AYAH DAN IBUMU CEMBURU

    
    Dedaunan kering nampak berserakan di halaman belakang rumah Riry. Daun-daun kuning dari pohon-pohon yang tumbuh disana nampak tegar menunggu antrian untuk dihempaskan oleh angin berpindah dari tempat biasanya Ia bergantung. Mengakhiri kehidupan sebelumnya dan akan terbuang entahkah Ia sempat memberi manfaat atau tidak. Entahlah, tapi tibalah masa mereka untuk terhempas dan jatuh berserakan ditanah. Terik matahari yang akhirnya membuat mereka kehilangan segala kekuatan hingga akhirnya yang tersisa hanyalah dedaunan yang kering kerontang. 

    Ayunan langkah Riry ditengah dedaunan kering tak lantas memberikan suasana aman bagi daun-daun tersebut hingga mereka terinjak menjadi puing-puing dedaunan kering yang sebentar lagi akan terurai menjadi senyawa-senyawa kimia dengan dibantu oleh mikroorganisme. Riry berjalan tergesa-gesa melewati dedaunan kering yang berserakan dihalaman rumahnya. Tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dengan daun-daun tersebut setelah Ia menginjaknya. Dalam pikirannya hanyalah ingin segera sampai dirumah dan memastikan bahwa Ibunya baik-baik saja. Riry terburu-buru pulang karena ketika berada di kampus masuk pesan singkat dari Hand Phone Ibunya yang mengatakan bahwa keluarganya di rumah keracunan. Panik, cemas dan takut itulah perasaannya kala itu.

     Sesampainya di rumah Ia sedikit terkejut melihat kenyataan bahwa Ibunya baik-baik saja tanpa kekurangan suatu apapun. Spontan perasaan panik, cemas dan takut yang menggelayut dalam pikirannya berubah menjadi kesal minta ampun.
    "Loh, Ibu nggak apa-apakan ? Ibu sehat-sehat aja kan?", tanya Riry sesampainya dihadapan Ibunya seraya meraih dan mencium tangan Ibunya.
        "Iya Ibu baik-baik saja ! Emang kenapa kok sepertinya cemas gitu?", tanya Ibu.
        "Nggak knapa-napa kok bu. Tapi, kok isi smsnya kayak gitu sih, tadi aku tuh lagi pimpin rapat loh bu, rapatnya penting gitu karna kegiatannya 2 hari lagi. Aku kan jadi panik kasian teman-temanku di kampus ", kata Riry.
    "Itu pasti kerjaan adik kamu tuh si Yayan abis dia kesepian katanya gimana kamu kakaknya satu-satunya nggak pernah tinggal di rumah, kerjanya seharian di kampus terus pulang rumah langsung tidur. Yayan gak punya temen main", Jelas Ibu Riry sambil tersenyum  karena mengetahui bahwa itu ulah Yayan, adik Riry.
     Riry terdiam sambil menghela napas panjang. Ada perasaan kesal dalam hati Riry karena merasa dibohongi oleh Adiknya yang masih duduk di kelas 2 SMP. Tanpa memikirkan perasaan Ibu dan Adiknya, tanpa berlama-lama Ia langsung bersiap-siap dan kembali bergegas menuju kampus. Ia harus kembali melanjutkan rapat persiapan kegiatan besar yang akan dilaksanakan. Ibu sudah mencegahnya  karena beberapa hari belakangan kondisi kesehatan Riry sempat terganggu, kata dokter Riry terlalu kelelahan. Tapi Ibu tak bisa mencegahmya karena Ibu tahu Riry akan menolak. Ibu sabar saja menghadapi Riry.
---
    Riry Pramadhani adalah gadis manis berusia 21 tahun. Riry  mempunyai seorang adik Yanzah Muthia yang biasa dipanggil Yayan. Riry adalah anak yang aktif di kampus, terlibat dalam organisasi-organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Hingga tak heran waktu di luar lebih banyak dibanding waktu di rumah karena harus membagi waktu untuk organisasi yang diikutinya. Riry sangat mencintai organisasinya. Namun, hal itu tak lantas membuat nilai akademiknya menurun. Bahkan Riry adalah salah satu mahasiswa berprestasi di kampusnya. Riry mampu membuktikan bahwa ditengah kesibukan organisasinya tak membuatnya lalai dari kewajiban akademiknya sehingga Ia selalu mendapat dukungan penuh dari Keluarganya. Tak hanya itu Riry juga memiliki banyak sahabat. Tapi ada 3 orang sahabat terdekatnya dengan karakter yang berbeda-beda. 
    Nana, Uci dan Fizah, itulah sahabat-sahabat Riry. Nana adalah sahabat Riry yang juga terlibat aktif dalam organisasi dan komunitas sosial, Nana tinggal di kos-kosan karena jauh dari orang tua sehingga sepadat apapun aktivitasnya tak lantas menjadi masalah serius. Uci juga salah satu sahabat Riry yang sama aktifnya tetapi Uci ibarat "Cinderella"  bagi Riry, yang jam pulang setiap harinya telah ditentukan. Uci termasuk sahabat Riry yang tak pernah lupa untuk mengalokasikan waktunya untuk keluarga. Sedangkan Fizah berbeda dengan Nana dan Uci, Fizah cenderung lebih fokus dengan aktivitas akademiknya dan enggan untuk bergabung di organisasi selain Lembaga yang berhubungan dengan dakwah. Keempat sahabat ini adalah sahabat yang kompak saling melengkapi dan saling menasehati. Dari Fizah mereka belajar untuk tidak lalai dari kewajiban akademik sebagai mahasiswa dan muslim serta menyediakan waktu untuk keluarga. Dari Nana Riry bisa belajar bagaimana hidup diperantauan dan dari Uci Riry belajar untuk lebih mencintai keluarga.
                                                                                           ----
     Setiap hari dikala hari mulai petang Ibu selalu menelpon atau via sms untuk  Riry agar bisa pulang lebih cepat jika urusan telah selesai. Namun, seringkali Riry mengajukan banyak alasan sehingga terkadang telat pulang ke rumah. Riry lebih banyak menghabiskan waktu bersama sahabat dan teman-temannya yang lain membahas agenda yang akan mereka lakukan. Hingga suatu ketika mereka tengah berkumpul. Riry mendapat sms dari ponsel Ibunya. isi pesannya "Riry, Ayah tadi pingsan dan sekarang akan dibawa ke rumah sakit. Kamu cepat pulang yah, kasian adik kamu gak ada yang nemenin di rumah".  Riry tak peduli Ia berpikir bahwa itu adalah ulah adiknya, karena sudah seringkali adiknya berbuat demikian.
         Diam-diam sikap Riry yang seperti itu mendapat perhatian dari sahabatnya.
         "Ry, tadi aku gak sengaja liat sms di HP kkamu tuh, kok masih disini sih? blom balik?", Tanya Uci.
        "Yah palingan si Yayan yg sms kayak gitu, aku udah gak bisa ditipu sama dia", Jawab Riry santai.
         "Yah kalau beneran gimana?", tanya Uci.
      "Nggak, itu pasti candaannya Yayan aja! Kamu tenang aja, sbntar lagi kitakan selesai agendanya", jawabnya santai sambil membolak-balikkan  catatan yang dipegangnya.
     "udahan dulu deh rapatnya aku udah dapat sms nih udah disuruh pulang sm mama dirumah, karna tinggal aku yg ditungguin untuk mulai acara keluarga di rumahku", kata Fizah.
       "yah kalian kok takut banget gak ikut acara keluarga, datang telat dikit kan ga apa-apa !", sela Riry.
      "kok ngomongnya gitu sih Ry,, sesibuk apapun kita, sepenting apapun urusan kita. Kita harus tetap luangkan juga waktu untuk keluarga. Keluarga juga butuh kita seperti agenda-agenda yang kita susun membutuhkan kita. Ingat Ry, lagipula keluarga itu gak pengen banyak-banyak kok dari kita, dengan kita hadir dan ada disaat yang mereka inginkan itu sudah sangat membahagiakan mereka", Tambah Nana.
      "Ry, dengan kita meluangkan waktu untuk orang tua, itu sudah menjadi salah satu bentuk balas jasa kepada orang tua kita. Tahu tidak, jangan biarkan Ayah dan Ibumu cemburu karena kamu jarang dirumah karena kesibukanmu", sela Uci. Kemudian melanjutkan "Kasian Yayan dia juga pengen kamu anggap adik yang benar-benar adik".
        "Kalo gitu kita pending aja dulu rapatnya besok kita lanjut lagi", pungkas Nana sambil merapikan buku dan mematikan laptop dan segera menuju parkiran.
Riry tak berkomentar apa-apa dan menuruti saja. Nampaknya Ia memikirkan perkataan dari teman-temannya. Sesampainya dirumah Riry baru mengetahui bahwa sms tadi yang diterimanya bukan akal-akalan Yayan semata. Riry mendapati Ayah tengah terbaring istirahat setelah tadi dari rumah sakit. 
--------
        Setelah kejadian itu, ada perubahan yang terjadi pada diri Riry. Kini Ia tak pernah lupa dan selalu mengusahakan untuk ikut dalam setiap agenda keluarga, mengayomi adiknya sehingga adiknya merasa dianggap. Kehadiran Kita ditengah Keluarga akan memberikan Semangat dan Keharmonisan dalam kehidupan. Riry jadi tahu betapa pentingnya untuk hari ditengah-tengah keluarga. Jadi, sesibuk apapun kita, entah beneran sibuk atau sok sibuk jangan pernah lupa meluangkan waktu untuk keluarga. Untuk yang jauh dari orang Tua. Jika memang urusannya benar-benar telah selesai jangan tunda-tunda lagi. segera pulanglah ke kampung halaman dan obatilah kerinduan keluarga kalian. Jangan biarkan Keluargamu merindu. Jangan biarkan Ayah dan Ibumu Cemburu !.

0 comments

It's nice to see you !