A Learner's Journal
  • HOME
  • GENERAL
  • REFLEKSI
  • CERITA SAYA
  • CATATAN
  • BICARA LINGKUNGAN
  • ABOUT ME

Aku bukannya tak percaya lagi padamu. Tapi, karena memang tak semua hal harus ku ceritakan padamu, dan kamu pun tak harus tahu semua tentangku. Bukan aku mengharapkan, aku hanya tak tahu apakah nanti kita masih sedekat ini atau malah berbalik.

Kamu tenang saja. Aku tak mengapa, masih selalu baik-baik saja. Harapanku, kita terus bisa serapat ini hingga nanti.

Hhhmm... Ada sedikit kerancuan dalam pikiranmu.

Sudahi dulu. Aku pergi yaa !

Tenang saja. Kamu masih sahabatku, dan aku masih percaya denganmu.

Jika butuh bantuan, jangan sungkan menghubungiku ya ! 😉

(Pinjan, 09 April 2017)
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya pasti dihadapkan pada yang namanya interaksi sosial. Dalam hal ini, kita seolah dipaksa untuk melakukan hal tersebut, mulai dari interaksi atas dasar  formalitas saja hingga memang karena ada bahasan mengenai berbagai hal yang benar-benar krusial.

Menjalin pertemanan adalah salah satu bentuk dari interaksi tersebut Berteman dekat hingga akhirnya menamakan hubungan tersebut sebagai persahabatan.

Cobalah sejenak kita menjawab pertanyaan sederhana ini, apakah selama ini kita bisa berteman baik dengan semua orang? Apakah kita bisa akrab dengan semua orang? Apakah kita bisa merasa nyaman dengan semua orang hingga menamakan diri sebagai sahabat? Saya yakin bahwa mayoritas akan menjawab “Tidak”.

Adalah hal manusiawi ketika kita memiliki kecenderungan dalam memilih lingkungan dalam pergaulan. Tidak bisa dipungkiri memang, Kita akan lebih memilih menghabiskan lebih banyak waktu bersama orang-orang yang kita nyaman berbicara dengannya, orang-orang  yang topik apapun kita bahas dengannya selalu nyambung, orang-orang yang kita bisa menjadi diri sendiri ketika bersamanya tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain, orang-orang yang dengannya mampu mebuka cakrawala berpikir kita. Singkatnya, kita akan merasa enjoy ketika berhadapan dengan lawan bicara yang menggenggam erat  visi yang sama dengan kita.  

Menemukan partner yang pas itu ibarat sebuah kutub magnet yang tarik menarik sedangkan jika dipertemukan dengan partner yang kurang cocok ibarat dua kutub magnet yang saling tolak menolak. Ada tarikan dan ada tolakan, dan semuanya terjadi begitu saja secara otodidak.
 “Bertemanlah atau bersahabatlah apa adanya”

Pada keseharian kita, tentunya tidak asing lagi dengan pernyataan tersebut. Umum, orang pada umumnya, akan memahami bahwa hal ini maksudnya adalah kita diharapkan bisa berteman dengan semua orang apapun kondisinya, menerima apapun  kekurangannya, karena sejatinya memang manusia tidak ada yang sempurna.

Sudah ter-set dengan baik di kepala banyak ornag bahwa memang kita harus seperti itu, Efeknya adalah hampir dimanapun selalu terngiang pernyataan berteman apa adanya.

Saya ingin kembali ke pertanyaan singkat tersebut diatas. Ketika kita menjawab tidak maka artinya kita belum bisa menerima seseorang sebagai sahabat “apa adanya”. Iya, harusnya ketika kita mengatakan bahwa kita menerima apa adanya harusnya kita bisa menjadi sahabat bagi setiap orang. 

Faktanya, pasti ada banyak hal yang akan kita pertimbangkan ketika kita memilih sahabat.Saya yakin akan hal tersebut.

