A Learner's Journal
  • HOME
  • GENERAL
  • REFLEKSI
  • CERITA SAYA
  • CATATAN
  • BICARA LINGKUNGAN
  • ABOUT ME
Sedikit bercerita tentang pengalaman saya di beberapa aksi penggalangan dana untuk kemanusiaan, atau singkatnya sebut saja menjadi "Tukang Galang Dana" di jalan.

Menjalani pilihan tersebut tidak mudah sebenarnya apalagi jika kita belum memiliki persiapan yang matang terutama kesiapan mental. Dalam setiap aksi pastilah kita akan menemui banyak orang alias calon donatur dengan beragam jenis karakter ketika di lapangan. Dan, kita seharusnya siap dengan semua keadaan yang mungkin terjadi.

Pertama, ada donatur tipe malu-malu kucing dan gak tegaan. Biasanya yang kayak gini, diawal-awal gak terlalu tertarik, malu ketika pengen nyumbang, suka curi-curi pandang dalam mengetahui info dan mungkin masih galau antara mau nyumbang atau nggak, hingga akhirnya dia putusin buat nyumbang karena gak tega nolak ketika ditodong dengan kardus donasi. Mungkin dia keberatan tapi yaa. gapapa pada akhirnya.. ikhlas insya Allah..

Selanjutnya, ada yang tipenya care banget dan memiliki jiwa sosial tinggi sehingga gak nanggung-nanggung buat ngasih. Nah, mereka-mereka ini adalah tipe favorit saya. Gak hanya nyumbang tapi juga mengikutkan senyuman terbaiknya, pun kadang menyertakan motivasi tambahan yang akhirnya mampu nge-transfer energi positif ke setiap orang yang melihat dan mendengarnya. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita. Aamiin.

Masih ada lagi. Ini juga favorit saya, yaitu tipe orang-orang yang to the point. Maksudnya, kalo dia gak mau nyumbang ya langsung ngomong tanpa harus pura-pura sibuk geledah saku dan ternyata ehh gak jadi.. 😒.  Iya bener, mereka gak ngebuat kita merasa di gantung alias di-pehape-in, Karena di pehape itu gak enak 😔. Lagipula, kita juga paham kok dan gak akan maksa-maksa banget. Kita hanya sedang berusaha menjadi perantara dalam kebaikan.

Yap, benar-benar beragam memang. Mulai dari yang paling care, biasa saja, suka ngoceh balik, hingga ada pula yang suka nge-pubingin seolah gak ada orang yang lagi cas cis cus (berfaedah) di hadapannya. Dan Jujur, saya adalah tipe orang yang paling gak senang dengan orang-orang seperti ini. Apa salahnya sih masang wajah santai, biasa aja dan berikan tanda bahwa gak sedang ingin berdonasi... Kan gampang !.. Gak enaknya lagi kadang ada yang suka mandang dengan padangan remeh.. Ohh helloo please...

Iya oke, dilain sisi saya pun sadar, hal tersebut adalah sebuah kewajaran, mungkin mereka merasa risih dengan banyaknya tukang galang dana ilegal, dengan dalil yang gak jelas, dan alasan-alasan lainya. Yatapikan itu gak semua orang. Masih sangat banyak kok  stok orang jujur dan baik di dunia ini.

Rasanya ketika bertemu orang-orang seperti itu dilapangan nano-nano banget. Gemess. Ayolah.. Jangan hanya memandang dari satu sisi.

Yah itulah beberapa hal yang akan kita dapati ketika menjadi Tukang Galang Dana ketika turun di lapangan. Perasaan bisa jadi nano-nano, tampil seolah pengamen atau pengemis, bawa propoerti pendukung, kardus dan sejenisnya, panas-panasan, sering dapat penolakan bahkan kadang-kadang ada yang suka nge-underestimate. Malu ? Kadang-kadang, tapi langsung sadar kalau malu mah gak akan menguntungkan. Selama memperjuangkan kebaikan, malu, gak usah dipusingkan itu mah !..

