CERITA LPDP : Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare Kediri (64212)
Salah satu dari
beberapa hal penting yang harus disiapkan dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP,
khususnya untuk tahap awal atau tahap SELEKSI ADMINISTRASI adalah menyiapkan Surat Keterangan Berbadan Sehat dan Bebas
Narkoba untuk pendaftar dengan tujuan Dalam Negeri (DN), dan tambahan Surat
Keterangan Bebas TBC untuk tujuan Luar Negeri (LN), yang
ditanda tangani dokter Rumah Sakit/Puskesmas.
Mengurus kelengkapan
yang satu ini terkadang gampang-gampang susah. Gampangnya adalah ketika kita
sedang beruntung maka kita bisa mendapatkan pelayanan ekspress alias cepat
selesai, gak lama ngantri, pun dengan biaya yang terjangkau. Susahnya adalah
ketika dapat RS yang padat pengunjung, yang ujung-ujungnya dapat antrian yang
mengular bahkan bisa berhari-hari barulah mendapat pelayanan. Coba bayangkan
kalau kita berburu deadline! Bisa-bisa kita batal daftar. Kalo sudah begini,
pasti penyesalan yang ada. Saya saja yang hampir batal daftar perasaannya
saangat tak karuan. Belum lagi, kalo dapat RS yang biayanya cukup mahal
(biasanya RS Swasta). Nah, oleh karena itu pandai-pandailah memilih tempat.
Namun, kalo ga ada pilihan lain, ya apa mau dikata. Mohon bersabar ini ujian.
Hihihii.
Sebagai pendatang
disini , Pare- Kediri, pun masih awam dengan jumlah pembayaran untuk keperluan
seperti ini, tak ragu saya melakukan riset kecil-kecilan. Saya mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya tentang biaya yang dibutuhkan, terutama tempat
terdekat, mulai dari internet, nanya kenalan teman, nelpon CS hingga datang dan
langsung nanya di RS yang bersangkutan.
Berdasarkan info
dari berbagai sumber di internet, ternyata ada beberapa tempat yang bisa jadi
alternatif beserta biayanya yang juga beragam. Bahkan, ada yang biayanya hingga
Rp1.500.000,- . OMG.. Kata siapa saya santai? Jelas tidak. Ini termasuk dalam
kategori “Sangat Mahal” bagi seorang pelajar dengan pendapatan yang masih minim
seperti saya (apalagi sudah komitmen
untuk gak minta ke orang tua). Saya masih belum bisa menerima dan terus
melakukan pencarian. Hingga akhirnya, saya mendatangi langsung RSUD Pare
Kediri, saya mendapat informasi dari petugas bahwa harga termurah adalah
Rp500.000,- ,( sebenarnya itupun sudah sangat berlebihan, tapi petugasnya
menyarankan agar biaya minimal yang disiapkan sejumlah itu, buat berjaga-jaga).
Yah, seperti itu. Jadi, saran saya, untuk yang kondisinya seperti saya,
silahkan lakukan survei harga dulu di RS-RS terdekat. Lumayan kan kalo bisa
hemat, apalagi kalo bisa hemat hingga 1 Jutaan.
Benar. Pilihan saya
adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kediri (RSUD) Pare Kediri, yang terletak di Jl.
P. Kusuma Bangsa, Pelem, Pare Kediri, dekat perempatan Tugu Garuda. RS ini
masih termasuk dalam area Kampung Inggris. Jadi, kalo ada yang kebetulan sedang
kursus dan mau daftar LPDP, tempat ini bisa dijadikan pilihan. Pelayanannya
cukup cepat dan banyak pendaftar yang memilih membuat disana (Sampe-sampe
dokternya udah hapal dan gak banyak nanya lagi) dan murah.
Yaps. Tepat tanggal
27 Mei 2019, saya datang jam 07.00 pagi dan langsung ngantri di loket pendaftaran.
Awalnya saya shocked karena melihat kursi yang disediakan di ruang tunggu sudah
penuh padahal belum ada petugas. Perasaan khawatir pun muncul, pasalnya itu
hari terakhir RS aktif sebelum cuti Lebaran, dan deadline tinggal 4 hari. Sempat badan terasa lemas
melihat keadaan sebelum akhirnya bisa bernapas lega. Ternyata, itu adalah antrian pasien BPJS. Saya
lega setelah diberitahu oleh seorang wanita tua yang baru saja datang dan duduk
ngantri untuk pelayanan pasien umum. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa duduk
dengan tenang dengan memegang kartu antrian nomor 2.
Meskipun antrian
nomor 2, tetap saja hampir 2 jam nunggu (karena datang kepagian + dengar
pengarahan dari petugas pun dengan drama singkat yang cukup menyebalkan),
barulah saya dipanggil untuk pendaftaran poli. Huff.. Saya bergumam dalam hati
“Astagfirullah.. Sabar Na”.
