Benar saja. Hari ini saya benar-benar harus berangkat sendirian ke masjid tempat saya akan melaksanakan sholat Ied. Baiklah, saya memutuskan untuk berangkat menggunakan sepeda onthel yang disewa oleh kawan yang stay di camp kemarin, kebetulan sepeda bernomor 6 itu sedang nganggur. Maklum hari ini sendirian karena kawan-kawan yang stay di camp saya, terkhusus putri, sudah banyak yang melaksanakan sholat eid sehari sebelumnya, yang tersisa hanya kami bertiga, itupun 2 yang lainnya udah janjian sama bude untuk sholat bareng. Yaa bisa saja saya bersama mereka, tapi ada faktor lain yang akhirnya membuat saya memilih lokasi berbeda.
Sebenarnya, kemarin, sudah ada ajakan, tapi saya memutuskan untuk mengikuti arahan Umi Irma, orang yang akan menjadi Murabbiyah saya selama di rantau ini, makan okebaik, kita melaksanakan sholat di tanggal 22 Agustus. Di hari pelaksanaan, saya berangkat sedikit telat sebenarnya, untungnya saya gak telat sampai di masjid tujuan.
Memilih jalur yang berbeda menuju dan kembali pulang sengaja saya lakukan. Rute berangkat sengaja saya memilih rute selatan karena saya bisa menikmati sejuknya pagi melewati perkebunan yang ada di jalanan yang akan dilewati. Ini rute favorit saya sebenarnya. Karena menyuguhkan view mempesona yang bisa memanjakan mata saya yang doyan pemandangan alam ini.
Memang, cukup membuat saya berpeluh keringat, perjalanan yang hanya sekitar 10 menit itu sebelum akhirnya saya sampai dan mengambil posisi di posisi paling kanan yang berseberangan dengan pagar teras masjid, yang mana tepat di sebelah kanan saya terpampang tulisan yang berhasil mengalihkan perhatian saya.
Hmm.. Jadi kalau di luar masjid boleh gitu ?😕😆..
❤❤❤❤
Hari
ini saya sudah membuat janji dengan kawan dari Palu untuk
bertemu sebentar sebelum balik. Yaa, kami sudah punya janji hari
ini untuk membicarakan persiapan rencana petualangan untuk sebuah misi di Malang 😆.Syukurlah, kami tetap bisa bertemu setelah dia bersama rombongannya melaksanakan rangkaian agenda mereka, poto-poto, pun juga setelah dia sempat lupa kalau hari ini kami punya janji 😎.
Cukup lama perbincangan kami yang ditemani Pop Mie Mini yang masih hangat di sebuah warung yang bertebaran di sekitar taman Kili Suci, setelah di PHP-in sama si penjualnya, dibarengi tawa renyah si Annisa, seorang gadis yang baru saja ku kenal beberapa menit lalu. Ya, pasalnya kami udah pesan menu Ayam Bakar dan hampir 1 jam nunggu tetiba sebuah struk pembayaran diserahkan dan harus membayar sekian rupiah padahal menunya gak datang-datang... dan ternyataa semua menu habis kecuali Pop Mie yang tertata rapi disamping kanan meja yang kami duduki. Dalam hati sangat dongkol sebenarnya, kok gak ngomong dari tadi sih😒. Untunglah hari ini hari raya kalo nggak pastilah omelan saya panjang (meski cuma dalam hati dan pasti ngomelnya ke diri sendiri 😂). Pun bapak-bapak yang baru datang langsung duduk disamping meja kami dengan alat tempurnya masing2, pisau tajam yang terbungkus koran. Salah seorang bapak sempat menawarkan kami untuk ikut antrian pembagian kurban hari itu karena ternyata mereka adalah petugas qurban.. Tapi, yaa enggak ah.. gpp deh gak ada daging qurban, kita qurban perasaan aja dulu Pak 😆.
❤❤❤❤
Sudah waktunya kami
harus balik. Hari sudah semakin siang. Saya berjalan menemani kedua teman saya
menuju halaman masjid An-Nuur untuk menemukan Grab yang rupanya sudah
menunggu mereka. Kami berpisah, dan saya harus menemukan serta mendekati sepeda saya yang
parkirannya udah berpindah, mungkin petugas yang memindahkan karena
matahari semakin panas. Alhamdulillah.. sempat panik diawal karena
saya mikir kalo sepedanya raib 😑.. Panik sepanik-paniknyalah pasalnya
gak ingin kejadian, sepeda hilang, beberapa bulan lalu terulang
lagi😁😖.Beberapa saat saya memilih beristirahat sebentar, saya berteduh dibawah rindangnya salah satu pohon di halaman masjid kala itu, lagi siap2 balik ke camp. Saya sudah siap mengayuh sebenarnya hingga akhirnya Hape saya berdering. Ternyata ada sebuah pesan WhatsApp dari kawan yang membutuhkan balasan cukup panjang. Hmmm... Saya harus memanjangkan waktu disini untuk membalasnya sebelum balik. Saya pun mengambil posisi duduk ternyaman sambil tangan sibuk mengetik di HP saya yang battery-nya tinggal 15% itu.
Samar-samar terdengar suara di telinga saya yang memanggil
"Mbak.. Mbak..".
Ahh.. Abaikan saja, lagian paling yang dimaksud bukan saya, pikir saya kala itu. Ternyata suaranya makin dekat. Saya mengawasi sekitar dengan menengok kanan-kiri depan belakang. Gak ada orang lain yang mungkin dipanggil Mbak disitu selain saya, pasalnya hanya ada petugas parkir yang semuanya laki-laki. Daan ternyata benar, itu panggilan untuk saya.
Dari kejauhan tampak seorang perempuan berkerudung panjang yang sedang duduk diatas saddle sepedanya. Tak ada ukiran senyuman di raut wajahnya, hanya kekhawatiran. Saya pun mendekat.
"Mbak..
bisa tolongin saya nggak.. Ini baju saya kelilit di jeruji sepeda
mbak.. saya gak tahu gimana mau ngelepasinnya, udah narik-narik tapi gak
bisa. Mau minta bantuan teman, tapi teman saya udah balik duluan.. Hape
saya pun ada di mereka..". Kata si perempuan tadi.
"Ya Allahh.. Sini Mbak ta bantuin"..
Ini nih model nyangkutnya. Sstt.. saya ngambil gambar ini diam-diam diawal sebelum akhirnya izin buat di upload 😁✌ |
Kami pun mencoba melepaskan gamisnya yang nyangkut. Sekitar 30 menitan kami mencoba dan akhirnya bisa. Sebelumnya sempat punya ide buat digunting aja, tapi saayang makanya tetap diusahakan dulu. Huffft... Alhamdulillah..
Model gamisnya setelah berhasil ditarik |
Saya sebagai seorang perempuan yang juga sedang belajar menjadi lebih baik setidaknya paham gimana rasanya ketika harus minta tolong ke orang lain, lelaki pun, terlebih lagi jika orangnya introvert pastilah panik membahana 😆. Yaa meski di kondisi darurat bisalah..
Saya membalas dengan senyuman. Sembari meminta izin mengambil gambar buat dokumentasi sekaligus buat bahan tulisan (ini 😂 ).
❤❤❤❤
Saya akhirnya benar-benar kembali ke camp. Tadinya berharap rute balik gak terlalu menguras tenaga. Etapi ternyata, lewat
rute manapun nampaknya sama saja, sama capeknya 😅. Beberapa saat kemudian saya sadar ternyata saya lapar (lagi) meksi sudah sempat sarapan. Oohh pantas saja terasa sangat melelahkan, orang biasanya keliling pare, berkilo-kilo baik-baik saja. Saya tersenyum sendiri 😆😅.Lalu, saya membaringkan diri diatas bed merah di kamar seraya membayangkan apa yang baru saya alami. Mulai dari sepeda saya yang dipindahkan hingga saya harus nyari dulu, terus udah siap berangkat eh tau-taunya ada pesan masuk yang membuat saya lebih lama lagi disana. Hingga Allah menunjukkan bahwa kenapa saya harus tertahan sedikit lebih lama disana, yaa karena ada saudara saya yang harus saya bantu.
Kejadian hari ini adalah hal yang sudah ditetapkan sebagai satu dari sekian hal yang harus saya alami, hari ini. Gak ada alasan untuk gak terjadi karena inilah waktu yang tepat. Yap. Setiap kejadian pasti memiliki alasan tepat kenapa harus terjadi, agar kita mengambil pelajaran. Pun, tetaplah berprasangka baik atas setiap kejadian !
❤❤❤❤
"Makasih ya.. Semoga nanti ketemu lagi... dan ingat BERHATI-HATILAH BERSEPEDA SAAT MENGGUNAKAN GAMIS ATAU ROK ! Jangan sampai kayak saya, gamis pemberian teman saya ini jadi yaaa..... lihat sendiri aja 😔"
Itulah perkataan Odel diujung pertemuan kami tadi.
Masih sama. Aku kembali membalasnya dengan senyum dan anggukan seraya mulai berlalu.
Itulah pelajaran hari ini, BUAT MUSLIMAH, BERHATI-HATILAH BERSEPEDA SAAT MENGGUNAKAN GAMIS ATAU ROK ! Karena akibatnya bisa fatal !
❤❤❤❤
Okebaik,
di kesempatan berikutnya saya akan coba berbagi tentang hal-hal yang
harus diperhatikan ketika berkendaraan entah motor atau sepeda ketika
menggunakan gamis ataupun rok, karena ngomongin muslimah pasti ga bisa lepas dari yang namanya gamis ataupun rok 😉😏😏..Selamat memetik makna 💓 😄..