Coba deh kita belajar untuk memandang sesuatu itu jangan dari satu sudut pandang saja, seperti foto. Sebuah foto dengan objek yang sama akan memiliki penampakan yang beda ketika diambil dari sisi yang berbeda. Dari objek yang sama bisa jadi ada yang terihat biasa saja dan ada yang sangat manis. Coba perhatikan kedua gambar dibawah ini !

https://www.hipwee.com/travel/15-foto-instagram-ini-menunjukkan-perbedaan-fotografer-dan-pemula-terlihat-banget-kan-bedanya/

https://www.hipwee.com/travel/15-foto-instagram-ini-menunjukkan-perbedaan-fotografer-dan-pemula-terlihat-banget-kan-bedanya/

Sama halnya dengan aksi galang dana di jalanan ataupun di tempat umum. Mungkin banyak yang akan beranggapan bahwa itu adalah jalan yang memalukan untuk ditempuh jika kita masih memiliki cara lain yang lebih elegan. Awalnya, saya setuju dengan hal  tersebut. Namun, rupanya gak gitugitu juga. Ada satu hal yang menurut saya banyak dilupakan oleh banyak orang yaitu peran untuk menularkan kebaikan untuk menelurkan kebaikan lain. Yap. Sadar atau tidak, ketika kita mengajak orang lain untuk berdonasi artinya kita telah mengajak orang tersebut untuk berbuat baik. Makanya, hingga saat ini saya enjoyenjoy aja buat jadi bagian dari Tukang Galang Dana ketika akan diadaka aksi. Karena dengan begitu artinya kita telah menjadi Mediator Kebaikan, menjadi perantara bagi orang-orang yang masih bingung hal baik apa yang harus mereka lakukan.

Guys, tugas kita bukan hanya untuk melakukan kebaikan tapi juga mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan.  Berhasil membuat orang lain berdonasi maka kita sudah berhasil membawa mereka dalam aktifitas gotong royong membangun kebaikan. Jadilah manusia yang bermanfaat. Tentang jumlah yang kita dapatkan tak perlu dirisaukan pun terlalu mempermasalahkan apakah kita berasal dari lembaga yang besar ataupun yang biasa saja, tugas utama kita adalah membuat orang lain percaya dan merasa aman berdonasi dengan kita serta memastikan bahwa setiap donasi mereka tersalurkan kepada yang seharusnya.

So, jangan malu jadi tukang galang dana di jalan selagi itu untuk segala kebaikan dan kemaslahatan umat.

Wajah memerah, mata  menatap ke langit-langit kosong, berusaha membendung sekumpulan butiran bening yang membanjiri hingga kadang membuat sang pandang menjadi kabur. Kedua bibir ku gigit keras, sederhana, hanya agar tak ada air mata yang tumpah. Kupaksa bibir melengkungkan senyum simetris yang tidak begitu alami. Sebenarnya, saya gak pernah tahu apa penyebabnya, tapi sedikitnya bisa ku tebak. Pesan-pesan yang bunyinya senada yang seringkali datang, Kapan pulang?, pesan dan syair-syair kerinduan yang ku terima, mungkin berhasil mengasah kerinduan hingga semakin tajam saja rindu itu. Yaa, mungkin saya begitu rindu. 

Inilah yang terjadi, bukan sekali namun ini adalah yang kesekian kalinya. Tanpa mikir saya ada dimana, entah di dalam kelas, di keramaian, ataupun sedang apa termasuk saat sedang ngisi kelas, ada-ada saja hal yang tetiba membuat suasana hati, seketika, berubah. Seolah suasana  tetiba menjadi hal yang begitu menyakiti hingga rasanya pengen nangis sejadi-jadinya, serasa butuh sandaran, kadang-kadang. Ya, terkadang. 

Saya benci membahas rindu sebenarnya. Bahasan tentang rindu yang belum bisa diurai hanya akan menjadi pengecut hati. Kecut, masam, gak enak. Terlebuh saat menyadari bahwa masih panjang waktu yang harus dilalui untuk menempuh apa yang sedang menjadi tujuan saat ini, sebelum akhirnya harus pulang ke tujuan akhir, Rumah. Dan, di dalam setiap kisah dalam rentang waktu itulah, rindu itu semakin menyiksa.

Karena se setrong apapun seseorang, tetap saja yang namanya rindu itu tetap bisa saja menyergap, namanya juga manusia. Bagi seorang “saya” yang gak se-setrong yang dibayangkan banyak orang ini, menangis adalah hal yang sering menjadi pilihan karena setelah itulah saya akan merasa kembali siap untuk menghadapi apapun yang akan saya hadapi, seolah ada energi baru. Menangis tanda manja 😎 ? Gak juga😉. Nangis artinya ada hal yang sudah kita sadari dan ketika itulah kita paham bahwa kita harus berhenti menangis. Yaa paling nggak dengan nangis lebih membuat air mata kita lebih bermanfaat. Hitung-hitung negbersihin mata juga dari butiran debu yang mungkin nyangkut ketika beraktifitas di luar 😁😂.

Pasti. Alasan kita ada di jalan ini adalah karena kita harus mengumpul bekal sebanyak-banyaknya untuk kecukupan di tempat tujuan akhir kita, demi kesejahteraan dan kelayakan hidup kelak. Seperti yang dituliskan oleh Fiersa Besari dalam bukunya yang berjudul “Arah Langkah” bahwa Sejauh apapun kita berjalan tujuan akhir kita adalah rumah. Ya, artinya kita harus pulang, ke rumah. Tujuan akhir kita adalah rumah beserta segala yang ada di dalamnya.

Pada akhirnya, sekali lagi, saya pengen bilang bahwa segala hal yang menuntut kita untuk berselimut lelah saat ini hanyalah karena kita harus pulang. Ya, pulang ke rumah, entah itu rumah singgah, Dunia, maupun rumah sebenarnya, Akhirat. Maka, tetaplah berbingkai kesabaran. Tangguhlah dalam setiap tantangan. Semailah rindu agar kita mampu merasakan nikmatnya bersua, saat kembali ke rumah.

Sungguh! Saya sungguh-sungguh ingin nangis sejadi-jadinya, saat ini. Sungguh! Saya benar-benar rindu. Rindu Rumah 💕.

Menjalin kedekatan dengan setiap orang yang baru saya temui, bukanlah perkara gampang semudah mengatakan “oke gugel” lalu tinggal sebutin kata kunci dan seketika apa yang saya cari dan butuhkan langsung tersaji di layar hape. Buat orang yang datar, introvert, sejenis saya ini, membutuhkan treatment khusus untuk menghadapi realitas tersebut. Tentulah, ini gak mudah. Harus melatih mengendalikan ego yang kadang suka menghasut pikiran ini untuk “sudahlah.. ngapain juga ngurusin mereka.. urusin aja urusan kamu sendiri”.


Hampir setiap saat saya harus nge-force diri buat bisa akrab sama orang baru hingga kadang saya pun butuh imbost-force biar tetap prima 😆, karena saya sadar hal itu sangat perlu, di setiap periode yang durasinya cukup beragam, yang pada waktunya saya akan bertemu orang baru dengan karakter yang variatif pula. 


Ya pastilah. Saya harus berhasil olehnya berbagai jurus pataba (baca : ampuh) pun diterapkan sebagai penunjang misi tersebut, dan setiap keberhasilan selalu saya anggap sebagai prestasi, pun saya turut puas akan hal itu. Hihihiii...


Berhasil memang. Namun, disisi lain ada hal yang lebih menguras perasaan dibanding nge-force buat mengakrabkan diri ke orang-orang baru yaitu, ketika penghujung periode tiba, ketika saya ada pada tahap lagi nyaman-nyamannya dengan mereka yang sudah berubah menjadi akrab,tak lagi baru, tanpa saya sadari bahwa masa belajar mereka telah selesai dan harus kembali, pulang, atau tetiba pulang dadakan akibat berbagai hal. Aah, rasanya pengen nahan, jangan dulu pulang, tapi emang loh siapa ? Lagipula mereka emang harus balik ke kehidupan mereka yang nyata karena banyak hal yang sudah menunggu mereka.


Hiks 😧😩.. Kalau ini terjadi sekali dua kali sih sante aja. Gak enaknya, ini terjadinya berkali-kali. Rasanya lelah juga ketika harus menyiapkan ruang untuk merindu setiap masa yang sempat terlalui bersama ketika mereka pergi. Hampir setiap periode seperti itu.. 

Mereka pergi, dan ada yang datang. Sederhananya, saya punya rutinitas, pe er tetap, siap menyambut dan siap melepas. Dan itu adalah hal yang paling gak enak yang pernah saya rasakan. Iya sih saya ingat, emang katanya bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Iya, ini artinya bahwa, pada siklusnya, saya diwajibkan untuk siaga dalam sambutan selamat datang dan menyiapkan ruang rindu setelah mengucap selamat tinggal.


Bukan kata selamat tinggal sih sebenarnya, hanya sebuah pesan pertemuan kembali. Saya gak pernah suka kata selamat tinggal, karena seolah itu menjadi akhir dari sebuah pertemuan, semuanya. Ucapan “Sampai jumpa lagi di lain waktu” lebih menjadi andalan saya karena saya yakin bahwa perpisahan dari sebuah awal pertemuan mampu membawa kita kembali pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Saya hanya bisa pastikan bahwa setiap cerita yang terukir akan menjadi salah satu momen terbaik dalam hidup saya, orang-orangnya dan kisah-kisahnya yang unik 😊.

Hhmm.. Iya.. Siklus ini cukup menyakiti 💔.. 

Saya jadi ingat lagi sebuah statement “Pare Jahat”. Diam-diam saya turut setuju meski dengan masih banyak gejolak tanya. Aaahh.. Sebenarnya siapa yang jahat ?..
Newer Posts Older Posts Home

WELCOME ABOARD!

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Makalrambot Lipu (Teringat Kampung Halaman)
    Lagu-lagu daerah Tolitoli cukup banyak yang menceritakan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya, termasuk lagu Makalrambot L...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Tinga Kinaaku (Suara hatiku)
    Naah, ini adalah salah satu lagu yang sangat terkenal juga di Tolitoli. Judulnya adalah " Tinga Kinaaku" , atau bisa diartikan seb...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Lutungan (Patriot Baolan)
    Nah, lagu ini adalah salah satu lagu fenomenal kota Tolitoli karena sering dinyanyikan dalam acara-acara kedaerahan, pun sering juga diperke...
  • 8 Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Event
    Rukmana (Delegasi Sulawesi Tengah) di  Indonesian Culture and Nationalism 2015 - Galeri Nasional Indonesia - Jakarta Pemuda dan mah...
  • Kata Kerja Transitif dan Intransitif, Apa Bedanya ?
    Materi Grammar atau aturan penulisan adalah salah satu materi utama dalam belajar bahasa Inggris. Materi verb atau kata kerja pada bagian...
  • CERITA LPDP : Jadi, sebenarnya begini...
    Pada hari itu, Selasa, 14 Agustus 2019, hanya ada perasaan sangat puas ketika keluar dari ruang wawancara 1 yang kata kebanyakan orang...
  • FORUM KAJIAN MUSLIMAH DI KAMPUNG INGGRIS
    Kesulitan Menemukan Forum-Forum Kajian Muslimah adalah salah satu hal yang sering dirasakan oleh sebagian besar orang ketika berada di kamp...
  • CERITA LPDP : Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare Kediri (64212)
    Salah satu dari beberapa hal penting yang harus disiapkan dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP, khususnya untuk tahap awal atau tahap SE...
  • Teman Seperjalanan
    Keberanian bukanlah tentang menghilangkan rasa takut. Tapi keberanian adalah ketika kita tetap melangkah, meski hati penuh keraguan, meski s...
  • SHARING AWARDEE : Persiapan Seleksi Wawancara LPDP bersama Kak RH. Andriansyah #1
    Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh.. Hey, you all, scholarship hunters, LPDP fighters.. Untuk apply sebuah beasiswa adalah se...

Categories

Beasiswa 6 Catatan 39 Cerita Saya 38 English Article 2 Kampung Inggris Pare 16 Pojok Umum 33 Refleksi 22 Tentang Toli-toli 8

Blog Archive

  • ►  2025 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (3)
    • ►  May (3)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (7)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ▼  2018 (32)
    • ►  December (3)
    • ►  October (1)
    • ▼  September (3)
      • Gak Perlu Malu Jadi "Tukang Galang Dana" di Jalan !
      • Rindu Rumah
      • Siapa yang Jahat ?
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (32)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2015 (24)
    • ►  December (2)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (10)
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  August (1)

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Featured Post

Memaafkan atau dimaafkan bukanlah perihal mana yang lebih baik. Keduanya adalah dua hal yang sama-sama membutuhkan keikhlasan. Kita dilatih ...

rukmana.rs

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates