SIAPKAN JURUS MENGHADAPI PERGAULAN DI KAMPUNG INGGRIS !

Berusaha mengenali lebih dalam setiap tempat saya berada rasanya sudah menjadi rutinitas. Begitulah setiap kali saya berada di daerah baru. Banyak cara yang dapat dilakukan dan cukup sederhana, mulai dari membangun komunikasi dan perbincangan hangat sederhana dengan para senior atau warga lokal, pun bisa juga dengan berselancar hingga menyelami informasi berdasarkan tulisan-tulisan dari berbagai penulis dengan beragam latar belakang lewat internet.

Cukup sering saya menjelajahi dunia internet dengan beragam kata kunci yang di dalamnya pasti ada kata "Kampung Inggris Pare", seperti "Biaya Hidup di Kampung Inggris Pare", "Tempat Wisata Populer di Kampung Inggris Pare" hingga "Pergaulan di Kampung Inggris Pare". Banyak ulasan-ulasan yang akhirnya mengantarkan saya pada satu kesimpulan bahwa membentengi diri agar tidak terjebak dalam pergaulan yang salah adalah hal yang penting dipersiapkan sebelum ke kampung Inggris. Bukan hanya ulasan di internet. Beberapa kali saya pernah menyaksikan langsung hal-hal yang kurang enak di pandang saat berada di kampung Inggris. 

Pernah suatu ketika, saya mendadak sekitar jam 10 malam harus ke ATM. Malam sudah menunjukkan jam 10 lewat, namun jalanan sepanjang Jl. Brawijaya masih sangat ramai dengan anak muda yang asik nongkrong, baik di jalan maupun di cafe-cafe sekitar sana. Adalah sebuah hal yang wajar ketika diantara mereka ada yang memang mempunyai urusan yang harus dituntaskan. Tentu saja itu adalah anak kursusan karena memang daerah Jl. Brawijaya dan sekitarnya dipadati banyak kursusan dan kos-kosan yang juga di tempati oleh siswa-siswa yang gak tinggak nge-camp. Pemandangan yang paling menyedihkan adalah banyak pasangan-pasangan yang asyik berduaan, pegangan tangan dan bahkan berboncengan menggunakan seperda yang jelas-jelas sangat sempit jika digunakan berdua, kalau sesama perempuan yaa gak masalah sih. Nah, kalau yang suka boncengan ini sih saya sudah sering melihatnya baik malam maupun siang.

Penjelajahan saya di Internet juga banyak menemukan siswa-siswa di kursusan yang suka melakukan aksi  corat-coret wajah menggunakan bedak berwarna putih sebagai bentuk hukuman. Menurut saya gak ada yang salah tapi terkadang itu terjadi antara laki-laki dan perempuan, yaa pastinya mereka akan pegang-pegangan pipi laahh. Yaa walaupun hanya sedikit menyentuhnya. Bukan hanya itu, kadang saat berfoto, entahlah namanya apa "selfi" atau "groupy" saya juga gak tahu, kadang jadi gak sadar laki-laki dan perempuan udah berdesak-desakan. Ini pemandangan yang sangat kurang enak kelihatan.

Memang beberapa orang memandang ini adalah hal yang wajar. Begitulah pendapat orang, kadang berbeda-beda. Namun, jika dipandang dari sudut pandang seorang muslim itu bukanlah hal yang baik. Bukankah islam sudah mengatur bagaimana sebaiknya pergaulan antara laki-laki dan perempuan? Bukankah sudah di jelaskan saat wajar dan batasan-batasannya?

Nah, siapa yang harus disalahkan disini? Tentu saja bukan Kampung Inggris, bukan Kursusan, bukan pula tutor. Kursusan atau Tutor hanya bisa membantu mengarahkan. Karena hal  bisa terjadi karena beberapa faktor termasuk utama diantaranya adalah kurangnya pengetahuan akan pergaulan dan batasan-batasannya, terkhusus dari pandangan islam. Semua siswa datang dari latar belakang yang berbeda. Olehnya, tangguhkan diri agar tidak terbawa arus pergaulan yang salah ketika berada di kampung Inggris. Jika memungkinkan, berilah warna baru di lingkungan itu. Jangan sampai kamu yang terwarnai.


0 comments

It's nice to see you !