Im gonna say "Sorry" for everything |
"Apa yang terjadi?", " Kamu sakit?!", " Kenapa tiba-tiba minta maaf?", "Saya tidak mengerti (*emot bertanya-tanya)". Itulah respon dari beberapa teman ketika ku kirimkan sebuah pesan singkat yang isinya tentang permohonan maaf dariku. Uhuk uhuk, responnya tak usah berlebihan. Hehe. Begitulah respon mereka ketika kukirimkan pesan singkat itu, seolah tiba-tiba saja hujan turun tanpa tanda angin kencang maupun mendung.diawal. Tenang saja kawan, diriku tak mengapa. Saat ini aku hanya ingin melatih diri untuk membiasakan diri meng-Update maaf kepada orang lain. Hal itu mulai kulakukan terhadap orang-orang terdekatku, dengan kalian yang waktuku paling banyak kuhabiskan. Bukan tak mungkin banyak hal ditengah canda dan seriusku terselip kata dan tingkah yang mungkin melukai. Mungkin kalian menampakkan wajah dan sikap yang tabah, tapi siapa tahu ada sakit dalam hati. Jadi, jangan kaget lagi yah jika akan selalu ku meminta maaf kepada kalian.
Update maaf, penting buatku. Yaps, status di media sosial saja sering di Update seperti facebook dan twitter, hampir tiap jam terus di Update. Mengapa status butuh di Update? Salah satu jawaban adalah menyelamatkan pertemanan. Sadar atau tidak, sosmed yang jarang di Update bisa membuat teman-teman dumay kita malas berhubungan dengan kita bahkan ada yang tidak tanggung-tanggung untuk Unfriend dari pertemanan. Di Unfried oleh teman dunia maya saja rasanya begitu menggores hati (:D). Apalagi di unfriend sama teman di dunia nyata, pasti sakitnya akan begitu berlipat-lipat ganda.
Senyum :) . Maaf memaafkan itu penting. Namun, masih banyak yang gengsi baik meminta maaf maupun memberi maaf. Laahh, bukannya maaf dan memaafkan itu hal yang wajib?. Nah Allah saja maha memaafkan dengan segala kemurahannya. Sebesar apapun kesalahan umatnya pasti diberi maaf, jika benar-benar telah menyesali semua kesalahannya. Lantas kita bagaimana ? Apa yang mau kita sombongkan? Mengapa harus gengsi ? (Jawab masing-masing).Tak bisa dipungkiri bahwa kadang hal itu memang sulit, apalagi kita sebagai manusia yang kurangnya sangat banyak, ada yang pendendam misalnya. Namun, bukan tak mungkin kita lakukan, semua butuh proses dan pembiasaan diri.
Hahai. Itulah hal yang coba kubiasakan saat ini. Membiasakan diri untuk Update maaf. Jadi, jangan bilang aku sakit lagi kalau tiba-tiba ku meminta maaf kepada kalian.
Selamat bermaaf-maafan
Selamat bermaaf-maafan
Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Mengerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan. Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri - Tere Liye
Kegagalan kita untuk memaafkan, kesediaan kita untuk mengakui dendam, adalah penerimaan tentang batas. Setelah itu adalah doa. Pada akhirnya kita akan tahu bahwa kita bukan hakim yang terakhir. … Di ujung sana, Tuhan lebih tahu." Goenawan Mohamad