Balloons |
"NGUNGKAPIN PERASAAN TAPI GAK NGAJAK NIKAH, JUGA GAK NGAJAK PACARAN"
Benar saja, respon netijen pasti selalu cepat pada konten postingan seperti ini. Terbukti, beberapa menit kemudian, ternyata banyak yang berkomentar. Jika ingin dirangkum
menjadi sebuah kesimpulan, maka pertanyaannya hanya 2 dari 12 orang yang merespon. Pertama, "itu KODE untuk seseorang ya?” (mungkin ada yan berpikir saya sedang memberi morse kepada someone, aii), dan yan kedua “itu PENGALAMAN PRIBADI ya?" 😀.
Iyah, seperti itu. Hadeuhh.. Saya suka bertanya-tanya, apa iya masih jaman ya
kode-kodean, morse-morse-an kayak jaman pramuka waktu SD? Pun coba cek umur ! 😆.
Menurut saya, ini menarik dan cukup mengusik, makanya saya ingin mengabadikannya lewat tulisan di jurnal ini. Saya ingin menguraikan beberapa hal yang berhubungan dengan hal tersebut. Untuk membuat hati senang maka anggap saja ini sejenis Q n A tapi kategori "ala-ala".
Wkwkwk..
Sebelum mulai, sedikit keterangan bahwa sebenarnya, kutipan di
bukunya Mbak Dewi itu bukanlah referensi pertama yang saya baca yang nge-mention tentang salah satu
dari berbagai tipe laki-laki atau ikhwan yang berpeluang untuk ditemukan di
muka bumi ini. Banyak sumber-sumber lain yang menjelaskan tipe-tipe dari mereka,
pun dengan penjelasan yang cukup detail, sudah pernah saya baca sebelumnya.
Nah, kembali ke poin utama. Saya akan mengurai masing-masing pertanyaan tersebut.
Pertanyaan pertama, "itu KODE untuk seseorang ya?”
Menjawabnya cukup berat anyway 😁. Jawabannya adala Iya iya enggak. Maksudnya ? Yap.
Sebenarnya, tidak ada niat untuk memberi tanda ke siapapun. Namun, hal tersebut lebih pada sebuah harapan bahwa setiap orang yang membaca bisa mengambil hikmah dibaliknya. Seperti itulah hingga akhirnya rilislah status tersebut 😇.
Tapi, kalo ada yang merasa ter-kode (terutama para ikhwan), saya malah bersyukur, saaaangat senang. Semoga bisa jadi bahan introspeksi agar tidak ada lagi orang yang melakukan hal serupa di kemudian hari.
Overall, sebenarnya ini lebih pada menjadi reminder buat diri pribadi dan orang-orang di sekitar saya, terutama adik, kawan-kawan dan saudara-saudara terdekat lainnya.
Overall, sebenarnya ini lebih pada menjadi reminder buat diri pribadi dan orang-orang di sekitar saya, terutama adik, kawan-kawan dan saudara-saudara terdekat lainnya.
Pertanyaan Kedua “ itu PENGALAMAN PRIBADI ya?”
Jawabannya bisa saya katakan Iya. Saya pernah
menemui orang dengan tipe seperti itu dengan mengalami lansung. Juga, saya banyak mendengar
cerita-cerita tentang ikhwan yang modus dari orang-orang dengan berbagai latar
belakang yang berbeda-beda dari orang-orang di sekitar saya.
Saya sebenarnya heran dengan orang-orang seperti itu, yang bisa
dibilang bahwa mereka sudah paham bahwa pacaran atau tindakan semacamnya itu tidak dibenarkan. Pun sudah
khatam dengan langkah apa yang seharusnya ditempuh ketika mendeteksi adanya
gelombang rasa di hati. Ketika jatuh cinta maka temui wali, ta’aruf, khitbah,
akad, dan SAH. Setelahnya, gak bakalan ada haters yang akan mengganggu. Karena rules yang disyariatkan sudah seperti itu.
Sayangnya, banyak fakta kemudian yang masih menunjukkan pengabaian orang-orang
akan hal tersebut. Mereka memilih untuk langsung menyampaikan rasa yang ada
dengan berbagai alasan seperti:
“...sy udah gak sanggup menahan gejolak ini, makanya sy mengungkapkan
semua rasa ini... 😆”
atau
“saya
denger ada yg mau serius sama kamu.. maka saya ungkapin.. saya gak mau keduluan
sama dia...👤”
Kalau saya yang dapat orang seperti ini. Pastila langsung blak-blakan menyampaikan ke mereka. Tidak perlu sungkan, selama tujuannya adalah untuk kebaikan bersama.
Hal yang paling aneh lagi adalah mereka nggak ngajak pacaran karna paham pacaran gak boleh, nggajak nikah juga enggak. Parahnya lagi, banyak juga yang setelah ngungkapin yang katanya rasa yang ada itu langsung menghilang tanpa jejak.
Hal yang paling aneh lagi adalah mereka nggak ngajak pacaran karna paham pacaran gak boleh, nggajak nikah juga enggak. Parahnya lagi, banyak juga yang setelah ngungkapin yang katanya rasa yang ada itu langsung menghilang tanpa jejak.
Pastilah saya bingung. Apa coba tujuan mereka ngomong kayak gitu? Kalo pada akhirnya gak ada keputusan dan kejelasan sama sekali. Itu sama saja namanya dengan PHP.
Laki-laki harusnya paham bahwa ketika kalian ngungkapin
sesuatu ke seorang perempuan, apalagi hal sensitif seperti perasaan. Banyak yang akhirnya terperangkap dan BAPER.
Meski mungkin banyak juga diantara mereka yang terlihat biasa aja, menahan perasaan, terutama mereka yang senantiasa belajar taat.
Yaa Akhi Tampan Sholeh..
Baca kelanjutannya di : Yaa Akhi Tampan Sholeh, Yaa Ukhti Cantik Manis Sholehah
Baca kelanjutannya di : Yaa Akhi Tampan Sholeh, Yaa Ukhti Cantik Manis Sholehah