Saya adalah seorang introvert yang menganut prinsip untuk memilih "sahabat ada apanya”, memiliki kriteria yang wajib terpenuhi  tentang orang-orang yang ingin saya jadikan sahabat. Iya, saya akan berusaha untuk mendekatkan diri dengan mereka yang senantiasa terlibat dan melibatkan diri dalam kebaikan, dengan mereka yang senantiasa berbenah dengan terus belajar untuk menjadi sebaik-baik manusia. Paling minimal adalah mereka memiliki kemauan untuk jadi lebih baik. Bukan hanya belajar untuk kesuksesan di dunia tetapi juga mempersiapkan diri untuk menggapai bahagia di akhirat kelak. 

Kesadaran akan manusia adalah makhluk yang jauh kesempurnaan darinya tetap tertanam baik dalam pemahaman saya olehnya saya pun terus belajar untuk berproses untuk menjadi lebih baik.

Ingatkah kita dengan hadits Rasulullah yang menyabdakan bahwa agama seorang teman itu bergantung pada agama temannya. Dari sini kita paham bahwa secara tidak langsung Rasulullahh telah memberikan maklumat bahwa kita diminta untuk menemukan teman yang nantinya mampu mengarahkan kita pada kebaikan.

Pun ingatkah kita akan sebuah pepatah yang mengatakan bahwa barang siapa yang berteman dengan pandai besi pasti akan kecipratan api dan barang siapa yang berteman dengan seorang penjual minyak wangi pastilah Ia akan kecipratan percikan wanginya.

Bukan hanya itu, ketika kita memiliki ketertarikan terhadap suatu bidang maka pastilah kita akan lebih dekat dengan orang-orang yang memiliki kesamaan minat dengan kita. Maka, ketika kita masih mempertimbangkan hal-hal seperti visi artinya kita masih berteman bukan “apa adanya” tetapi “ada apanya”.

Sayangnya, selama ini, telah mengakar dalam pikiran kita bahwa berteman ada apanya hanya melulu tentang ada harta yang bisa kita kecipratan manis-manisnya, popularitas yang kita bisa numpang eksis dan tenar, jabatan tinggi yang dengannya akan mempermudah kita untuk menuntaskan urusan kita, kepintarannya yang dengannya kita akan mudah mengerjakan PR dan mendapat nilai yang baik sehingga kita akan dengan mudah menjadi yang terbaik di kelas. Pokoknya citra negatif-lah yang selalu terbangun tentang pernyataan tersebut.

Dengan lingkup pertemanan yang lainnya, apakah saya menarik diri dan tidak berinteraksi dengan mereka? Jawabannya tentu tidak. Saya tidak menarik diri dari sana tapi saya hanya akan membatasi diri dengan tidak berdiam diri. Mencoba memberikan pemahaman dengan model yang berbeda adalah hal yang terus dilakukan sembari terus melangitkan doa semoga Allah segera dan selalu ridho untuk menuntun kita pada jalan-Nya, jalan kebenaran, dan mengistiqamahkan kita di dalamnya.

Memang  tidak ada manusia yang sempurna. Olehnya, kita membutuhkan sahabat ada apanya  bukan apa adanya untuk sama-sama mencari keberkahan di dunia dan kesuksesan, meraih Jannah-Nya, di akhirat kelak.

Jangan sampai salah pilih sahabat !
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting bagi seseorang. dan tentu saja saya percaya akan hal itu. Kebahagiaan keluarga adalah kebahagiaan kita, begitupun sebaliknya, kebahagiaan kita adalah kebahagiaan orang tua. Tak heran, jika pada kebanyakan kita akan berjuang mati-matian dengan alasan untuk kebahagiaan keluarga kita. Cobalah sesekali untuk bertanya kepada orang-orang disekitar kita "apa alasan mereka untuk terus berjuang mati-matian untuk sukses?" maka pastilah mayoritas menjawab "keluarga" atau "orang tua" sebagai salah satu dari berbagai alasan yang mereka sampaikan.

Saya masih terus berjuang untuk bisa melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi, bahkan hingga hari ini. Masih memikul lelah dan berharapkan perwujudan harapan nantinya. Masih mempersabarkan diri dalam proses, disaat banyak orang lain, yang dulunya seleting, sudah mewujudkan lebih dulu. Saya percaya bahwa  ini hanyalah masalah waktu karena perbedaan  jalur yang kita tempuh. Bagi mereka yang memilih kelonggaran masalah biaya mungkin tak membutuhkan persiapan lebih di beberapa bidang. Cukup dengan memfokuskan diri pada ujian. Begitupun dengan mereka yang sudah berjodoh dengan beasiswa dengan tidak perlu menbutuhkan waktu yang lama. Yaa, begitulah. Semua punya jalan yang berbeda-beda. Termasuk harus memilih atau terpilihkan dengan sendirinya untuk mempersiapkan kebutuhan termasuk membidik pluang beasiswa untuk belajar.

Maka tak beda jauh dengan saya. Hari ini saya masih memilih jalan (ini) dengan alasan keluarga. Jalan ini saya tempuh untuk kebahagiaan mereka juga, meski tak terpungkirkan bahwa hal yang saya lakukan efeknya dominan yaa ke diri saya sendiri. Tapi, percayalah, apa yang saya lakukan hari ini adalah untuk mereka. Saya yakin, dengan menjadi "orang" pasti adalah salah satu sumber  kebahagiaan mereka.
 

Newer Posts Older Posts Home

WELCOME ABOARD!

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Makalrambot Lipu (Teringat Kampung Halaman)
    Lagu-lagu daerah Tolitoli cukup banyak yang menceritakan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya, termasuk lagu Makalrambot L...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Lutungan (Patriot Baolan)
    Nah, lagu ini adalah salah satu lagu fenomenal kota Tolitoli karena sering dinyanyikan dalam acara-acara kedaerahan, pun sering juga diperke...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Tinga Kinaaku (Suara hatiku)
    Naah, ini adalah salah satu lagu yang sangat terkenal juga di Tolitoli. Judulnya adalah " Tinga Kinaaku" , atau bisa diartikan seb...
  • SHARING AWARDEE : Persiapan Seleksi Wawancara LPDP bersama Kak RH. Andriansyah #1
    Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh.. Hey, you all, scholarship hunters, LPDP fighters.. Untuk apply sebuah beasiswa adalah se...
  • CERITA LPDP : Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare Kediri (64212)
    Salah satu dari beberapa hal penting yang harus disiapkan dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP, khususnya untuk tahap awal atau tahap SE...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Mogita Ilimu (Menuntut Ilmu)
    Lagu "Mogita Ilimu" (tapi sering nemu yang tulisannya "Magita", tapi menurutku benarnya adalah Mogita biar lebih make s...
  • Tak ingin ditunggu (lagi)
    Pertemuanmu dengannya di jalan waktu itu, bukanlah kesalahan. Waktu pertemuannya saja yang kurang tepat. Karena dalam perjalanan;  Di tengah...
  • Kata Kerja Transitif dan Intransitif, Apa Bedanya ?
    Materi Grammar atau aturan penulisan adalah salah satu materi utama dalam belajar bahasa Inggris. Materi verb atau kata kerja pada bagian...
  • KAOS KAKI IDENTITAS
            H 28 Ramadhan 1436 H, tempat aku dan teman magang sudah memasuki waktu libur. Pagi itu kami pergi ke sebuah pasar tradisional y...
  • QUOTES MOTIVASI - MELAKUKAN KEBAIKAN
      "To do kindness does not wait for success because the real success is successful in doing kindness"  "Melakukan ...

Categories

Beasiswa 6 Catatan 39 Cerita Saya 38 English Article 2 Kampung Inggris Pare 16 Pojok Umum 33 Refleksi 22 Tentang Toli-toli 8

Blog Archive

  • ►  2025 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (3)
    • ►  May (3)
  • ►  2023 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (7)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ▼  2018 (32)
    • ▼  December (3)
      • Bisa Berbalik
      • Sahabat "Ada Apanya"
      • Fokus pada Tujuan
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (32)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2015 (24)
    • ►  December (2)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (10)
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  August (1)

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Featured Post

Memaafkan atau dimaafkan bukanlah perihal mana yang lebih baik. Keduanya adalah dua hal yang sama-sama membutuhkan keikhlasan. Kita dilatih ...

rukmana.rs

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates