Menjadi Mahasiswa (Muslim/ah) Prestatif



Bisa menyandang status sebagai mahasiswa adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Di saat banyak orang-orang di luar sana yang juga sama berjuang namun masih gagal untuk meraihnya. Bersyukur  karena Allah telah memilih kita dan berkesempatan untuk berselancar di dunia mahasiswa.  Menjadi mahasiswa memiliki keunikan dan cerita tersendiri, termasuk suka duka menjadi mahasiswa.  Disisi lain, mahasiswa dituntut untuk tidak sekedar menjadi mahasiswa tapi bisa menjadi Mahasiswa Prestatif. Mahasiswa prestatif yang saya maksud disini adalah mahasiswa-mahasiswa yang aktif  dan memiliki  karya dan prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik serta memiliki aktivitas-aktivitas positif lain diluar kewajiban sebagai mahasiswa. Iya, kita tahu tugas utama sebagai  seorang mahasiswa adalah menunaikan kewajiban akademik, bergelut dengan kuliah, praktikum, mengerjakan laporan, makalah, esai, tugas akhir dengan target dan bisa menyelesaikan studi secepat mungkin untuk mendapatkan predikat cum laude. Ingin bersegera mendapatkan tambahan gelar di belakang nama. Namun, untuk menjadi mahasiswa seutuhnya tugas kita lebih dari itu. Kita dituntut untuk bisa berkarya, berkreasi dan berinovasi. Kita dituntut untuk turut mengaktifkan diri, berkompetisi, dan  menghasilkan ide-ide yang gemilang. 

Kenapa kita harus menjadi mahasiswa yang memiliki karya dan prestasi ? Ada beberapa hal yang cukup penting untuk kita ketahui. Pertama, masa mahasiswa adalah masa usia produktif dimana kita memiliki banyak ide fresh cemerlang dan semangat yang tinggi untuk take action. Ini adalah salah satu masa emas yang tidak boleh disia-siakan. Bisa jadi ide-ide yang kita miliki sekedar berakhir pada ide belaka. Apalah arti sebuah ide dan gagasan yang tidak terealisasi. Kedua, investasi masa depan. Karya yang kita hasilkan akan menjadi sebuah investasi untuk kita di masa depan nanti, mungkin akan menjadi salah satu penyumbang ide terbaik untuk kemajuan bangsa, negara dan agama. Kita tidak tahu segala kemungkinan yang akan terjadi ke depan. Olehnya, terus saja perbanyak karya dan kreasi kita. Kali aja bisa bermanfaat di kemudian hari. Alih-alih kita bisa menikmati manfaatnya pun orang lain juga. Ketiga,  mendapatkan apresiasi. Siapa sih yang tidak bangga dan senang ketika mendapat apresiasi? Bohong jika perasaannya biasa-biasa saja. Mungkin mulut bisa berkata demikian tapi yakin saja akan ada perasaan bangga dan bahagia diam-diam. Yakin atau tidak, apresiasi yang kita dapatkan mampu menjadi pendorong untuk bisa menghasilkan karya yang jauh lebih berkelas lagi. Keempat, karya adalah pembuktian. Pembuktian bahwa kita adalah orang-orang yang bisa diandalkan sesuai bidang yang kita tekuni. Dengan begitu kita akan dengan mudah menjadi orang yang diperhitungkan tanpa diminta. Kita akan mendapatkan tempat di kelompok-kelompok tertentu. Pada saatnya nanti hal-hal yang kita sampaikan akan mudah di terima, termasuk misi dakwah.

Sejatinya harus seperti itulah mahasiswa. Tak ada pengecualian sebagai mahasiswa muslim. Sebagai seorang mahasiswa muslim seharusnya mampu bersaing dengan mahasiswa lainnya. Menghasilkan karya dan prestasi, mampu berinovasi dan tampil di hadapan umum dengan tidak menanggalkan identitasnya sebagai muslim/ah. Menggemilang dengan karya dan prestasi dengan tetap berpegang teguh pada prinsip, pada aqidah, pada islam. Tetap di lajur yang benar, jangan sampaikan prinsip dan aqidah tergadaikan. Mahasiswa Muslim/ah sejati seharusnya memiliki kecerdasan yang bukan hanya ilmu dunia namun harus menyeimbangkan antara ilmu dunia dan akhirat, bukan malah terjadi ketimpangan.

Perlu diingat bahwa pilihan kita untuk menjadi mahasiswa (muslim) juga artinya adalah telah memilih untuk mengemban amanah dakwah dan harus dipertanggung jawabkan. Untuk mempertanggung jawabkan hal itu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan menjadi penyebar dakwah islam, menyebarkan dakwah dimanapun kita berada. Tentunya untuk mahasiswa lahan dakwah yang paling dekat adalah dunia kampus yang di penuhi oleh pakar akademisi. Berdakwalah dengan cara kita sendiri dengan tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan sunnah para Rasul. Berdakwah bukan hanya di masjid, berdakwah bukan hanya tugas seorang ustadz/ah, tapi berdakwah adalah selama napas masih berhembus dimanapun kaki berpijak dan itu tugas setiap muslim. Dakwah tak mengharuskanmu berceramah di depan banyak orang, tak mengharuskanmu hapal 100 hadits. Tidak !. Dengan memberi contoh karya dan prestasi, tingkah dan perkataan-perkataan yang baik, bukan dan tak lain semua itu adalah bagian dari dakwah

Nah, Amanah dari Allah juga menuntut kita untuk menjadi prestatif  sebagai bentuk pertanggungjawaban kita kepada Allah. Itulah yang dapat kita lakukan, menjadi Mahasiswa (Muslim/ah) Prestatif dengan berpegang teguh pada prinsip aqidah islam.  Mari berbenah !.

Berdakwalah dengan ilmu kimia yang kamu geluti, ilmu biologi yang kamu kuasai, ilmu matematika yang kamu sangat jago, ilmu fisika yang kamu senangi, ilmu farmasi, ilmu kedokteran, ilmu komunikasi, ilmu sejarah, ilmu bahasa, ilmu kesenian, ilmu sosial, ilmu ekonomi dan hukum serta ilmu-ilmu lainnya yang kamu dalami saat ini. Karena, berdakwah bukan hanya tugas seorang Sarjana Agama.

-----------------------------------------------------------------------------------------------
Jika ada hal yang keliru, mari saling mengingatkan! (Wallahu'alam bisshawab)


Ntms
Palu, 07-07-2017 (Pukul, 20:46 WITA)
Rukmana Suharta

1 comments

It's nice to see you !