Menakar Hidup Orang Lain



Pernah gak kita ngerasa kepo maksimal dengan kehidupan seseorang ? (Kalo saya sih.. Pernahlah.. tapi duluuu ckckck) Kita kok seolah penasaran banget melihat aktivitas orang lain yang antimainstream dari orang lain pada umumnya, yang kelihatannya santai, travelling sana sini, gak ngantor, dll. Sampai akhirnya kita sampai pada asumsi bahwa ngapain sih orang tersebut spending terlalu banyak waktu hanya untuk hal-hal yang kita anggap useless seperti itu.

Kita akhirnya geram sendiri dengan kehidupan mereka. Men-judge mereka gak punya tujuan hidup yang jelas. Akibatnya, jika mereka adalah orang terdekat kita pasti kita akan sangat sibuk untuk men-direct mereka pada tujuan yang menurut kita adalah “yang terbaik”. Padahal tidak ada jaminan bahwa itu adalah sesuai dengan values atau visi hidup mereka. Kita seringkali memaksakan takaran personal untuk diterapkan dalam hidup orang lain.


Kita hampir melupa atau sengaja pura-pura lupa bahwa tidak semua orang mau menceritakan planning besar dalam hidupnya ke kita, sekalipun kita adalah orang terdekat dia. Jadi, mending focus pada goal pribadi kita. Lagipula, setiap orang pasti punya tantangannya masing-masing.


Yaa. Bolehlah memberi pandangan tapi arahnya bukan langsung men-judge semau hati padahal mungkin kita hanya tahu kulit-kulitnya saja dari rencana hidup mereka. Bantulah dengan doa semoga ikhtiar mereka dimudahkan jalan-Nya.


Kalo sebaliknya gimana? Pernah gak pada posisi menjadi orang yang dikomentarin? Rasanya rasanya?


Pernah banget dan itu rada nyessek dong. Pernah dan sering diprotes karna pengennya sekolah, sekolah dan lanjut sekolah terus dan sempat dengar komentar bahwa “gak punya tujuan yang jelas”.


Banyak yang bilang ntar sia-sia saja kamu lanjut sekolah terus, mending kamu diam di kampung, daftarCdaftar (mumpung ada orang dalam katanya) biar bisa bantu keluarga.. Atau.. Ada juga yang bilang bahwa  usia kamu nambah terus loh tiap hari tapi ga nikah-nikah, yang lebih muda dari kamu saja rata-rata udah berkeluarga dan punya lebih dari satu anak, nah kamu ? Pacar mana pacar? Pacar aja ga punya. Jalan terus saja sana sini.. Ya wajarlah jodohnya ga datang-datang.


Itulah beberapa cuitan yang paling sering terdengar..


Sayangnya, mereka semua adalah orang yang tidak memahami ku sepenuhnya, tentang  seseorang yang selalunya mau berjuang diam-diam, tidak ingin disoroti, yang gamau banyak ngomong ke orang-orang selagi targetnya belum tercapai.. Iya tetap ngomong sih ke beberapa orang terdekat yang dianggap bisas dipercaya.


Mereka gak paham hal besar yang tengah kita perjuangkan dengan menjalani pilihan saat ini, studi pada setiap jenjangnya. Mereka gak paham bagaimana kita berusaha untuk menempuh jalan yang sebenar-benarnya untuk sebuah posisi pekerjaan terlebih jika itu jabatan seumur hidup. Mereka gak paham seberapa keras kita berusaha agar jalan menuju pernikahan yang kita impikan adalah jalan yang baik dan benar yang diridhoi Tuhannya.


Nah, kita akhirnya paham bagaimana buah dari giringan opini miring yang bisa jadi kita temui. Irritating. Jadi, sebaiknya aktifkan rem diri sebelum mengomentari apalagi menghakimi kehidupan orang lain. Jadilah bijak, saling menghargai. Setiap orang berhak menetapkan circles dan boundaries dalam hidupnya.


(Menulis sebentar di 03 September 2020)

Pukul 12.05 p.m. - WITA

0 comments

It's nice to see you !