"Ada yang percaya bahwa di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu sesuatu. Senandung rindu yang bisa meresonansi ingatan masa lalu" |
KALA HUJAN. Malam 17 Ramadhan 1437 H. Lantunan bacaan ayat-ayat suci Al-Quran mulai menggema di segala penjuru masjid kota Palu. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.23 WITA. Aah sebentar lagi memasuki waktu sholat tarwih. Rasanya semakin tak tenang saja. Beberapa kali kucoba keluar dari warung makan itu sambil kutengadahkan wajahku ke awan. Masih belum memungkinkan untuk ku terobos. Kembali ku duduk di meja yang cukup untuk ditempati 4 orang saja. Hujan semakin deras dan nampak begitu betah.
Kukekuarkan mushaf dari dalam tasku. Berharap bisa mengejar ketertinggalan bacaanku yang beberapa lembar sambil menunggu hujan reda. Namun, 30 menit kemudian hujan belum juga reda. Mushafku ku tutup dan kembali kumasukkan ke dalam tas ungu yang kubawa saat itu. Ternyata badanku menggigil kedinginan. Sambil kuperhatikan orang-orang disekitarku. Mereka tak begitu terlihat kedinginan. Mungkin karena memang aku saja yang basah kuyup karena menerobos hujan hingga bisa kedinginan seperti ini. Kehangatan kakak-kakak yang kutemui ditempat yang sama sedikit mampu untuk mengurangi perasaan dingin yang begitu menusuk. Hujan malam ini mengantakanku pada pertemuan bersama rekan dan sahabat yang sudah lam tak berjumpa. Kembali mengingatkan mimpi-mimpi dan cipratan semangat untuk menjadi yang lebih baik.
Hujan mulai reda. Aku dan rekanku langsung beranjak pulang ke rumah masing-masing. Badan masih menggigil namun harus kupaksakan untuk bisa mengendarai si merah untuk membawaku pulang ke rumah. Diperjalanan hujan kembali deras. tak ada lagi perasaan menggigil. Kini aku kembali menikmati hujan. Kuperlambat kecepatan, kulepaskan helm yang ku gunakan hanya agar bisa menikmati hujan malam ini. Tak peduli malam, aku hanya ingin menikmati hujan..Perjalanan yang bisa ditempuh paling lama 20 menit malam ini kutempuh hampir 40 menit. Sepanjang perjalanan kutemui beberapa jalan yang terendam banjir pun hujan semakin deras saja. Meski begitu aku tetap bahagia.
Ingatanku melayang. Terbanyang aktivitas yang sudah kulakukan hari ini. Mulai dari mendapatkan kabar darurat yang membuatku merasa shock berat sehingga harus ngebut menulis semalaman suntuk. Semalaman Putri Tidur tak bisa tidur (Hihihi). Ditambah lagi harus menemui beberapa dosen dan amanah lainnya, Aah, terlalu banyak hal yang kulakukan hari ini, meski ada juga yang hanya sekedar harapan palsu. Terima kasih hari yang membuatku lelah.
Bukankah pelangi yang indah akan ada setelah hujan?
HUJAN TERIMA KASIH TELAH MENGHAPUS LELAHKU HARI INI.