Al-Fatih dan Rumah Burung

Berikut adalah percakapan saya dengan seorang anak kecil yang merupakan salah satu dari sekian anak  super aktif yang pernah saya temui, namanya Al-Fatih, 4 tahun. Anak yang saya temui ketika ngajar privat calistung kakaknya, yang beda 1,5 tahun dengan sang kakak yang waktu itu masih kelas 1 SD. Ia adalah anak dari seorang dokter yang super sibuk, hingganya tak jarang kami belajar di ruang UGD Rumah Sakit Undata.


Setiap kali saya ngajarin kakaknya, pasti, dia pun ikut belajar. Tentu saja, dia akan mendapat perlakuan berbeda dari saya. Yep, biasanya saya akan menggambarkan beberapa gambar sesuai permintaannya untuk kemudian Ia warnai. Ahh.. untung saja, saya punya sedikit kemampuan untuk gambar menggambar. Lumayanlahh 😁Hihih..


Hingga suatu ketika, terjadilah percakapan singkat diantara kami.

Al-Fatih  : 
Ustadzah.. ustadzah.. buatkan gambar pohon pisang sama pohon manggis yaa (pintanya).

Saya :
Iya. Sini bukunya sayang..  

Al-Fatih
Gambarkan bunga juga, tapi yang ada potnya ustadzah yaa (pintanya lagi).

Saya :
Iya.

Al-Fatih : 
Gambarkan awan juga. 

 Saya :
(Saya hanya memjawab dengan anggukan, Sembari terus menggambar)
3 menit kemudian, gambarnya sudah selesai dan saya berikan gambarnya untuk di warnai.

Al-Fatih :
Ih ustadzah kenapa tidak ada rumahnya? Nanti siapa yg jaga pisang dgn manggisnya? Dimakan sapi nanti..

 Saya : 
Oh iya lupa, sini bukunya Ustadzah buatin rumah di gambarnya 😄.

(Dia diam memperhatikan hingga saya selesai menggambar)
Inilah hasil gambarnya

Saya :
Ini sdah selesai ! (Sambil memberikan gambar).

Al-Fatih :
Yah yah kenapa rumahnya di langit? Kenapa dekat dengan awan ? Kenapa begitu? (Protes Al-Fatih)

Saya :
(Saya mikir, iyasih bener juga.. Tapi..) Ga apa-apalah kan cuma gambar. Silahkan di warnai !.

Al-Fatih :
Ih tidak mau. Sy tidak mau rumahnya di langit, maunya d dekat pohon manggis dan pohon pisang.

Saya :
(Aduh nak 😂) Yaa sudah sini ustadzah buatin rumah lagi di bawah ( seperti gambar 2)..

Al-Fatih :
Terus kalau buat lagi, rumah yang di langit itu untuk siapa? Kan panas, dekat dgn matahari pun! 😐.
 
Saya :
Kita robohkan saja rumahnya 😎.

Al-Fatih :
Jangan Ustadzah, rumahnya untuk burung-burung saja karna burung kan suka terbang ke langit. 😎.

Saya :
Baiklah 😄.

Inilah hasil dari aktifitas menggambar kami, Rumah yang di dekat awan itulah Rumah Burung 😂
Gambarnya selesai, pun percakapan selesai dan dia kembali fokus mewarnai.

 *****
Itulah akhir dari perbicangan saya bersama Al-Fatih tentang Rumah Burung. Setidaknya, saya akhirnya menemukan satu bukti penguat lagi bahwa dibutuhkah pengetahuan yang lebih untuk menghadapi anak-anak. Hal ini terlihat dari si kecil Al-Fatih yang suka protes. Sebuah pelajaran juga dari sini bahwa ketika kita menggambar harusnya berhati-hati dan siagakan jawaban paling tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang mungkin muncul, terlebih mereka yang cukup kritis, imajinatif dan apa-apa harus logis. Pun kita juga harus paham bahwa hal ini membutuhkan kesabaran yang mumpuni karna seringkali anak-anak banyak maunya loh yaa.


Hohohooo.. selamat melatih diri ! 😊

0 comments

It's nice to see you !