Setiap pencapaian yang sudah ku genggam hari ini sejatinya adalah sebuah proses panjang yang bukanlah perkara mudah. Membutuhkan kesabaran yang berlebih dalam melewati semuanya. Tak terkecuali hadirnya orang-orang istimewa yang datang dalam kehidupan dengan membawa peran sebagai motivator dan inspirator. Melewati tantangan untuk sama-sama berjalan seiringan menuju mimpi-mimpi. Saling membantu dan ingatkan dalam setiap kebaikan dan menghindarkan diri dari hal-hal yang negatif. Impian kita berbeda, meski tujuan akhir kita sama, sama-sama berharapkan Jannah. Sebut saja dia Purnama. Purnama yang menjadi iring-iringan langkah yang bermula dari nol.
Banyak cerita dan momen yang sudah berhasil kami ciptakan untuk kemudian dikenang di masa terdepan nanti. Kedekatan pertama kali terjalin di akhir tahun 2012, tepat status kami waktu itu adalah mahasiswa baru di Universitas Tadulako Palu, aku adalah mahasiswa yang secara administratif terdaftar sebagai mahasiswa jurusan S1 Kimia FMIPA, sedangkan Purnama diterima sebagai mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FKIK. Sama-sama menjadi penerima beasiswa bidik misi membuat kami sering dipertemukan dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidik Misi kala itu. Hingga banyak waktu kami yang terhabiskan bersama-sama. Kami memang berasal dari daerah yang sama yaitu Kab. Tolitoli pun dari sekolah tingkat atas yang sama. Namun, kala itu belum terpikir kalau kami akan sedekat hari ini. Purnama adalah sosok yang aktif di organisasi sekolah termasuk OSIS dan memiliki jabatan inti di OSIS sekolah. Aku ingat betul, semasa SMA aku hanya biasa melihatnya dari jauh, jika bertemu hal yang kami lakukan paling hanya saling melempar senyuman yang terkadang hanya sebagai formalitas belaka. Pernah juga kami pulang sekolah dengan naik becak yang sama, kalau tidak salah nama tukang becaknya "Chen", hanya sedikit perbincangan yang terjadi karena jujur aku adalah sosok orang yang termasuk pendiam apalagi bertemu dengan orang baru.
Tuhan memang punya skenario terbaik untuk setiap hamba-Nya. Kami dipertemukan di universitas yang sama, menjadi dekat dan memutus untuk menetapkan serta menuliskan mimpi-mimpi kami. Kami berspakat untuk mengejar mimpi-mimpi itu, saling mendukung, saling mengingatkan dan senantiasa meninggikan semangat untuk terus belajar dan menjadi lebih baik hingga apa yang kami cita-citakan bisa tercapai. Kami selalu percaya mantra ajaib Man Jadda wa Jada. Pernah kami mengikuti sebuah lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional dan alhamdulillah kami lolos 10 besar dan berkesempatan mempresentasikan karya yang kami tulis di Universitas Hasanudin Makassar. Padahal bisa dibilang kami tak memiliki kemampuan menulis sebelumnya, tapi kami percaya bahwa jika kita bersungguh-sungguh maka segala kemungkinan bisa saja terjadi, tidak boleh ragu dan jangan lupa untuk mengandalkan Allah. Di akhir tahun 2016, kami berhasil tampil di panggung yang sama, panggung Tadulako Menginspirasi untuk berbagi. Tak harus sama dengan yang lain, kami berbagi sesuai dengan bidang expert kami. Pun di beberapa kesempatan lain juga sama. Kami senantiasa mendukung satu sama lain. Saling antar ke bandara adalah tradisi terlebih saat akan mengikuti event. Pokoknya Purnama terbaiklah.
Nekat buat kegiatan meski hanya berdua (Pinjan, Kec Tolitoli Utara, Kab. Tolitoli) |
Mendongeng berdua di TK Dewi Sartika (Desa Bambaira, Kec. Mamuju Utara, Sulawesi Barat) |
Mendongeng di TK Al-Khairat Desa Lambara, Kec. Sigi |
Purnama adalah partner paling paham. Partner melakukan berbagai macam hal mulai dari yang biasa, alay hingga yang terkadang kedengaran "gila". Itulah kami. Kami hanya ingin terus menebar kebaikan dimanapun kaki berpijak. Kadang jadi bijak terutama saat berbicara masalah "hati" (aku tahu sesungguhnya dia benar-benar bijak) dan tak tanggung-tanggung menjadi orang paling lucu, humoris dan alay. Ke-alay-an yang biasa kambuh disaat aku sedang "Moody". Purnama adalah sahabatku, dan bukan hanya dia tapi juga keluarganya.
Nampak indah dan harmonis kelihatannya. Tapi, sesungguhnya semua tak seindah itu. Banyak problem yang kami lewati mulai dari hal yang terlihat sepele hingga permasalahan yang sedikit lebih serius. Pernah marahan? Iya pernah, mulai dari marah yang kecil, sedang hinnga marah besar (marah besar versi kami lain lagi yaa :-D). Ketika marah hal yang kami lakukan adalah saling merenung kemudian saling bermaafan-maafan, meski kadang ada yang gensi harus meminta maaf lebih dulu. Aah, paling sayang. Persahabatan kami cita rasanya beda. Dari luar terlihat tak ada romantis-romantisnya. Paling-paling saat dia sakit saja (BUkan di doain sakit ya, wkwkwk). Tapi itulah kami dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Semoga tetap menjadi sahabat hingga ke Jannah.
****
Tepat maret 2017 kami sama-sama wisuda. Setelah itu, dia harus kembali melanjutkan perjalanan. Dia harus berjalan duluan untuk menjemput mimpinya. Sedangkan aku? Aku masih memilih bertahan disini untuk menuntaskan beberapa kewajiban sebelum kembali berjalan menjemput impian. Baik-baik yah disana. Persahabatan ini tak lekang oleh jarak. Tetap berkarya agar saat nanti kita bertemu di masa depan, cerita sukses terhebat versi kita dapat saling kita kabarkan.
Catatan Ramadhan 1438 H
[Palu, 10.23 am. WITA, 29/05/17, 03 Ramadhan 1438H]
0 comments
It's nice to see you !