DIJEBAK SUPIR ANGKOT PARE KAMPUNG INGGRIS

Made with AI Image Creator

Hari itu saya dan dua orang teman yang sedang belajar di kampung Inggris Pare berencana untuk berkunjung ke Malang. Bukan untuk sekedar jalan-jalan. Kami menemani salah seorang temanku yang waktu itu berencana akan melanjutkan S2 ke Universitas Negeri Malang. Yaps seperti itulah, UM adalah tujuan utama kami. Mumpung sedang libur. Mungkin sambilannya yah bisa jalan-jalan juga.

Bermodalkan informasi rute yang bisa kami tempuh kami sudah siap untuk berangkat. Karena beberapa saran dari beberapa orang yang saya tanya menyarankan agar sebaiknya untuk orang baru seperti kami hendaknya nyari busnya langsung ke terminal saja. Terminal Pare di desa Tulungrejo ada satu terminal. Kami disarankan untuk naik bus dari sana. Sebenarnya tanpa harus ke terminal juga kami bisa, toh kami juga sudah tahu ciri-ciri bus tujuan Malang. Tapi, karena beberapa pertimbangan akhirnya kami memutus untuk ke terminal saja. Kebetulan kami punya kontak salah satu angkot di Pare, beberapa waktu yang lalu pernah ngantar-jemput kami ke kajian islam Ustadz Hanan Attaqi, Lc di kota Kediri. Langsung saya hubungi kontak tersebut. Tidak berselang lama. Angkotnya sudah ada di depan Camp. Kami langsung go.

Sudah sekitar 15 menit perjalanan. Tapi kok belum nyampe-nyampe. Mata terus saya fokuskan pada maps di HP. Sesekali saya menanyakan pada sopir angkot apakah terminalnya masih jauh atau sudah dekat. Sopirnya hanya menjawab singkat. Tidak lama lagi, begitu jawabnya. Perjalanan sudah 20 menit tapi tak kunjung sampai. Saya mulai sadar. Ini adalah jebakan.

Pak Sopirnya menjebak kami. Kami termanfaatkan. Di awal sudah kami sudah  bersepakat bahwa dia akan mengantar kami ke terminal ke terminal terdekat di Pare, yaitu terminal Pare Kediri di desa tulungrejo yang berjarak hanya 5 km dari lokasi kami. Namun karena kami belum mengenali wilayah disana makanya percaya saja dengan apa yang si supir katakan. Biasanya saya tak pernah lepas dari maps terlebih saat di daerah baru, namun kali ini koneksi internet di hp saya sedang tidak bagus. Dan akhirnya, bukannya diantar ke Terminal Pare Tulungrejo tapi malah diantar ke ke Terminal Kota Kediri. Tragisnya lagi, kami harus membayar biaya angkot Rp20.000/rb. Memang harga yang wajar karena jarak yang sekitar 25 KM dari lokasi kami tadi. 

Saya hanya bisa menggerutu dalam hati. Mungkin bukan hanya saya yang menggerutu dalam hati, mungkin kedua teman juga. Saya tak kuasa melakukan apa-apa. Pengen protes tetapi mendadak wajah Pak Sopir berubah menjadi menyeramkan bagi saya. Yaa, sudahlah sabar saja. Meskipun membuat agenda kami berantakan dan harus membayar biaya angkot yang sama dengan tarif bus Kediri-Pare-Malang.

Bus  sudah berangkat meninggalkan Terminal Kota Kediri saat saya masih terus terpikirkan kejadian tadi. Yaah meskipun sedikit menjengkelkan tapi saya yakin pasti ada hikmah di balik semua kejadian. Hari ini saya belajar bahwa jika nanti ingin  bepergian lagi ke tempat yang baru usahakan untuk  membicarakan tentang tujuan dan tarif  dengan baik dan jelas, jangan takut untuk memastikan berulang-ulang bahwa Supir sudah tahu tujuan kita, usahakan tetap menggunakan maps, dan satu hal penting adalah harus berhati-hati pada orang baru meski kelihatan baik.

0 comments

Hai, terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat!