Sebenarnya kebimbanganku untuk terlibat dalam agenda Rubalang The
Explorer di pulau Pangalasian dan pulau Maputi di awal tahun 2018 ini
sangat besar. Bimbang dan dilema bagaimana tidak? Agenda yang sudah
disiapkan sejak lama, banyak hal yang dipersiapkan dengan matang. Dan
tetiba saja saya datang tanpa terlibat apappun sebelumnya. Pun
kedatangannya saya tanggal 21 kemarin, yang di jemput oleh 3 orang
terdekat saya, Ripda, Chaca beserta sang Suami, Habil. Hingga akhirnya,
kebimbangan berubah menjadi kemantapan hati untuk terlibat tepat 1 hari
sebelum kegiatan. Kehadiran seorang sahabat dekat yang juga datang
datang jauh-jauh dari kabupaten Buol, rela izin dari sekolah menengah
atas tempatnya mengajar, hanya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ini
membuatku berubah pikiran, "Yoweslah, gapapa ikut saja, sebelum balik
ke kampung" gumamku.
Ini adalah RTE yang keempat kalinya setelah pertama kali dilaksanakan pada awal januari 2015, yang hanya berjumlah 5 orang hingga kini menjadi 50.an orang, dan tentu saja, aku belum pernah absen dari rutinitas komunitas yang selalu memiliki tempat khusus di dalam bilik hati ini. Jika ada yang bertanya, apa yang berbeda di tahun ini? Akan ku jawab "banyak". Memang, banyak yang berbeda dengan kegiatan sebelumnya. Dimulai dari aku yang move ke luar Palu kurang lebih 6 bulan lamanya membuatku tak bisa berkontribusi banyak untuk kesuksesan kegiatan ini, dan bukan hanya kegiatan ini sebenarnya tapi beberapa agenda besar dan penting lainnya. Hingga ada sedikit hal yang memaksaku untuk mengambil jarak dari komunitas yang sebenarnya selalu ku rindui ini. Disisi lain, aku sadar bahwa aku harus bertindak profesional. Harusnya aku paham dan mengerti bahwa ini urusan pribadi bukan umum apalagi urusan komunitas. Sayangnya, aku masih belum pandai mengelola ego dengan baik. Bagaimana mungkin aku lupa sedangkan laut masih selalu menjadi hal menarik untuk diperbincangkan. 😕.
"Sadar dirilah !"
Itulah seruan yang selalu ku gumamkan untuk diriku. Bagaimana tidak? Baru datang dan langsung ikut-ikutan aja, ga banyak bantu pun. Meskipun beberapa kawan mengungkapkan ketidakberatannya,
"Gak apa-apa, Kakak kan salah satu Tetua di Rubalang 😂". Aah, mereka ada-ada saja karena faktanya bukan begitu. Baiklah akan ku coba untuk membantu apa yang bisa ku bantu di waktu yang semepet itu, dan jadilah aku bagian dari seksi sibuk di bagian logistik, menemani kawan, Ripda. Hampir seharian mencari kebutuhan. Tak segan kami, aku, Ripda dan si Driver Adi, mendatangi
tempat-tempat yang jaraknya luar biasa jauh hanyuntuk mendapatkan sayuran dan rempah-rempah segar lagi murah.
Bersambung (tulisan buru buru)
Ini adalah RTE yang keempat kalinya setelah pertama kali dilaksanakan pada awal januari 2015, yang hanya berjumlah 5 orang hingga kini menjadi 50.an orang, dan tentu saja, aku belum pernah absen dari rutinitas komunitas yang selalu memiliki tempat khusus di dalam bilik hati ini. Jika ada yang bertanya, apa yang berbeda di tahun ini? Akan ku jawab "banyak". Memang, banyak yang berbeda dengan kegiatan sebelumnya. Dimulai dari aku yang move ke luar Palu kurang lebih 6 bulan lamanya membuatku tak bisa berkontribusi banyak untuk kesuksesan kegiatan ini, dan bukan hanya kegiatan ini sebenarnya tapi beberapa agenda besar dan penting lainnya. Hingga ada sedikit hal yang memaksaku untuk mengambil jarak dari komunitas yang sebenarnya selalu ku rindui ini. Disisi lain, aku sadar bahwa aku harus bertindak profesional. Harusnya aku paham dan mengerti bahwa ini urusan pribadi bukan umum apalagi urusan komunitas. Sayangnya, aku masih belum pandai mengelola ego dengan baik. Bagaimana mungkin aku lupa sedangkan laut masih selalu menjadi hal menarik untuk diperbincangkan. 😕.
"Sadar dirilah !"
Itulah seruan yang selalu ku gumamkan untuk diriku. Bagaimana tidak? Baru datang dan langsung ikut-ikutan aja, ga banyak bantu pun. Meskipun beberapa kawan mengungkapkan ketidakberatannya,
"Gak apa-apa, Kakak kan salah satu Tetua di Rubalang 😂". Aah, mereka ada-ada saja karena faktanya bukan begitu. Baiklah akan ku coba untuk membantu apa yang bisa ku bantu di waktu yang semepet itu, dan jadilah aku bagian dari seksi sibuk di bagian logistik, menemani kawan, Ripda. Hampir seharian mencari kebutuhan. Tak segan kami, aku, Ripda dan si Driver Adi, mendatangi
tempat-tempat yang jaraknya luar biasa jauh hanyuntuk mendapatkan sayuran dan rempah-rempah segar lagi murah.
***
27
Januari, Sekitar jam 09.30 malam, kami berangkat dari Islamic Center
samping Kampus Untad menggunakan Bus Kampus Untad Andalan, yang selalu
kami gunakan ketika kegiatan, pun dengan Sopir andalan pula setelah
molor hampir 6 jam dari jadwal keberangkatan awal. Perjalanan
menghabiskan waktu sekitar 5 jam dan akhirnya kami sampai di lokasi
tujuan pada pukul 03 dini hari.
***
Bersambung (tulisan buru buru)
0 comments
It's nice to see you !