TANGISAN RINDU DAN MALAM TAKBIRAN DI RUMAH SAKIT (RS. IRNA KABUPATEN KEDIRI, JAWA TIMUR)

Jika kemarin ramadhan hingga lebaran idul fitri 1438 H masih di rantau, maka lebaran idul adha kali ini pun masih sama. Masih di rantau juga. Hanya saja, kali ini sedikit berbeda dari kemarin. Jika  idul fitri kemarin masih di tanah sulawesi maka kali ini lebaran idul adha di tanah Jawa.  Tanah rantauan untuk 3-5 bulan kedepan. Tanah rantauan untuk kembali memulai babak perjuangan baru, kembali belajar untuk kemudian melanjutkan perjuangan untuk mimpi-mimpi yang menunggu untuk diwujudkan.
***
Kamis, 31 Agustus 2017 bertepatan dengan 09 Dzulhijjah 1438 H. Tepat satu hari sebelum hari raya iedul adha. Setelah kelas belajar hari ini selesai dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Hari ini ada buka puasa bersama member camp CLIent yang melaksanakan puasa arafah. Hari ini kelas belajar sedikit terlambat ditutup dibanding biasanya. Kelas baru selesai selepas adzan magrib (meski ga telat-telat amat sih). Setelah kelas selesai, ada beberapa member camp yang bersiap untuk pulang ke daerah asalnya. Iya, beberapa member memilih kembali ke rumah dan merayakan lebaran idul adha bersama keluarga tercinta. Yah, bagi kami yang belum bisa pulang ke rumah, tidak ada pilihan selain memilih menetap di camp. 

Seusai shalat maghrib sekitar pikul 19.25 WIB suara takbir mulai menggema, memenuhi setiap sudut ruang dan waktu malam ini. Lantunan takbir yang melayangkan ingatan yang bersebabkan rindu untuk bersua bersama keluarga, di rumah. Suara takbir semakin menajamkan rindu hingga jadilah saat itu waktu untuk mengurai rindu lewat tangisan haru biru yang merindu. Jadilah malam itu sebagai malam yang saya sebut malam "menangis rindu". Miss Dyah, Miss Mia, Miss Jum dan Miss Lya adalah yang paling merasakan kerinduan mendalam kala itu, ini terlihat dari tangisan mereka yang cukup menjadi-jadi. Yah, saya paham, bukan karena manja atau lemah. Tapi, itu adalah hal yang manusiawi. Jika dengan menangis bisa mengurai rindu, mengapa harus malu untuk menangis sebagai bukti bahwa kita selalu rindu untuk pulang? Pulang untuk mempersembahkan hal terbaik.  Lantas bagaimana dengan saya? Rindu itu pasti hanya saja saya punya cara sendiri dalam mengurai rindu yang tak satupun orang lain mengetahuinya 😆.

Setiap tempat punya cerita, setiap cerita selalu ada keunikan. Unik dan tak ada yang bisa menyamainya, tak akan pernah terulang seperti hari ini meski di tempat yang sama pun dengan orang-orang yang sama. Saya percaya selalu ada maksud Allah atas apa yang terjadi hari ini. Hehe..

Oiya, hari ini salah seorang member dari kelas belajar saya jatuh sakit dan memilih untuk berobat ke rumah sakit, pun harus di opname. Namanya Yogi berasal dari Papua. Pada akhirnya, sebagian malam takbiran kami kali ini dihabiskan di rumah sakit. Yaps, kami berjalan kaki dari camp menuju rumah sakit yang berjarak sekitar 400 M. Sebenarnya saya sedikit lelah begitupun dengan teman sekamar saya Miss Afni dari Aceh. Namun, ada hal yang lebih penting dari sekedar melepas lelah. Kami memutus untuk menjenguk teman yang sakit meski bisa dibilang lelah. Sebenarnya bukan karena apa-apa, tapi sebagai bentuk empati dan atas nama persaudaraan. Apalagi ini malam lebaran, di kampung orang, gak ada keluarga. Satu-satunya keluarga yang dia miliki disini adalah kami semua. Kamilah yang diharapkan untuk bisa menjadi penebar energi positif.
Tampak depan RSUD IRNA - Teman-teman Camp Lagi Jalan Kaki 😁

Nah, ini teman-teman Camp Putri (Ada yang lagi ngelawak 😄)


Teman-teman Camp Cowok lagi nonton di ruang tunggu RS
Tak ada harapan lain selain saling memberikan dukungan  dan saling menguatkan agar dapat kembali berjuang bersama-sama mmenjemput hal yang diingnkan. Syukurlah, kehadiran kami kala itu berhasil membuat  Yogi terlihat bisa tersenyum bahagia. Memang tidak banyak yang dapat kami lakukan. Tapi, kami yakin bahwa sesuatu yang dilakukan dengan niat baik akan mendatangkan hal baik lainnya. Semoga segera diberi kesembuhan.

***
Itulah sedikit catatan untuk hari ini. Terima kasih atas kesempatan untuk bisa mengenal kalian para pejuang. Banyak yang kurang jelas sih dari tulisannya tapi gak apa-apalah karena saya hanya sedang ingin menulis saja.

by : Rukmana Suharta
(Pare-Kediri, 31 Agustus 2017 , Pukul 22.57 WIB)






2 comments

  1. Trimakasih atas dukungannya, dan saya harap tetap terjaga silaturahminya. Maaf sudah membuat lelah teman-teman camp. Di tunggu catatan berikutnya

    ReplyDelete
  2. Wah tidak apa-apa Yogi, teman-teman camp semuanya tdk ada yang keberatan kok. Semoga silatutahimnya tetap terjaga kapanpun dan dimanapun. Semangat !

    ReplyDelete

It's nice to see you !