Ukhtiku, aku tahu kini kamu tengah dalam penantian. Penantian kedatangan Sang Pangeran yang berharap akan menjadi penggenap di dalam kehidupan segera datang. Penantian yang cukup melelahkan memang. Hehehe. Tapi bukanlah suatu hal yang berlebihan karena memang sesungguhnya hal itu adalah fitrah. Kita memang selalu berharap akan ada Ikhwan sholeh yang akan mendatangi rumah dan meminta pada orang tua.
Ukhtiku, mungkin saat ini kamu tengah berada di lingkungan dan tumbuh di sekitar orang-orang yang punya semangat untuk tumbuh menjadi lebih baik. Mungkin kamu sedang di lembaga yang sama. Entah itu lembaga dakwah, lembaga riset, lembaga advokasi, lembaga kepenulisan ataupun lembaga lainnya. Kamu dikelilingi orang-orang yang punya semangat lebih baik. Kamu berada di lingkaran orang-orang yang insyaAllah baik dan pastinya kalian akan saling mengenal dengan baik.
Ukhtiku, Jodoh itu ajaib dan tak bisa di duga. Kadang kita tidak sadar kalau dia begitu dekat dengan kita pun bahkan sebaliknya orang baru yang tak pernah kita lihat dan pikirkan sebelumnya. Bisa jadi orang yang selama ini teman baik kita, bisa jadi orang yang selam ini kita membencinya atau orang yang baru saja datang dalam kehidupan kita. Jodoh adalah rahasia. Kita tidak bisa menebak. Olehnya banyak yang risau ketika sang pangeran belum juga menampakkan dirinya.
Ukthiku, berhati-hatilah menjaga hati jangan sampai terlanjur jauh melabuhkan cinta dan harapan kepada orang secara berlebihan sebelum waktunya. Aku tahu ada banyak persepsi yang terbangun dalam dirimu perihal sang Pangeran dan bagaimana cara dia menemukan dan menjemputmu. Sekali lagi hal itupun masih rahasia. Bisa jadi yang datang itu adalah dia yang juga pernah berlembaga bersama denganmu. Tapi itu tidak masalah. Selama itu adalah niat yang didasari ketaqwaan kepada Allah dan ditempuh dengan cara yang baik dan sesuai syariat. Maka, InsyaAllah meridhoi.
Ukhtiku, sebagai perempuan biasa mungkin kamu pernah kecewa atau dikecewakan. Mungkin pernah kecewa terhadap proses yang berawal dan berujung tak sesuai harapan. Mungkin pernah kecewa dengan janji dan komitmen yang dikhianati alias di PHP , hihihi. Jika memang harus bersedih. Bersedihlah. Tapi jangan pernah berlarut-larut dalam kesedihan. Untuk apa menangisi dia yang tidak pernah memikirkan kita? Percayalah Allah telah mempersiapkan jodoh terbaik untuk masing-masing kita.
Ukhtiku, berikut adalah beberapa contoh ungkapan-ungkapan para Ikhwan kepada para Akhwat yang berhasil memikat hatinya.
"Ukhti, ana memiliki rasa ke anti dan berniat untuk serius menuju anti, tapi ana masih harus menyelesaikan beberapa tanggung jawab kurang lebih 1-2 tahun. Ana mau anti berkomitmen untuk sama-sama saling menjaga hati (red: menunggu), ana tidak mau salah memperjuangkan !"
"Ukhti, ana berniat serius untuk menujumu (katanya), namun jika kamu menolak ana tak mengapa asalkan kamu jangan memilih si Fulan, sungguh ia masih banyak cacat untukmu"
"Ana punya niat serius sama Ukhti, ana berniat untuk menemui walimu, tapi sebelum itu ana harus tahu dulu apakah anti punya perasaan yang sama ke ana atau tidak? Ana tidak mau memperjuangkan orang yang salah"
Ukhtiku, pernah kudapati ikhwah dengan ungkapan seperti ini. Yaa Ukhti, ketika kamu mendapati hal seperti ini apa yang akan kamu lakukan? (Dijawab masing-masing saja ya ukhtiku). Hal yang pasti adalah akan ada berbagai macam jawaban dari diri-diri kita.