Nah, karena saya
termasuk pasien baru maka saya harus mengisi formulir penddaftaran untuk bisa
mendapatkan kartu pengobatan.
Setelahnya, saya menyampaikan bahwa saya ingin melakukan pemeriksaan kesehatan
untuk pembuatan Surat Keterangan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC. Setelah
nunggu sekitar 10 menit, petugas memberikan struk sejumlah pembayaran untuk
dibayar di kasir (sekitar 15 meter dari loket pendaftaran).
Tidak lama
berselang, saya kembali duduk mengantri di Poli Kesehatan untuk nunggu nama
dipanggil. Ada sekitar 4 antrian waktu itu, dan saya diantrian terakhir.
Untungnya, pelayanan tiap pasien lumayan cepat sehingga tak lagi ngantuk nunggu
lama-lama (apalagi sedang puasa). Di dalam ruangan gak banyak yang dilakukan.
Dokternya hanya memberikan beberapa pertanyaan umum dan selesai. Surat pun jadi. Bentuknya seperti dibawah ini.
Sebelum meninggalkan
ruangan, Sang dokterbertanya tentang apalagi yang harus saya urus. Saya
menjawab bahwa saya akan mengurus Surat Bebas Narkoba dan TBC. Mendengar
jawaban saya, dokter ramah itu merekomendasikan saya untuk ke Laboratorium
terlebih dahulu untuk pengambilan sampel urin. Setelah menyerahkan sampel ke
petugas, sambil nunggu hasil (sekitar 1 jam, tapi kalau banyak antrian bisa
lebih dari itu), sebaiknya langsung ke Instalasi Radiologi untuk melakukan
Rontgen untuk keperluan pembuatan SK Bebas TBC. Setelah melakukan Rontgen,
silahkan kembali ke Laboratorium untuk ngecek hasil dan buat surat. Kalo sudah,
silahkan kembali lagi ke Instalasi Radiologi untuk ngambil hasil rontgen untuk
dibawa ke poli Paru. Di Poli Paru, hasil foto ini akan dianalisa oleh dokter.
Setelahnya, tinggal nunggu hasil. Kalau negatif maka dokter akan langsung
membuatkan surat keterangan. Lantas setelahnya apalagi? Tidak ada. Semua sudah selesai.
Tidak berlama-lama.
Saya langsung mengikuti saran dokter berhijab itu. Alhamdulillah, setelah
proses panjang menunggu, antri sana sini, bolak-balik kesana kemari, saya
mendapati hasil pemeriksaan yang
menyatakan bahwa SAYA BEBAS NARKOBA, BEBAS TBC DAN SAYA SEHAT WAL’AFIAT.
Alhamdulillah.. Kekhawatiran saya beberapa hari hilang. Gimana ndak khawatir?
Pasalnya 2 hari sebelumnya, saya terserang flu berat dan masih ada jejaknya +
pusing2 karena aktivitas yang cukup padat.
Oiya, biaya yang
saya keluarkan untuk pemeriksaan di Poli Kesehatan + Surat Keterangan Sehat
adalah Rp18.000,- untuk Laboratorium + Surat
Keterangan Bebas Narkoba adalah Rp126.000,-.
Sementara, untuk Instalasi Radiologi adalah Rp76.000,-,
dan untuk Poli Paru + Surat Keterangan Bebas TBC adalah Rp22.500,-. Sekedar informasi juga, biaya pendaftaran untuk
mendapatkan kartu pengobatan adalah GRATIS. Jadi, total biayanya adalah Rp242.500,-. Murah kan?
Gambarannya seperti
itu teman-teman. Lelah? Jangan tanya lagi.. Ingat setiap prosesnya gak selalu
semulus apa yang kita bayangkan. Maka, siapkan diri teman-teman. Semoga Allah mempermudah
urusan teman-teman.
Etss.. Hampir lupa..
Satu lagi, kalau ada
pertanyaan “apakah surat ini diterima oleh pihak LPDP, terutama Surat
Keterangan TBC? Emang ga apa2 ga uji dahak ya?”, maka jawabannya adalah YA.
Surat ini diterima oleh LPDP (buktinya saya Lolos Seleksi Administrasi LPDP) meski gak uji sampel dahak. Dulu, saya pernah
menanyakan hal serupa ke dokter di RS tersebut dan dokter menjelaskan bahwa uji
sampel dahak akan dilakukan ketika hasil rontgen menunjukkan keadaan Paru yang
tidak normal.
Sekedar tambahan
juga, teman-teman harus tetap menjaga kesehatan ketika berada di rumah sakit
yah ! Terlebih ketika berada di Instalasi Radiologi dan poli Paru. Usahakan
menggunakan masker. Guys.. Mencegah lebih baik daripada mengobati bukan?
Selamat Berjuang Kawan-kawan !
1 comments
Terima kasih infonya kak
ReplyDeleteIt's nice to see you !