Berikut adalah potongan percakapan yang terjadi antara aku dan seorang lelaki muda di counter check in Bandara Juanda Surabaya, sekitar 3 bulan yang lalu.
"Bagasinya over Mbak
!", kata CS.
"Ya udah, saya bawa ke kabin aja Pak !", kataku.
"Ga bisa Mbak bagasi kabin max. 6 kg artinya masih ada 5,9 kg lagi lebihnya ! Barangnya dikurangin aja simpan di tasnya!", katanya lagi.
"Teteup ga bisa Pak, itu udah saya ikat erat-erat (sepenuh hati) Pak, kalau di bongkar akan butuh waktu yg lama, bias-bisa saya ditinggalin pesawat....", aku bertahan.
"Emang isinya apa?", tanya CS lagi.
"Buku-buku saya Pak", jawabku polos.
"Terus gimana dong? Atau barangnya dtinggalin aja Mbak....?", Jawabnya dengan nada datar tanpa wajah iba dan menawarkan bantuan (sebenarnya gak berharap iba juga sih).
"Ya udah, saya bawa ke kabin aja Pak !", kataku.
"Ga bisa Mbak bagasi kabin max. 6 kg artinya masih ada 5,9 kg lagi lebihnya ! Barangnya dikurangin aja simpan di tasnya!", katanya lagi.
"Teteup ga bisa Pak, itu udah saya ikat erat-erat (sepenuh hati) Pak, kalau di bongkar akan butuh waktu yg lama, bias-bisa saya ditinggalin pesawat....", aku bertahan.
"Emang isinya apa?", tanya CS lagi.
"Buku-buku saya Pak", jawabku polos.
"Terus gimana dong? Atau barangnya dtinggalin aja Mbak....?", Jawabnya dengan nada datar tanpa wajah iba dan menawarkan bantuan (sebenarnya gak berharap iba juga sih).
"Ini
adalah buku-buku penting saya Pak. Gak mungkin saya tinggalin”, kataku.
"Kalau
tetap mau dibawa, silahkan dibayar saja Mbak”.
"Emangnya
berapa?”.
"Rp200.000,-
Mbak”.
***
Sudah kucoba untuk tawar menawar dan solusinya belum ketemu. Aku menepi ditepian antrian panjang yang kutahu orang-orang dibelakangku sedari tadi sudah terlampau gelisah akibat ulahku yang masih buntu akan solusi. Aku bisa membaca dari tatapan sinis beberapa diantara mereka, pun ada juga yang menatap seolah iba. Aah, semua mata terarah padaku.
Hening. Jujur saja, saat itu
kebingungan menggerogoti. Bagaimana tidak? Disaat segenting itu, tak ada uang pegangan yang
lebih, pas-pasan, didompet yang tersisa hanya Rp20.000. Mau nyari dari mana
coba..
***
Ditengah keheningan
dan kebingungan, seorang Lelaki Tua yang ada di
belakangku bersuara. Rupanya, iya benar, semua orang dalam antrian memang memperhatikanku.
"Emang mau kemana
Nak?",
"Palu pak",
"Kirain ke Makasaar biar barangnya digabungin sm
saya",
"Iya Pak, makasih, ku jawab disertai senyuman terbaik.
"Kenapa
gak dibayar aja?”, tanya si Bapak.
"Hehee
enggak pak..”.
***
Aku kembali mikir. Sempat terlintas untuk meninggalkan buku-buku itu. Hmmm, Yaa Allah, jika memang engkau ridho dengan buku-buku ini untuk ku bawa
pulang kembali ke kampung halamanku maka mudahkanlah proses hari ini.
***
Selang beberapa saat, Tetiba terdengar suara dari arah counter check in.
"Totalnya berapa Pak?", si Lelaki Tua itu bertanya
kepada CS.
"Rp.200.000 Pak,-", jawab
si CS.
(si Lelaki Tua itu mendekat dan menyerahkan uang sejumlah
Rp200.000 ke saya)
"Silahkan di bayar Nak !", perintahnya.
"Ta.. taapi Pak....", perkataanku belum habis.
"Sudah ambil aja, gapapa, yg semangat ya belajar ya
!", katanya singkat dan segera berlalu.
"Terima Kasih Pak!", kataku.
"Iya sama-sama".
SPEECHLESS
***
Menuai hikmah dari setiap peristiwa adalah hal yang wajib bagiku, begitupun dengan hari ini.
Kukatakan bahwa “Pertolongan
Allah itu Nyata”. Maka, mintalah pertolongan terbaik hanya kepada Allah. Meski
terkadang, memang ada hal yang tidak logis terpikirkan oleh kita tapi
percayalah jika kita meminta pertolongan kepada Allah pasti ada cara tak
terduga dari Allah untuk menolong kita.
Allah selalu punya kejutan dan bisa mendatangkan pertologan dari arah yang tidak disangka-sangka.
Allah menghadirkan si Lelaki Tua tadi dalam hidup saya saat itu. Ia adalah orang baik yang didatangkan oleh Allah. Sungguh hal yang tak pernah terlintas sedikitpun. Allah sungguh-sungguh maha baik.
Setelah semua itu, apalagi yang membuat kita meragukan Allah? Sangat sombong rasanya..
Allah selalu punya kejutan dan bisa mendatangkan pertologan dari arah yang tidak disangka-sangka.
Allah menghadirkan si Lelaki Tua tadi dalam hidup saya saat itu. Ia adalah orang baik yang didatangkan oleh Allah. Sungguh hal yang tak pernah terlintas sedikitpun. Allah sungguh-sungguh maha baik.
Setelah semua itu, apalagi yang membuat kita meragukan Allah? Sangat sombong rasanya..
Pada akhirnya, kita harus ingat bahwa segala musibah dan cobaan termasuk kesulitan adalah ketetapan Allah maka mintalah
segala kemudahan dan pertolongan hanya padanya. Seperti apa yang sudah dijanjikan Allah
dalam Al-Quran.
"Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu" (QS. Al-An'am [6] :17).
Kedua,
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan
bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta
pertolongan"(QS. An-Nahl [16] : 53)
Semua sudah sangat jelas. Maka, musnahkan segala angkuh dalam diri kita, latihlah diri untuk menjadikan Allah sebagai penolong
terhandal dalam kehidupan kita ! Jagalah
Allah dalam setiap hembusan nafas kehidupan kita !
Selamat menuai hikmah..
Selamat berbahagia..
Selamat menuai hikmah..
Selamat berbahagia..
0 comments
It's nice to see you !