Banyak ikhwah seperti itu, kelihatannya baik, sudah buat komitmen, tetapi ternyata eeh diluar sana sibuk membangun komitmen dengan akhwat lain pun bukan hanya itu ternyata juga sedang sibuk mendekati akhwat lain. Aku pernah mendapati ikhwan pernah mendapati yang seperti itu. . Hhmmm, kalau kondisi sudah seperti ini maka hal yang harus dilakukan adalah jangan sampai baper mendalam yah Ukhtiku.
Ukhtiku, kesepakatan untuk saling komitmen adalah bukan hal mudah. Komitmen bukanlah hal yang menjadi jaminan terlebih dalam waktu yang tidak singkat. Kebanyakan dari mereka adalah meminta komitmen. Ada berbagai alasan sebenarnya. Pernah ada alasan dari seseorang ikhwah yang meminta komitmen katanya agar sang Ikhwah tidak berjuang sia-sia dan sendirian selama waktu yang dijanjikannya. Memang terkadang kedengaran indah, tapi tak seindah yang kita bayangkan. Ada banyak sekali diantara mereka yang berkhianat tehadap komitmen yang telah dibangun. Tak jarang pihak yang paling tersakiti disini adalah pihak akhwat. Tentang komitmen mungkin bisa saja. Tapi harus tetap kita ingat satu hal bahwa Allah Maha Membolak-balikkan hati manusia. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Di luar sana banyak orang-orang baik, orang-orang shaleh dan orang-orang yang lebih taat dibanding kita. Tak mungkin kita menghalangi dia untuk kemudian beralih memilih orang yang lebih baik. Kita tidak mau pupus, jatuh dan terbaring dalam peratapan panjang dan kecewa mendalam yang tak berkesudahan. Rugi menangisi orang seperti itu.
Ukhtiku, pun pernah kutemui sebuah kisah dimana sang ikhwah yang memilih mundur karena sang akhwat yang tak mau diajak komitmen, lantas memilih pergi dan berlalu sibuk mencari dan mendekati akhwat lain. sejatinya hanya ada dua pembuktian cinta "IKHLASKAN atau HALALKAN" bukan "KOMITMENAN". Memang praktek tak semudah yang dirapalkan. Tak mudah bukan berarti tak bisa kan? Diperlukan manajemen perasaan yang apik agar perasaan tetap terjaga kestabilannya.
Ukhtiku, jika dia benar ingin melindungi dan menjagamu, sungguh itu adalah niat baik. Tapi kembali lagi, lihat proses yang dia tempuh. Apakah sudah sesuai dengan yang disyariatkan atau melanggar dari syariat. Jika dia benar-benar ingin melindungi yakin saja ia tidak akan memberikan janji-janji. Sungguh janji-janji dan komitmen itu hanya akan membuatmu merasakan kesakitan yang mendalam bila pada kenyataannya nanti kenyataan tak sesuai dengan harapanmu.
Olehnya sudah sepatutnya yang wajib dilakukan adalah sibukkan diri dengan kebaikan, terus perbaiki diri, tingkatkan kualitas iman, senantiasa melangitkan doa-doa kita hingga seluruh penjuru langit mendengar senandung doa hingga turut mengaminkan doa dan hajat kita kepada Sang Maha Cinta. Perbanyaklah melobi ke langit semoga yang terbaik segera menyambut doa dan segera menujumu. Ingat, waktu terbaik bagi orang lain belum tentu waktu terbaik bagi kita. Pun, harus diingat bahwa Siapapun yang menjadi pangeran kita kelak artinya itulah pilihan terbaik dari Allah.
Olehnya sudah sepatutnya yang wajib dilakukan adalah sibukkan diri dengan kebaikan, terus perbaiki diri, tingkatkan kualitas iman, senantiasa melangitkan doa-doa kita hingga seluruh penjuru langit mendengar senandung doa hingga turut mengaminkan doa dan hajat kita kepada Sang Maha Cinta. Perbanyaklah melobi ke langit semoga yang terbaik segera menyambut doa dan segera menujumu. Ingat, waktu terbaik bagi orang lain belum tentu waktu terbaik bagi kita. Pun, harus diingat bahwa Siapapun yang menjadi pangeran kita kelak artinya itulah pilihan terbaik dari Allah.
0 comments
It's nice to see you !