jajan di pinggiran jalan hingga akhirnya terserang influenza dan sakit perut.

Nah loh, kalau sudah seperti ini kan repot jadinya. Coba bayangkan ada berapa banyak orang yang akan kita repotkan ? Mulai dari teman-teman kita, keluarga kita yang jauh yang pastinya akan sangat khawatir, tutor, tetangga dan orang-orang terdekat lainnya (meski sebenarnya ada  sebagian dari mereka yang tidak merasa di repotkan. Semua orang akan mengkhawatirkan kita. Hal yang paling penting juga yaitu kita akan "ketinggalan banyak tentang materi belajar" dan "harus membayar biaya pengobatan". Pengeluaran akan semakin lebih besar.

Gimana? Cobalah untuk kembali mempertimbangkan berbagai dampak yang ditimbulkan. Memilih sesuatu yang murah memang perlu, jangan sampai mengabaikan kualitas. Jika memang bisa, carilah sesuatu yang murah dan berkualitas. Gak usah takut kehabisan, jika merasa kurang minta aja ke Allah,kalau kamu yakin pasti Allah kasi. Memang Allah tidak selalu memberikan apa yang kamu minta secara langsung tapi bisa jadi Allah akan membukakan jalan untukmu untuk bisa memenuhi kebutuhanmu.

Ingatlah selalu bahwa kesehatan kita lebih penting dari apapun. Walaupun kita cerdas tapi kalau kita sakit itu sama saja bohong. Tetap jaga pola makan dan jaga kesehatan selama belajar di Kampung Inggris yah !.  Sebenarnya ini berlaku untuk semua orang yah, bukan hanya mereka yang belajar di kampung Inggris. 

Mari belajar untuk menyayangi diri sendiri. Bagaimana orang lain akan menyayangi kita jika kita sendiri tidak menyanyangi diri kita sendiri ? 💓💓💓




Konsumsi harian dari pagi hingga pagi lagi 😂😂

Belajar di Kampung Inggris Pare sudah menjadi impian banyak orang. Banyak orang  yang pada akhirnya memilih belajar disini karena banyak orang terbukti bisa meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris setelah belajar selama beberapa bulan. Terlebih untuk mereka yang memiliki impian untuk menginjakkan kaki di luar negeri seperti Amerika, Inggris, Jepang, Turki, Jerman, Malaysia dan lainnya, baik untuk melanjutkan studi, memperoleh pekerjaan pun bahkan hanya sekedar untuk traveling menikmati alam luar negeri itu. Menikmati keindhannya, keindahan yang belum tentu lebih indah dari Indonesia. Iya, kan ? Indonesia kurang apa coba? Hutan, gunung, sawah dan lautan semuanya ada.

Orang-orang yang datang belajar untuk belajar pun beragam. Mulai dari yang orang yang belum memiliki dasar sedikitpun  hingga orang bisa dibilang  sudah mendekati expert. Mereka datang dengan harapan sepulangnya dari pare akan menjadi orang yang sangat ahli dalam berbahasa Inggris baik dari segi Grammar, Writing, Listening maupun Speaking.

Namun, terkadang mereka datang dengan harapan yang begitu besar tanpa dibarengi dengan persiapan diri untuk menanggung semua resiko yang mungkin saja terjadi. Menanggung resiko yang bisa saja lebih besar. Mereka berpikir Kampung Inggris akan merubah mereka menjadi orang yang expert dalam waktu yang singkat tanpa mau melakukan usaha yang sebanding. Terkadang mereka yang ingin belajar masih terperangkap oleh perasaan gengsi yang mengusai mereka, malu bertanya, tidak percaya diri dan kadang memaksakan diri untuk terlihat hebat padahal kenyataannya kemampuan masih pas-pasan, masih harus banyak belajar. Mindset yang sepeti itu harusnya dihempaskan sejauh mungkin jika memang ingin mendapat kemajuan.

Sebagai contoh, ada beberapa siswa yang datang tanpa satu pun  persiapan, pun bisa dibilang belum memiliki dasar sama sekali. Lantas, ketika pertama kali mengikuti kelas sudah dihadapkan pada materi yang menurutnya sulit lantas hal itu membuatnya shocked. Sebagian siswa juga merasa kesulitan dalam mengikuti materi yang diajarkan. Merasa shocked dan kesulitan itu rasanya wajar saja, apalagi masih baru. Nah, kalau sudah begini, biasanya setiap lembaga belajar akan memberikan kelas tambahan khusus bagi mereka yang membutuhkan. Harapannya dengan kelas tambahan mereka akan lebih mudah dan cepat memahami. Resiko yang terjadi kemudian adalah... tentu saja mereka akan memiliki waktu belajar yang lebih banyak dari yang lain, harus belajar lebih ekstra dan itu akan mengurangi waktu istirahat mereka. Namun, bagi beberapa siswa hal ini membuatnya berputus  asa dan terkadang memilih untuk berhenti belajar sebelum ada peningkatan kemampuannya. Hal ini membuktikan bahwa mereka tidak siap dengan resiko. Sangat disayangkan bukan?

Memang akan sangat banyak hal yang dikorbankan. Mungkin akan banyak perasaan yang dikorbankan, mungkin akan banyak waktu yang dikorbankan, mungkin akan banyak keringat yang dikorbankan, mungkin akan banyak senyum yang dikorbankan, mungkin akan banyak rindu yang dikorbankan, mungkin akan banyak air mata yang dikorbankan, mungkin akan banyak lelah yang dikorbankan, dan jangan tanyakan berapa banyak duit yang juga turut dikorbankan. Tapi, itulah resiko.

Sejatinya, yang harus kita tanamkan dalam mindset  kita bahwa "maksud dan tujuan utama kehadiran kita di Kampung Inggris dan memilih belajar di lembaga studi yang kita pilih adalah untuk meningkatkan kapasistas diri" bukan untuk yang lainnya. Perlu diingat juga, bahwa semua pilihan yang kita pilih punya resiko. Selamat belajar di Pare ! Selamat menggung resiko

Seperti yang sering saya sampaikan kepada setiap orang yang saya temui. Setiap tempat punya cerita. Cerita yang akan berkesan dan layak untuk dijadikan sebuah memori penting dalam kehidupan. Yaa mungkin sebagian dari kita merasa tidak ada sesuatu yang berkesan. Tapi, sesekali cobalah untuk merenungi kembali setiap peristiwa yang terjadi. Cobalah! Pasti kamu akan menemukan suatu pelajaran dari hal-hal kecil yang kelihatan tak berarti. Setiap tempat dan orang-orangnya adalah cerita dan itu istimewa. 

Kali ini saya akan bercerita tentang kita yang baru bertemu tepat satu bulan kemarin. Aah, you are.. Yaps, pertemuan kita yang bermula pada sebuah lembaga kursus bahasa inggris yang sama. Dipertemukan di kelas yang sama dan program camp yang sama pula. Banyak waktu yang dihabiskan bersama. Mulai pagi hingga pagi lagi. Semuanya dilakukan bersama-sama.  Nah, berikut ini adalah mereka-mereka yang baru saya temui satu bulan yang lalu itu.

Tutor  & Classmates AEM 1 - CLIent English Course
Dina, gadis berkerudung merah di ujung kanan. Gadis aktif dari Yogyakarta yang menurut saya cukup "cerewet" saat di kelas terlebih diluar kelas, partner dalam melakukan berbagai hal mulai dari hal-hal yang serius hingga melakukan hal-hal yang kadang terlihat "konyol". Belajarnya selalu sama-sama (iya kalii orang sekelas 😆), makan sama-sama, hampir 24 jam waktu dihabiskan bersama-sama. Satu hal yang juga tak terlupakan adalah cerita perjalanan dari Malang yang akhirnya nyasar sampai ke Simpang Lima Gumul.

Lela, perempuan berkerudung hitam yang tak lain adalah sahabat dan partner saya dalam melakukan berbagai hal selama di Palu. Partner  bolang yang paling mengerti dengan saya yang "moody", yang orangnya memiliki jiwa keibuan. Disini pun kami kembali belajar bersama. Hampir tiap hari katanya pusing memikirkan Grammar 😃 (sebenarnya yang pusing bukan hanya dia tapi yang lain pun turut pusing  tujuh keliling, ah Grammar oh Grammar). Tetap semangat belajarnya karena kita pasti bisa.

Gadis yang ketiga dari kanan itu namanya Ninis. Gadis manis asli Pare yang baru saja lulus dari UM tahun 2017 ini. Dia adalah satu-satunya teman yang tidak tinggal di camp. Bertemunya hanya saat kelas belajar. Walaupun begitu, tetap saja dia adalah salah satu partner terbaik. Oiya, dia ini adalah salah satu kawan yang paling cepat tanggap di kelas. Selalu menjadi yang pertama selesai saat mengerjakan soal-soal latihan. Aah, she is..

Nah, kalau yang paling ujung kiri yang memakai baju merah itu adalah Tutor. Ya, namanya Mr. Awan, paling sabar menghadapi siswa-siswanya yang sewaktu-waktu suka melakukan hal yang aneh-aneh. 

Selanjutnya, teman laki-laki dari kiri ke kanan, setelah Mr. Awan adalah Mr. Tarmizi, Mr. Dandi / Mr. Rukmana (Iyaa karna namanya Dandi Rukmana, sebenarnya dia senangnya dipanggil Mr. Dandi tapi si Tutor kadang suka manggil jadi Mr. Rukmana 😆), Mr. Susanto, Mr. Nandi, Mr. Iqbal dan Mr. Gilang.

Merekalah yang menjadi penghidup suasana kelas saat belajar di kelas. Mulai dari si Dandi yang disebut-sebut sebagai ustadz Hanan Attaqi karena dandanannya yang persis seperti sang ustadz, Ki Susanto yang katanya suka "Menerawang", apa-apa semua di terawang, Gilang si Ekspresi Datar, si Nandi dan si Iqbal yang suka Ngelucu 😁, yah meski si Mr. Zi memilih banyak diam. Hal-hal ini menjadi pengurai "stress" ditengah kepusingan yang disebabkan Grammar yang bersliweran di kepala. Akhirnya, suasana belajar selalu menjadi sesuatu yang mengasyikan (akan menjadi asyik bagi yang menikmati 😉). Yahh. dinikmati saja. Kesempurnaan membutuhkan proses yang terkadang (tidak) singkat dan (tidak mudah). Ah, You Are..

Sebenarnya  di gambar ini belum lengkap, kurang 5 orang yaitu Mr. Lanang  yang lagi sakit waktu ngambil gambar, Mr. Fahmi lagi pulang ke Malang, Mr. Yogi yang sudah duluan balik ke Papua sebelum kelas selesai, Ms. Fani & Ms. Warda yang lagi istirahat waktu itu. Setidaknya gambar ini bisa menjadi perwakilan.

Nah, ini adalah salah satu aksi kelucuan teman-teman seusai kelas speaking. Sebenarnya banyak aksi lucu teman-teman hanya saja tidak ada dokumentasinya 😂😂.

Sebenarnya, saya adalah salah satu dari beberapa orang yang banyak diam di kelas. Mungkin hanya banyak mengamati dan antusias mengamati setiap peristiwa di kelas serta ikut tersenyum  dan tertawa saat yang lain tersenyum pun tertawa . Eitss, kalau Mr. Susanto suka menerawang maka saya sukanya mengamati 😂. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan maka akhirnya saya membuat tulisan ini . Aah, you are...

Akhirnya, tibalah dipenghujung. Sebulan terasa sangat singkat. Pun tak terasa kelas sudah ada di pertemuan akhir. Pada akhirnya, masing-masing kita akan kembali ke kehidupan dan aktivitas yang sebenarnya 😃. Hanya beberapa dari kita yang masih bertahan untuk melanjutkan perjuangan. Sebagian mungkin ada yang masih ingin bertahan namun terpaksa berjeda dulu untuk menuntaskan amanah lain. Hehe. Saya paham semua kita yang hadir disini adalah sebab dari sebuah alasan. Mungkin ada yang ingin ingin berburu beasiswa, berburu dan tuntutan pekerjaan, ingin menambah dan meningkatkan keahlian berbahasa Inggris dan lain sebagainya. Berada di tempat ini adalah bagian dari perjuangan. Perjuangan menjemput cinta, eh maksudnya cita. Ini adalah bagian dari ikhtiar. Semoga  kelak apa yang dicita-citakan bisa tercapai dan tetap berlandaskan niat atas nama Allah. Aamiin.
Selama disini paling dekat dengan orang-orang ini. Tetap semangat menjemput mimpi.
You are.. ah You are.. Terima kasih sudah menjadi sebagian pelaku dalam cerita perjalanan saya selama beberapa waktu di Pare. Semoga kita semua sukses dengan impian kita masing-masing.Sampai kembali bertemu di puncak kesuksesan. You Are The Best 😉😉👆.
-
--------------------------------------------------
Pare - Kediri (Catatan Singkat 23/09/2017)


Menjadi Relawan atau Volunteer adalah sebuah pilihan. Pilihan bagi orang-orang terpilih. Pilihan bagi orang yang mau dan memberanikan diri untuk mengembil resiko dalam mendukung program peningkatan kualitas hidup sesama. Memilih menjadi Volunteer artinya siap terlibat dalam setiap aksi kebaikan. Volunteer itu istimewa dan layak untuk diistimewakan. Volunteer mengemban tugas paling mulia. Rela berkorban tanpa imbalan selain imbalan senyum manis generasi yang bertumbuh menjadi generasi terbaik nantinya. Olehnya, tidak perlu heran jika tanggal 5 Desember diperingati sebagai Peringatan Hari Volunteer Sedunia. Hebat kan ?!

Nah, berbicara mengenai relawan. Saya teringat akan percakapan bersama seorang teman. Berawal dari sebuah percakapan singkat bersama seorang teman saat sedang makan malam. Kami memperbincangkan tentang aktivitas yang kami geluti saat di daerah asal. Berkat perbincangan itu, kami jadi saling tahu kesibukan masing-masing. Saya menjadi tahu kalau teman saya, sebut saja Dekaka, adalah seorang yang sudah sangat ahli dibidangnya yaitu Jurnalistik. Ia bekerja di salah satu media online yang terkenal di Jakarta. Karena sudah ahli maka sempat Ia mengikuti sebuah program pengabdian dari salah satu NGO yang cukup terkenal di Jakarta. 

Saya juga antusias menceritakan tentang aktivitas saya saat berada di Palu termasuk dalam melibatkan diri sebagai relawan di beberapa komunitas sosial yang memiliki beberapa program pengabdian seperti menyambangi Pulau-Pulau terpencil di Indonesia dan melaksanakan kegiatan seperti mengajar, berbagi motivasi dan inspirasi serta paket semangat. Termasuk suka duka menjadi seorang relawan, mulai dari persiapan hingga eksekusi lapangan.

Perbincangan kami singkat dan santai. Namun, ada beberapa pertanyaan dan pernyataan  yang menarik perhatian saya.
"Saya pernah mengikuti salah satu kegiatan dari salah satu NGO di Jakarta. Saya ikut karena ajakan dari seorang teman. Katanya kegiatannya bagus. Waktu itu saya menjadi relawan bagian photographer. Sebelumnya saya tidak pernah mengikuti kegiatan seperti ini. Ini adalah pengalaman pertama saya. Awalnya saya sangat antusias, berharap bisa memberi manfaat lebih. Namun, kenyataannya, setelah ada satu kejadian yang akhirnya mematikan semangat saya untuk kembali terlibat di kegiatan serupa"
"kenapa ?"
"Waktu itu, saya bertugas sebagai photographer, yaa tugas saya mendokumentasikan hal-hal yang perlu saat di lapangan. Namun, setelah kegiatan selesai dan dokumentasi dikumpulkan jadi satu.. Ada seorang relawan yang waktu itu bertugas sebagai pengajar protes ke saya. Dia protes karena dokumentasi saat dia mengajar katanya kurang. Awalnya , sih saya biasa saja. Lama kelamaan ternyata makin ngefek ke saya.nya, saya jadi jarang disapa, sejak saat itu dia mulai menjaga jarak komunikasi dan hubungan kami tidak membaik..... Saya mulai berpikir ternyata ada juga orang seperti itu, mengabdi hanya untuk pencitraan.. hanya ingin sebuah foto.. Yaa akhirnya saya memutuskan untuk  tidak akan mengikuti kegiatan seperti itu lagi"
Saya terdiam mendengar pernyataan Dekaka. Ternyata ada juga ada yang seperti itu. Ingatan saya kembali melayang. Mencoba mengingat kembali. Beberapa waktu yang lalu juga pernah ada seorang teman saya yang menanyakan pertanyaan yang bernda serupa.
"Na, kira-kira kegiatan sosial apa yah yang bisa saya ikuti dalam waktu dekat? Dalam waktu dekat saya ingin apply beasiswa tapi belum pernah mengikuti kegiatan sosial. Saya pengen ikut apaa gitu biar memudahkan proses daftarnya nanti.."
Pertanyaan dan pernyataan yang hampir senada dengan hal yang teman saya ceritakan. Sebenarnya, itu hanyalah sampel. Sering saya mendapati alasan yang lainnya yang juga beragam. Nah, berdasarkan pengalaman saya, berikut ini adalah beberapa alasan orang pada akhirnya memutuskan memilih menjadi relawan.

5. Ingin Dilihat Orang (Pencitraan)
Coba tanyakan diri kita, untuk apa sebenarnya kita memilih menjadi relawan? Hanya karena ingin dilihat orang dengan harapan orang akan mengatakan "Waahh, kamu ternyata orang yang peduli, kamu hebat !" ? Supaya terlihat eksis di mata orang banyak karena banyak melakukan kegiatan sosial ? Memilih menjadi relawan hanya karena ingin dilihat orang? Yah, semoga saja kita bukanlah relawan dengan alasan seperti ini. Jangan sampai hanya menjadi ajang hunting foto keren yang kelihatannya sok peduli untuk meningkatkan jumlah followers di media sosial.

Yah, tapi saya selalu yakin volunteer yang ada saat ini pasti bukan orang-orang seperti itu. Pun kalau ada pasti jumlahnya hanyalah 0,0001% dari 100%.
  
4. Syarat untuk mendaftar suatu kegiatan atau beasiswa
Menjadi volunteer itu benar-benar istimewa. Banyak lembaga-lembaga yang pada akhirnya menjadikan orang-orang yang pernah menjadi relawan mendapatkan nilai tambah. Sehingga, banyak juga orang-orang yang pada akhirnya memaksakan diri menjadi relawan beberapa saat untuk menambah "poin" penilaian saat mengikuti kegiatan, beasiswa dan lainnnya.

3.  Tuntutan Pekerjaan, Lembaga atau Organisasi
Setiap perusahaan, instansi, lembaga maupun organisasi lainnya memiliki program pengabdian. Pada kondisi tertentu maka akan agenda untuk melakukan pengabdian di masyarakat. Tak bisa menolak. terkadang semua harus dilakukan. Mau atau tidak, suka atau tidak, yang pastinya hal itu wajib untuk dilaksanakan.

2.  Mencari Pengalaman Baru
Nah, kalau orang yang alasannya seperti ini cukup banyak. Biasanya awal-awal jadi relawan ingin memperkaya pengalaman. Harapannya dengan melakukan hal-hal baru lebih bisa mendapatkan pembelajaran baru untuk evaluasi menuju peningkatan kapasitas dan  kualitas diri dengan cara yang tidak biasa.

1. Menebar manfaat bagi sesama
Dari sekian alasan sebelumnya maka alasan inilah yang menjadi alasan utama bagi banyak orang untuk memilih menjadi relawan seutuhnya. Mencoba menjadi manusia yang bermanfaat dengan menebar manfaat bagi sesama. Pun, dalam islam diajarkan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya.

Nah, itulah 5 alasan versi pengalaman saya. Fenomena yang banyak saya temui di lapangan memang seperti itu. Namun, apapun alasan kita saat ini, itu bukanlah suatu masalah asalkan kita segera "cek niat" kita, pastikan niat kita sudah benar, jika merasa masih ada yang salah dengan alasan kita menjadi relawan maka segeralah untuk berbenah. Pastikan niat kita benar. Pastikan niat kita karena Allah, karena kita ingin menjadi sebaik-baik manusia seperti yang disabdakan Rasulullah SAW. Seperti pada beberapa hadits berikut :

 خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناس
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289)
 مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ الله فِي حَاجَتِهِ
“Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya” (Muttafaq ‘alaih)
Bukan hanya itu, Allah pun berfirman :
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)
Pada akhirnya, saya ingin menegaskan kembali bahwa menjadi Relawan atau Volunteer itu Istimewa. Pilihan jalan untuk memberi memberi manfaat bagi orang lain. Memang, banyak cara lain untuk bermanfaat. Relawan bukanlah jalan satu-satunya. Tapi, menjadi Relawan adalah pilihan. Pilihan bagi orang-orang terpilih. Pilihan bagi orang yang mau dan memberanikan diri untuk mengembil resiko lebih dalam mendukung program peningkatan kualitas hidup sesama dengan cara yang berbeda.

***
 Demikian catatan kali ini. Semoga bermanfaat. Tulisan ini juga ditujukan untuk diri sendiri. Selamat  menjadi Relawan yang Cerdas dan Berakhlak. Jangan  pernah lelah berbenah! Sampai jumpa di tulisan selanjutnya 😉😊.
Newer Posts Older Posts Home

WELCOME ABOARD!

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Makalrambot Lipu (Teringat Kampung Halaman)
    Lagu-lagu daerah Tolitoli cukup banyak yang menceritakan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya, termasuk lagu Makalrambot L...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Tinga Kinaaku (Suara hatiku)
    Naah, ini adalah salah satu lagu yang sangat terkenal juga di Tolitoli. Judulnya adalah " Tinga Kinaaku" , atau bisa diartikan seb...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Lutungan (Patriot Baolan)
    Nah, lagu ini adalah salah satu lagu fenomenal kota Tolitoli karena sering dinyanyikan dalam acara-acara kedaerahan, pun sering juga diperke...
  • 8 Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Event
    Rukmana (Delegasi Sulawesi Tengah) di  Indonesian Culture and Nationalism 2015 - Galeri Nasional Indonesia - Jakarta Pemuda dan mah...
  • Kata Kerja Transitif dan Intransitif, Apa Bedanya ?
    Materi Grammar atau aturan penulisan adalah salah satu materi utama dalam belajar bahasa Inggris. Materi verb atau kata kerja pada bagian...
  • CERITA LPDP : Jadi, sebenarnya begini...
    Pada hari itu, Selasa, 14 Agustus 2019, hanya ada perasaan sangat puas ketika keluar dari ruang wawancara 1 yang kata kebanyakan orang...
  • FORUM KAJIAN MUSLIMAH DI KAMPUNG INGGRIS
    Kesulitan Menemukan Forum-Forum Kajian Muslimah adalah salah satu hal yang sering dirasakan oleh sebagian besar orang ketika berada di kamp...
  • CERITA LPDP : Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare Kediri (64212)
    Salah satu dari beberapa hal penting yang harus disiapkan dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP, khususnya untuk tahap awal atau tahap SE...
  • Teman Seperjalanan
    Keberanian bukanlah tentang menghilangkan rasa takut. Tapi keberanian adalah ketika kita tetap melangkah, meski hati penuh keraguan, meski s...
  • SHARING AWARDEE : Persiapan Seleksi Wawancara LPDP bersama Kak RH. Andriansyah #1
    Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh.. Hey, you all, scholarship hunters, LPDP fighters.. Untuk apply sebuah beasiswa adalah se...

Categories

Beasiswa 6 Catatan 39 Cerita Saya 38 English Article 2 Kampung Inggris Pare 16 Pojok Umum 33 Refleksi 22 Tentang Toli-toli 8

Blog Archive

  • ►  2025 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (3)
    • ►  May (3)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (7)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2018 (32)
    • ►  December (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (4)
  • ▼  2017 (32)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ▼  September (4)
      • SEHAT LEBIH PENTING DARIPADA MURAH
      • BELAJAR DI KAMPUNG INGGRIS PARE (PASTI) PUNYA RESIKO
      • YOU ARE.. AH.. YOU ARE...
      • Sebenarnya, Apa Alasan Kita Memilih Menjadi Relawan ?
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2015 (24)
    • ►  December (2)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (10)
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  August (1)

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Featured Post

Memaafkan atau dimaafkan bukanlah perihal mana yang lebih baik. Keduanya adalah dua hal yang sama-sama membutuhkan keikhlasan. Kita dilatih ...

rukmana.rs

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates