A Learner's Journal
  • HOME
  • GENERAL
  • REFLEKSI
  • CERITA SAYA
  • CATATAN
  • BICARA LINGKUNGAN
  • ABOUT ME
Sudah seminggu lebih keberadaanku di rumah, di kampung halaman, kampung halamanku yang sesungguhnya. Aku tahu betul kalau  selama ini kebanyakan orang hanya mengenalku sebagai  “orang Tolitoli” atau “orang Palu” tanpa tahu spesifik lokasi kampung halamanku dimana. Pinjan Kec. Tolitoli Utara Kab. Tolitoli, hanya sebagian kecil orang yang mengetahui secara pasti kampung halamanku ini. Ya benar, hampir 2 minggu sudah keberadaanku, namun kali ini tak seperti biasanya, tidak ada aktivitas seperti biasanya, belajar bersama anak-anak, di rumahku. Di beberapa kesempatan, ketika aku sedang di jalan, anak-anak yang kebetulah berpapasan denganku selalu bertanya “Kak kapan datang? Kak kapan kita belajar lagi?”. Aaahh, rasanya berat untuk menjawab tak akan ada belajar bersama kali ini olehnya aku hanya menjawab simpel “kalau kalian mau belajar ke rumah saja”, tak ada himbauan khusus. Memang,  Kali ini aku tak banyak belajar dan bermain bersama anak-anak yang biasanya selalu ramai datang ke rumah ketika aku pulang kampung, aku menahan diri untuk hal itu, meskipun tak menahan diri seutuhnya karena agenda kepulangan kali ini adalah “Family Time” dan agenda selipan “mengejar restu orang tua”. Hahahaa. Meski begitu, aku tetap meluangkan waktu untuk beberapa anak yang semangat belajar itu, meski yang paling banyak dan  sering adalah mereka yang tak lain adalah saudara sepupu, keponakan dan beberapa tetangga terdekatku. Aku tak banyak keluar rumah dan jalan-jalan touring keliling kompleks, hanya beberapa kali aku sempatkan untuk jalan-jalan. Kata seorang teman, “Keluarlah jalan-jalan biar orang sini tau bahwa kau ndak lupa pulang kampung”.




***
Suatu pagi.  tepatnya menjelang siang di hari Ahad, waktunya anak-anak libur. Tentu saja, mayoritas anak-anak akan menghabiskan waktunya untuk bermain di hari libur. Kebetulan, ada sebuah tanah lapang yang dekat dari rumahku, letaknya sekitar 6 rumah ke arah pantai. Lahan ini menjadi spot favorite anak-anak untuk bermain beragam permainan mulai dari main kelereng, main sandal, main logo (terbuat dari  batok kelapa dan bambu), main cip (main kejar-kejaran), main lompat tali, dll. 
Aku sedang duduk di teras rumah tanteku pagi itu, di waktu yang bersamaan sebuah pertengkaran antar 2 orang Ibu-Ibu di kompleks itu terjadi. Meski hanya adu mulut, namun hal itu mampu menarik perhatian banyak orang.  Adu mulut pun berlangsung cukup sengit. Aku tak tahu pasti apa akar permasalahannya apa, karena dari awal aku tak tertarik untuk mengkepoi akar masalahnya. Hanya sedikit tertangkap olehku dari orang-orang yang lalu lalang sambil berbicara dan memang orang yang sengaja datang untuk menyaksikan kegiatan itu bahwa masalahnya terjadi karena kesalahpahaman.

Perhatianku lebih tertarik ke arah aktivitas anak-anak tadi, beragam tingkatan dari kelas 1 hingga kelas 3 SD, yang tadinya asyik dengan dunianya, “bermain”, tetiba teralihkan menjadi nonton orang yang bertengkar. Mereka merapat ke lokasi pertengkaran karena memang sangat dekat dari tempat mereka bermain. Rasa penasaran tak terbendung. Hingga akhirnya, tak hanya menjadi penonton tapi juga pendengar, penyimak dan perekam.
***
Aku mencoba mendekat dan menatap dari kejauhan. Terdengar banyak sekali kata dan kalimat-kalimat kasar dalam bahasa Tolitoli dan kurang layak untuk di dengar oleh anak-anak. Gemes melihat hal ini.  Berikut ini adalah contoh kalimat yang keluar dari mulut mereka yang ku ingat dengan jelas.


“Isei kau? Memang kau pommitanaa, rambang baba, pongngupo, panako...”
“Kamu siapa? Memang kamu tukang fitnah, tukang gosip, pembohong, pencuri...”

Cukup lama adu mulut itu berlangsung hingga akhirnya bisa dilerai hingga kondisi menjadi lebih kondusif. Orang-orang yang berkumpul juga bubar termasuk anak-anak tadi. Mereka kembali bermain setelah sebelumnya sempat bergosip dulu meski dengan ala mereka.

Beberapa saat setelah itu, aku berjalan mendekati sekelompok Ibu-Ibu yang asyik bercerita sambil menjaga padi yang di jemur di halaman rumahna agar tidak di makan ayam, bebek dan itik yang berkeliaran. Pun aku menyempatkan untuk mendekati anak-anak yang sedang seru bermain.
***


“Memang kau pommitanaa, rambang baba, pongngupo, panako...
Memang kau pommitanaa, rambang baba, pongngupo, panako...
Memang kau pommitanaa, rambang baba, pongngupo, panako...
Pommitanaa...
Rambang baba...
 Pongngupo...
Panako...



Terdengar beberapa anak-anak yang sedang asyik bermain sambil menyanyikan lirik di atas dengan nada ciptaan mereka sendiri. Mereka bernyanyi sambil bergantian dan mengucap lirik dengan fasih diiringi renyahnya suara tawa mereka seolah kalimat yang mereka ucapkan merupakan kalimat yang baik-baik saja. Aku kaget dan menegur. Miris !
***
Sangat miris memang!
Namun, begitulah anak-anak, dengan mudahnya akan mudah terpengaruh dengan apa yang dilihat dan di dengarnya apalagi jika mereka mendengar dari orang-orang yang lebih tua maka hal itu akan mereka praktikkan dengan mudahnya. Hal-hal seperti ini akan merusak karakter anak bangsa jika dibiarkan terus terjadi secara berkelanjutan.  Karena anak-anak kita adalah perekam hebat, maka mari sama-sama menciptakan dan memberi contoh karakter berkehidupan yang sehat agar hal-hal yang terekam adalah hal-hal yang sehat.

Lantas, Siapa yang harus bertanggung jawab atas karakter kurang sehat yang terbentuk pada anak-anak? Ya, tentu saja bukan tanggung  jawab sepihak saja, semua pihak  harus terlibat dalam penyelamatan generasi pelanjut estafet pertahanan bangsa ini. Bukan hanya orang tua tapi semua elemen-elemen masyarakat di lingkungannya.
***
Cuaca tetiba mendung dan hujan. Aku memilih berteduh dan pulang ke rumah. Sementara, anak-anak tetap melanjutkan aktivitasnya dibawah guyuran hujan ditemani suara larangan orang tua mereka yang menyuruh untuk pulang namun terabaikan. Mereka seru bermain, sedangkan aku harus pulang dengan menjumpai fakta miris hari itu. Benar saja, Pe er kita masih belum tuntas.
Sebenarnya kebimbanganku untuk terlibat dalam agenda Rubalang The Explorer  di pulau Pangalasian dan pulau Maputi di awal tahun 2018 ini sangat besar. Bimbang dan dilema bagaimana tidak? Agenda yang sudah disiapkan sejak lama, banyak hal yang dipersiapkan dengan matang. Dan tetiba saja saya datang tanpa terlibat apappun sebelumnya. Pun kedatangannya saya tanggal 21 kemarin, yang di jemput oleh 3 orang terdekat saya, Ripda, Chaca beserta sang Suami, Habil. Hingga akhirnya, kebimbangan berubah menjadi kemantapan hati untuk terlibat tepat 1 hari sebelum kegiatan. Kehadiran seorang sahabat dekat yang juga datang datang jauh-jauh dari kabupaten Buol, rela izin dari sekolah menengah atas tempatnya mengajar, hanya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ini membuatku berubah pikiran,  "Yoweslah, gapapa ikut saja, sebelum balik ke kampung" gumamku.

Ini adalah RTE yang keempat kalinya setelah pertama kali dilaksanakan pada awal januari 2015, yang hanya berjumlah 5 orang hingga kini menjadi 50.an orang, dan tentu saja, aku belum pernah absen dari rutinitas komunitas yang selalu memiliki tempat khusus di dalam bilik hati ini. Jika ada yang bertanya, apa yang berbeda di tahun ini? Akan ku jawab "banyak". Memang, banyak yang berbeda dengan kegiatan sebelumnya. Dimulai dari aku yang move ke luar Palu kurang lebih 6 bulan lamanya membuatku tak bisa berkontribusi banyak untuk kesuksesan kegiatan ini, dan bukan hanya kegiatan ini sebenarnya tapi beberapa agenda besar dan penting lainnya. Hingga ada sedikit hal yang memaksaku untuk mengambil jarak dari komunitas yang sebenarnya selalu ku rindui ini. Disisi lain, aku sadar bahwa aku harus bertindak profesional. Harusnya aku paham dan mengerti bahwa ini urusan pribadi bukan umum apalagi urusan komunitas. Sayangnya, aku masih belum pandai mengelola ego dengan baik. Bagaimana mungkin aku lupa sedangkan laut masih selalu menjadi hal menarik untuk diperbincangkan. 😕.

"Sadar dirilah !"
Itulah seruan yang selalu ku gumamkan untuk diriku. Bagaimana tidak? Baru datang dan langsung ikut-ikutan aja, ga banyak bantu pun. Meskipun beberapa kawan mengungkapkan ketidakberatannya,
"Gak apa-apa, Kakak kan salah satu Tetua di Rubalang 😂". Aah, mereka ada-ada saja karena faktanya bukan begitu. Baiklah akan ku coba untuk membantu apa yang bisa ku bantu di waktu yang semepet itu, dan jadilah aku bagian dari seksi sibuk di bagian logistik, menemani kawan, Ripda. Hampir seharian mencari kebutuhan. Tak segan kami, aku, Ripda dan si Driver Adi, mendatangi
 tempat-tempat yang jaraknya luar biasa jauh hanyuntuk mendapatkan sayuran dan rempah-rempah segar lagi murah.
***
 27 Januari, Sekitar jam 09.30 malam, kami berangkat dari Islamic Center samping Kampus Untad menggunakan Bus Kampus Untad Andalan, yang selalu kami gunakan ketika kegiatan, pun dengan Sopir andalan pula setelah molor hampir 6 jam dari jadwal keberangkatan awal. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 5 jam dan akhirnya kami sampai di lokasi tujuan pada pukul 03 dini hari.
***



Bersambung (tulisan buru buru)


Newer Posts Older Posts Home

WELCOME ABOARD!

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Makalrambot Lipu (Teringat Kampung Halaman)
    Lagu-lagu daerah Tolitoli cukup banyak yang menceritakan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya, termasuk lagu Makalrambot L...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Tinga Kinaaku (Suara hatiku)
    Naah, ini adalah salah satu lagu yang sangat terkenal juga di Tolitoli. Judulnya adalah " Tinga Kinaaku" , atau bisa diartikan seb...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Lutungan (Patriot Baolan)
    Nah, lagu ini adalah salah satu lagu fenomenal kota Tolitoli karena sering dinyanyikan dalam acara-acara kedaerahan, pun sering juga diperke...
  • 8 Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Event
    Rukmana (Delegasi Sulawesi Tengah) di  Indonesian Culture and Nationalism 2015 - Galeri Nasional Indonesia - Jakarta Pemuda dan mah...
  • Kata Kerja Transitif dan Intransitif, Apa Bedanya ?
    Materi Grammar atau aturan penulisan adalah salah satu materi utama dalam belajar bahasa Inggris. Materi verb atau kata kerja pada bagian...
  • CERITA LPDP : Jadi, sebenarnya begini...
    Pada hari itu, Selasa, 14 Agustus 2019, hanya ada perasaan sangat puas ketika keluar dari ruang wawancara 1 yang kata kebanyakan orang...
  • FORUM KAJIAN MUSLIMAH DI KAMPUNG INGGRIS
    Kesulitan Menemukan Forum-Forum Kajian Muslimah adalah salah satu hal yang sering dirasakan oleh sebagian besar orang ketika berada di kamp...
  • CERITA LPDP : Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare Kediri (64212)
    Salah satu dari beberapa hal penting yang harus disiapkan dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP, khususnya untuk tahap awal atau tahap SE...
  • Teman Seperjalanan
    Keberanian bukanlah tentang menghilangkan rasa takut. Tapi keberanian adalah ketika kita tetap melangkah, meski hati penuh keraguan, meski s...
  • SHARING AWARDEE : Persiapan Seleksi Wawancara LPDP bersama Kak RH. Andriansyah #1
    Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh.. Hey, you all, scholarship hunters, LPDP fighters.. Untuk apply sebuah beasiswa adalah se...

Categories

Beasiswa 6 Catatan 39 Cerita Saya 38 English Article 2 Kampung Inggris Pare 16 Pojok Umum 33 Refleksi 22 Tentang Toli-toli 8

Blog Archive

  • ►  2025 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (3)
    • ►  May (3)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (7)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ▼  2018 (32)
    • ►  December (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (6)
    • ▼  February (2)
      • Anak adalah Perekam Hebat
      • CATATAN AKHIR JANUARI 2018
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (32)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2015 (24)
    • ►  December (2)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (10)
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  August (1)

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Featured Post

Memaafkan atau dimaafkan bukanlah perihal mana yang lebih baik. Keduanya adalah dua hal yang sama-sama membutuhkan keikhlasan. Kita dilatih ...

rukmana.rs

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates