LUAR NEGERI ITU PALU

      Sebuah pengalaman tak terlupakan hidup selama 3 hari di sebuah pulau nun terpencil di sebuah pulau di daerah kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah. Pulau Kabetan tepatnya di Dusun Bumbung. Dusun Bumbung merupakan salah satu daerah yang bisa dibilang daerah paling tertinggal  dibanding dusun-dusun lain di desa Kabetan. Itulah nama pulaunya, tanpa listrik dan tanpa air bersih. Untuk kebutuhan air bersih sehari-hari mereka harus mengambil air dari pulau seberang. Di pulau kabetan saya bersama rombongan komunitas Rumah Bahari Gemilang disambut hangat oleh anak-anak, warga dan kepala dusun setempat.

     Masih pagi sekali di esok harinya, saya dan rombongan sudah bersiap untuk melaksanakan program ekspedisi pendidikan di kelas jauh SDN Butun Kec. Ogodeide Kab. Tolitoli. Meski rasanya masih ingin beristirahat di pembaringan yang disediakan. Maklum perjalan mnuju pulau ini cukup menguras banyak energi apalagi mereka yang mabuk darat dan mabuk laut, tentunya harus beristirahat lebih. Namun, semua itu terkalahkan oleh agenda ekspedisi yang sudah dirancang sedemikian rupa. Iya, agenda ekspedisi ini salah satunya diisi dengan program mengajar. 

     Sebenarnya untuk ekspedisi kali ini saya tak punya tugas untuk jadi instruktur (sebutan untuk teman-teman tim yang akan mengajar), namun daripada saya nganggur akhirnya saya bergabung menjadi instuktur bayangan di kelompok Garuda, saya mencoba membantu kak Tiwi dan kak Ryan yang waktu itu mereka adalah instuktur tim Garuda. 

Kelompok Garuda (Kiri ke kanan : Chandra, Zukri, Jupri, Mahenra, Zulkifli & Irfan)
        Garuda. Tim kece yang merupakan satu-satunya kelompok yang anggotanya semua laki-laki sehingga butuh sedikit ekstra kerja untuk membimbing dan mengarahkan mereka. Adalah mereka, Chandra, Zukri, Jupri, Mahenra yang lebih senang dipanggil Keke, Irfan dan Zulkifli anggota dari kelompok Garuda. Selama menjadi instruktur bayangan saya sempat memperhatikan dan mencoba membandingkan dengan anak-anak yang lain, Irfan berhasil menarik perhatian saya. Yups, anaknya aktif. Sempat beberapa kali saya melemparkan pertanyaan dan langsung dijawab dengan tepat olehnya. Tak hanya itu, hal lain yang membuat saya tertarik adalah Irfan anak yang cepat tanggap dan patuh. Jadi tak heran ketika ada perintah dari instruktur Irfan yang selalu lebih dulu bergerak.

       Semua tentang cita-cita dan mimpi. Gambaran umum materi kelas belajar hari ini salah satunya adalah tentang mimpi. Saya dan instruktur  lain mencoba membantu adik-adik untuk menemukan mimpinya. Tak disangka ternyata cita-cita mereka yang paling banyak adalah menjadi tentara kemudian polisi. Iseng-iseng saya bertanya adakah  adik-adik yang ingin ke luar negeri ?. Bukan tanpa alasan saya menanyakan hal ini kepada adik-adik. Iya karena saya bercita-cita untuk melanjutkan kuliah di Luar Negeri (berharap dari mereka ada yang cita-citanya sama seperti saya :D ). Tak disangka  banyak yang unjuk tangan. Ketika saya menanyakan jawabannya. Zukri spontan menjawab "saya ingin ke Palu !". Ternyata si kecil Zukri beranggapan bahwa kota Palu itu luar negeri. 

     Saya tersenyum dan berdoa. Semoga saja semangat belajar mereka tetap membara hingga tak ada lagi adik-adik yang beranggapan luar negeri itu adalah Palu. Terima asih dik atas kisahnya. Tetap semangat meraih mimpi.


2 comments

It's nice to see you !