GENGSI KEBABLASAN

Gengsi adalah kehormatan dan pengaruh yang diperoleh karena perbuatan besar. Perbuatan besar  bukan barang atau kepemilikan yang besar besar, hal ini harus dipahami sebaik-baiknya. Tak bisa dipungkiri berdasarkan realitas yang ada saat ini masyarakat terlihat semakin materialistis. Yah, materialistis kebanyakan orang dipuji karena kekayaan materi. Kebanyakan masyarakat merasa bangga jika kaya harta dan merasa terhina ketika dalam keadaan miskin. Sehingga berbagai cara ditempuh untuk memperoleh kekayaan. Gengsi dapat meberikan dampak positif dan negative. Gengsi mampu membuat orang lebih dinamis dan berkembang akan tetapi dampak negative yang ditimbulkan yaitu kadang cara-cara yang salah tetap dilakukan untuk memperoleh kekayaan. Orang berebutan untuk menjadi kaya atau disebut kaya dengan jalan apapun. Bahkan ada yang sampai menipu, mencuri, korupsi atau apapun, yang penting kaya dan menjadi orang terpandang.
 
Kenapa kita membeli Hp yang jauh lebih mahal dari keperluan kita? Kenapa harus beli mobil yang mahal sekali yang jauh daripada kebutuhan kita? Kenapa kita sering tak mau mengalah dan terlibat dalam perdebatan dengan orang lain? Kenapa banyak orang berkelahi bahkan sampai membunuh hanya karena tersinggung oleh masalah kecil? Kenapa Orang banyak berhutang untuk Gaya Hidup yang Maksimal, dengan Pendapatan minimal?. Jawabnya demi gengsi. Satu kata yang cukup membuat harga diri terusik. Kebanyakan kita merasa gengsi kalau tak punya baju bagus, HP terbaru atau Gadget Mutakhir. Bahkan kita gengsi untuk meminta maaf meskipun kita tau kita salah atau karena usia kita lebih tua. Manusia ingin dihargai. Namun sayangnya kita sering kebablasan, kita aus akan kebanggaan diri yang tidak ada habisnya. Diri kita ingin selalu menang dari orang lain, ingin selalu dihormati, ingin dilayani. Kita mati-matian melindungi diri kita agar tidak disinggung orang, agar tidak direndahkan atau dihina. Maka seumur hidup kita sibuk melindungi harga diri kita.Kenapa orang bangga kalau punya barang mewah? Kenapa orang malu kalau tak punya? Hanya karena orang ingin merasa diri lebih baik daripada orang lain. 

Banyak orang salah kaprah Gengsi diawali dari kebanggaan yang berlebihan atas apa yang dimilikinya dan dirasa sempurna daripada orang lain. Sehingga dapat memperkecil kepekaan sosial. Ia bisa saja menganggap semua urusan diluar dirinya bukan urusannya. Terutama pada kaum yang lebih rendah dibawahnya. Seandainya gengsi atau malu bisa dihilangkan asalkan pekerjaan tersebut halal dan tidak melanggar hukum saya kira pengangguran bisa ditekan. Masih banyak disekeliling kita bahwa setelah selesai sekolah atau kuliah ada bekerja di tempat yang sesuai jurusannya, atau dengan kata lain menjadi karyawan disebuah perusahaan atau pegawai negeri. Harus diakui Gengsi itu memberi rasa nikmat pada ego kita. Banyak orang yang karena memakan Gengsi hidup dalam sebuah dilema, Gonta-ganti HP, punya barang bagus, tetapi Ujung-ujungnya Hutang Yang besar dan menggunung serta dikejar-kejar oleh Debt Kolektot. Sungguh tak nyaman bukan?.
Lantas apa yang menyebabkan rasa gengsi ini?. Yah alasan yang pasti juga  karena budaya dan norma kita. Paling tidak ada tiga alasan budaya dan norma yang membuat gengsi ini menjadi kebutuhan yang cepat terjadi. Pertama, konsumen Indonesia menyukai untuk sosialisasi. Ini kemudian mendorong seseorang untuk pamer atau tergoda untuk saling pamer. Kedua, kita masih menganut budaya feodal. Inilah yang menciptakan kelas-kelas sosial. Akhirnya, terjadi pemberontakan untuk cepat pindah kelas. Walau belum sesungguhnya pindah kelas, tetapi bisa dimulai dengan pamer terlebih dahulu. Ketiga, masyarakat kita mengukur kesuksesan adalah dengan materi dan jabatan. Akhirnya, banyak di antara kita ingin menunjukkan kesuksesan dengan cara memperlihatkan banyaknya materi yang dimiliki. Akhirnya melupakan aspek-aspek yang lain yang lebih penting.
Sahabat coba renungkan apa gunanya dihargai hanya dengan menunjukkan hal yang diperoleh dengan cara yang tidak baik?. Jika seseorang yang paham tentang gengsi tentu akan lebih bangga jika bisa membantu dan bermanfaat bagi orang lain tanpa diketahui orang tersebut, dibanding berbuat sedikit tapi dibesar-besarkan, hal itu hanya memperlihatkan ketiadaan saja, hanya menghasilkan kesombongan diri yang notabene merupakan sifat buruk. Kita tidak perlu gengsi. Orang yang mengejar gengsi itu sebenarnya sedang kehausan untuk dihargai? Karena bisa jadi penghargaan yang datang dari diri sendiri tidaklah mencukupi untuk memuaskan batin sehingga masih perlu mencari dan mendapatkan tambahan dosis pengakuan dari luar. Penghormatan dari luar untuk perilaku yang tidak bermanfaat, apalah gunanya?.

Ada beberapa tips  untuk menghilangkan Gengsi :
  • Senantiasa bersyukur atas apa yang telah dimiliki. Nikmati saja apa yang Anda punyai, dan bukan yang tidak Anda punyai.
  • Lakukan sesuatu dengan hati yang memang tahu mengapa Anda patut melakukan itu, tak ada lagi yang namanya ikut-ikutan trend. yang pasti hanya sesaat.
  • Berikan kesempatan diri Anda dihargai karena hasil Fikiran dan Perbuatan Anda.
  • Menjadi rendah hati & Hidup Sederhana. 
  • Jadilah Diri anda sendiri, anda adalah unik dan luar biasa. 
Penyakit hati ini memang tidak mudah untuk ditindas. Gengsi akan terus ada selama kita tidak menyadarkan diri sendiri dengan observasi bahwa manusia itu sama. Diciptakan dengan kulit yang bersih dan sewaktu-waktu bisa kotor oleh tanah, juga diciptakan dengan rasa malu. Jadi tak ada alasan buat kita untuk gengsi melakukan hal yang baik meskipun banyak yang berada di luar kebiasaan manusia. Pendorong dari gengsi adalah gencarnya iklan dan promosi yang menempatkan gengsi sebagai bagian utama. Akibatnya, masyarakat yang sudah memiliki potensi untuk mementingkan gengsi. Sering dengar padi yang makin berisi itu seharusnya makin merunduk. Tetapi, isi padi masyrakat yang terlalu mementingkan gengsi cuma seringan kapas. Jadi Masihkan Perlu Gengsi dalam Hidup. Coba tanyakan Ke Hati Dan Akal anda.

0 comments

It's nice to see you !