Sejak kuliah di bangku S1, saya sudah bercita-cita agar bisa melanjutkan studi S2 di luar negeri. Saya merawat mimpi itu dengan baik, memupuk harapan sembari memaksimalkan ikhtiar tanpa melupakan tawakal kepada Allah meski awalnya mimpi itu sempat memudar. Bukankah sebaik-sebaik rencana adalah yang melibatkan Allah di dalam pencapaiannya?
Negara impian yang ingin saya jadikan sebagai tempat studi waktu itu adalah Jepang. Saya begitu jatuh cinta dengan negara ini karena anime Doraemon yang selalu menampilkan tentang Jepang.. Saya jatuh cinta dengan teknologinya, tata kotanya. budayanya, dan juga sakuranya (lebay yah? wkwkwk). Selain karena Jepang terkenal dengan kampus terbaik di bidang sains yang menjadi motivasi utama saya waktu itu, hal lain yang ingin saya lakukan adalah menyaksikan sakura bermekaran di negeri yang notabene memiliki julukan negeri sakura ini. Iya, juga ke Jepang pengen ngeliat sakura.. "Pasti akan sangat menyenangkan" pikirku waktu itu..
Semua berkas pendaftaran beasiswa pun ku persiapkan buat aplikasi ke Jepang, mulai dari rencana studi, proposal studi, persiapan mental untuk menghadapi "culture shock", membaca berbagai artikel tentang sistem pendidikan, dsb.. Intinya, semua tentang Jepang, dengan harapan bisa menjamah sakura secepatnya..
Rupanya, belum berjodoh dengan Jepang. Benar saja bahwa Allah itu maha membolak-balikkan hati manusia dengan mudah. Saya merubah negara tujuan di detik-detik terakhir penutupan pendaftaran beasiswa, sekitar seminggu sebelum penutupan. Keputusan yang cukup beresiko. Gimana enggak? Dalam waktu singkat tersebut saya harus merubah kampus dan rencana studi, dari yang sebelumnya tentang Jepang menjadi Belanda dan tetap memastikan persuativitasnya.. Yaa, harus kembali melakukan riset kampus dan negara tujuan..
Lah kenapa pindah? Waktu itu, saya secara tidak sengaja membaca sebuah artikel (tapi lupa artikelnya tentang apa :D, saking banyaknya hal-hal yang menarik saya temui seiring berjalannya waktu) yang membuat saya menjadi sangat tertarik dengan lingkungan, dan ingin fokus studi ke lingkungan. Saya berpikir bahwa mumpung belum submit aplikasi yasudah kenapa tidak mencoba memaksimalkan waktu yang ada. Saya menjatuhkan pilihan pada Belanda akhirnya, karena kampus pilihan saya sangat unggul dalam ilmu lingkungan, urutan #6 Worldwide, dan menjadi Universitas #1 di Belanda selama belasan tahun berturut-turut..
Alhamdulillah.. Allah beri kelancaran dalam setiap proses aplikasi beasiswanya dan kemudahan hingga touch down di Belanda.. Memang saya telah jatuh cinta dengan Jepang, tapi menjatuhkan pilihan pada Belanda karena emang ada hal-hal yang hanya bisa dimengerti oleh naluri.. Lalu, bagaimana dengan sakura? Yang ada hanyalah penerimaan, sakura tidak semenarik dulu lagi..
Saya tak berpikir bisa menemui sakura di Belanda meski ternyata ada sakura disinii... MaasyaAllah... Finally ketemu sakura, meski bukan di Jepang tapi di belahan bumi Belanda...
0 comments
It's nice to see you !