Nah, ngomong-ngomong masalah Al-Quran, di dalam
Al-Qur'an terdapat surat yang bernama Al-Hadid, yang artinya besi.
Tetapi isi surat
itu mengenai iman, infak dan cahaya. Lalu bagaimana
kaitannya dengan makna yang sebenarnya dan fakta apa saja yang dapat dijelaskan dalam surah ini?
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Sebaliknya orang munafik, yang difahami sebagai mukmin yang tidak membuktikan iman dengan infak, berada dalam kegelapan. Mereka meminta sejumput cahaya dari yang berinfak tadi, tetapi mereka justru diminta kembali ke dunia untuk mencari cahaya itu dengan berinfak, yang mustahil terjadi. Hari itu, dengan apapun, cahaya itu tidak dapat dibeli (ayat 11-16).
Lebih lanjut Allah mengharapkan kiranya sudah datang saatnya bagi manusia untuk menghidupsuburkan batin mereka, yang dipahami dengan beriman dan berinfak, yang dampaknya ditamsilkan senagaimana bumi menjadi hidup karena air. Mereka yang beriman dan berinfak itulah yang pantas diberi titel pejuang (ayat 17-19).
Lalu Allah mengingatkan bahwa kesenangan di dunia ini hanyalah sementara, sebagaimana tanaman yang tumbuh subur kemudian layu dan mati. Terserah pada manusia apakah sewaktu di dunia akan memilih azab atau kah ridho Allah di akhirat. Karena itu segeralah memutar haluan. Jangan sampai menunggu bencana datang karena kikir (ayat 20-24).
Akhirnya Allah mengisahkan bagaimana para nabi dilengkapi dengan mukjizat, wahyu dan kemuliaan. Dan terakhir Allah memanggil kaum beriman agar bertakwa dan terus-menerus meningkatkan keimanan. Dengan demikianlah mereka akan memperoleh dua karunia besar sekaligus, yaitu martabat yang tinggi dan kemampuan berbuat kebajikan, di samping memperoleh cahaya yang menuntun kebahagiaan di dunia dan ke dalam surga di akhirat (ayat 25-19).
Demikianlah, inti surat itu adalah dorongan agar manusia beriman dan berinfak, dan banyak sekali berbicara tentang cahaya. Hal itu kiranya berarti bahwa iman dan infak itulah yang membuahkan cahaya. Sebaliknya bila kita kurang beriman dan kuang infak, kehidupan kita tentu akan kelam. Apalagi bila yang diambil bukan hak kita, maka enath bagaimana pekatnya kehidupan, dan di akhirat akan terperosok ke dalam jurang neraka.
Dan karena anjuran tentang iman dan infak ini terdapat di dalam Surat Al-Hadid yang berarti besi, kiranya maksudnya adalah bahwa bila manusia beriman dan berinfak, dampaknya akan begitu kuat seperti besi. Wallaahu A'lam.
*Referensi :
E-Book Keajaiban Al-Quran (www.kwajaibanalquran.com)
E-Book Hikma Kebijaksanaan Hidup (Prof. Dr. Salman Harun)
Rahasia Besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam
Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...."
Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi
dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi
diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan
makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan dari langit", kita akan
menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting. Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi
yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa
luar.
Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut "nova" atau "supernova". Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan
kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor
dan "diturunkan ke bumi", persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut:
Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7
ketika Al Qur'an diturunkan.
Isi surat
itu mengenai iman, infak dan cahaya. Lalu bagaimana
kaitannya?
Dalam ayat
pertama Surat Al-Hadid, Allah menginformasikan bahwa seluruh alam semesta ubu
bertasbih mengagungkan kebesaran-Nya. Ini, sebagaiaman dipahami dari ayat 2-6,
karena Allah lah yang menciptakan dan memilikinya. Allah lalu
meminta manusia agar beriman dan mengorbankan sebagian kekayaan yang
sesungguhnya hanya dititipkanNya kepada manusia (ayat 7-10). Selanjutnya
dijelaskan bahwa orang yang menginfakkan hartanya itu sama artinya
denganmengutangi Allah. Orang itu di akhirat nanti akan memiliki nur
(cahaya) yang menuntun jalan mereka ke surga.
Sebaliknya orang munafik, yang difahami sebagai mukmin yang tidak membuktikan iman dengan infak, berada dalam kegelapan. Mereka meminta sejumput cahaya dari yang berinfak tadi, tetapi mereka justru diminta kembali ke dunia untuk mencari cahaya itu dengan berinfak, yang mustahil terjadi. Hari itu, dengan apapun, cahaya itu tidak dapat dibeli (ayat 11-16).
Lebih lanjut Allah mengharapkan kiranya sudah datang saatnya bagi manusia untuk menghidupsuburkan batin mereka, yang dipahami dengan beriman dan berinfak, yang dampaknya ditamsilkan senagaimana bumi menjadi hidup karena air. Mereka yang beriman dan berinfak itulah yang pantas diberi titel pejuang (ayat 17-19).
Lalu Allah mengingatkan bahwa kesenangan di dunia ini hanyalah sementara, sebagaimana tanaman yang tumbuh subur kemudian layu dan mati. Terserah pada manusia apakah sewaktu di dunia akan memilih azab atau kah ridho Allah di akhirat. Karena itu segeralah memutar haluan. Jangan sampai menunggu bencana datang karena kikir (ayat 20-24).
Akhirnya Allah mengisahkan bagaimana para nabi dilengkapi dengan mukjizat, wahyu dan kemuliaan. Dan terakhir Allah memanggil kaum beriman agar bertakwa dan terus-menerus meningkatkan keimanan. Dengan demikianlah mereka akan memperoleh dua karunia besar sekaligus, yaitu martabat yang tinggi dan kemampuan berbuat kebajikan, di samping memperoleh cahaya yang menuntun kebahagiaan di dunia dan ke dalam surga di akhirat (ayat 25-19).
Demikianlah, inti surat itu adalah dorongan agar manusia beriman dan berinfak, dan banyak sekali berbicara tentang cahaya. Hal itu kiranya berarti bahwa iman dan infak itulah yang membuahkan cahaya. Sebaliknya bila kita kurang beriman dan kuang infak, kehidupan kita tentu akan kelam. Apalagi bila yang diambil bukan hak kita, maka enath bagaimana pekatnya kehidupan, dan di akhirat akan terperosok ke dalam jurang neraka.
Dan karena anjuran tentang iman dan infak ini terdapat di dalam Surat Al-Hadid yang berarti besi, kiranya maksudnya adalah bahwa bila manusia beriman dan berinfak, dampaknya akan begitu kuat seperti besi. Wallaahu A'lam.
*Referensi :
E-Book Keajaiban Al-Quran (www.kwajaibanalquran.com)
E-Book Hikma Kebijaksanaan Hidup (Prof. Dr. Salman Harun)
0 comments
It's nice to see you !