A Learner's Journal
  • HOME
  • GENERAL
  • REFLEKSI
  • CERITA SAYA
  • CATATAN
  • BICARA LINGKUNGAN
  • ABOUT ME


Ilmu parenting bukanlah ilmu yang harus menunggu "berganti status" dulu, untuk kemudian mempersiapkan dan mempelajarinya, dengan alasan, karena secepatnya jika Allah berkehendak, tentunya juga akan berganti status menjadi seorang "Ibu" atau "Ayah" atau "Orang Tua". Kita seolah beburu untuk menyabet semua ilmu tentangnya meski terkadang tanpa rasionalitas. Yaa, Kita akhirnya sadar bahwa kita membutuhkan ilmu untuk mempersiapkan desain kehidupan anak-anak yang akan segera Allah titipkan pada kita. Namun, semua akan sangat terlambat rasanya jika dilakukan setelah pergantian status tersebut. 

Kita harus memahami bahwa mendidik anak sejatinya sudah dimulai dengan pembentukan karakter diri pribadi ketika masih sendiri-sendiri, saat kedua pasangan belum saling tahu bahwa akan saling menemukan. Memperbanyak refleksi dan evaluasi diri. Ketika perihal pembentukan karakter di masing-masing pribadi tuntas maka hal selanjutnya adalah menemukan pasangan yang baik.

Kenapa? Karena anak memiliki hak atas pengasuhan orang tua terbaik, apakah ayah maupun ibu. Karena kewajiban utama pertama seorang Ibu kepada anaknya adalah menemukan Ayah yang baik bagi anak-anaknya, begitupun sebaliknya, kewajiban utama seorang Ayah kepada anaknya adalah menemukan Ibu yang baik bagi anak-anaknya. 

Yaa, kembali lagi, karena sejatinya mendidik anak itu dimulai bukan ketika kita ganti status lantas mulai mengandung dan melahirkan (bagi yang sudah menikah). Mendidik anak dimulai sejak kita mulai menyadari bahwa kedepannya kita membutuhkan mujahid-mujahidah pelanjut estafet perjuangan kedepannya. Ingatlah juga bahwa, memilih pasangan juga termasuk sebagai Tarbiyatul Aulad fil islam.

Mengapa harus memilih pasangan yang baik alias sholeh/sholehah? Dalam Ilmu kedokteran kita paham bahwa sifat orang tua dapat diwarisi anak-anaknya melalui gen, pun kesalehan juga seperti itu, bisa diwariskan (QS. At-Thuur:21) bahkan hingga turunan ketujuh (berdasarkan tafsir Ibnu Katsir). Olehnya, tidak perlu heran ketika ada anak yang lahir dari orang tua yang biasa namun memiliki tingkat keshalehan yang luar biasa, bisa jadi hal itu diwariskan dari generasi sebelumnya. 


"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya". (QS. At-Thuur:21)

 Anak memiliki hak untuk bertumbuh dalam asuhan orang tua terbaik. Karenanya persiapkan diri sedini mungkin, sekarang ! Ingatlah bahwa  pendidikan anak sudah dimulai sebelum bertemunya Ayah dan Ibu. So, tetap perbanyak istigfar, benahi diri dan terus perkaya diri dengan ilmu dan pengetahuan.

Wallahu a’lam bisshawwab.
__________________________________________________
Rukmana Suharta
Pare, 23/05/2018 (07 Ramadhan 1439 H) - Pukul 22.49 WIB
 


 Hal jazaa-ul ihsaani illal ihsaan. Tidak ada balasan untuk kebaikan, selain kebaikan (pula). Q.S Ar-Rahman : 60.

Allah menyuruh kita untuk memiliki mental pejuang, yang tidak pernah berhenti dari medan amal kebaikan sampai kematian yang menghentikannya.

Setiap pejuang selalu gagal menghentikan keinginannya yang tak pernah pudar untuk selalu berjuang. Ada etos yang menyala dalam hidup, untuk selalu berbuat kebajikan, dari setiap waktu yang dimiliki. Tak ada kamus berhenti dalam dunia perjuangan, sebab setiap usia memiliki perannya masing-masing.

Satu sisi, kita yakin bahwa balasan dari setiap kebaikan adalah kebaikan pula, sebagaimana informasi dari surat Ar Rahman di atas. Tidak pernah ada kebaikan yang sia-sia. 

Semua perbuatan kebaikan yang kita lakukan akan selalu memberikan benefit berupa kebaikan, baik di waktu sekarang maupun di waktu yang akan datang, bahkan mungkin balasan di akhirat. Balasan itu, Allah yang mengatur dan memberikan kepada kita. Bukan oleh manusia.

Di sisi lain, kita harus terus menerus memastikan bahwa kebaikan ini berlanjut dan berkesinambungan. Untuk itulah kita harus menjaga sejak dalam rumah tangga, agar terlahir generasi berikutnya yang meneruskan amal kebaikan generasi terdahulu. 

Coba kita perhatikan kembali dengan seksama untaian doa yang diajarkan Al Qur’an:


“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa” (Al Furqan: 74).

Ayat di atas menyiratkan dua hal. Pertama, peran kaderisasi, agar generasi berikut bisa menjadi mata rantai penerus perjuangan generasi sebelummnya, sambung menyambung antargenerasi. Setiap pejuang menghendaki generasi penerusnya berada dalam garis perjuangan yang telah dirintis generasi sebelumnya. 

Kedua, setelah muncul generasi yang meneruskan perjuangan, peran berikutnya adalah menjadi pemimpin, teladan, contoh panutan bagi masyarakat. Inilah peran berkelanjutan dalam perjuangan, tidak pernah ada yang pensiun, semuanya mengambil peran sesuai proporsi usianya.

Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi para pelaku kebaikan, kecuali hadirnya generasi baru yang konsisten meneruskan peran-peran perjuangan generasi pendahulu. Terciptalah kesinambungan antaragenerasi, tanpa ada keterputusan dan kekosongan peran sejarah, untuk menciptakan kebaikan demi kebaikan dalam kehidupan. 

Namun, generasi pendahulunya senantiasa berada dalam barisan kepemimpinan, tidak dalam konteks yang selalu formal, namun lebih mengarah kepada kepemimpinan spiritual, kepemimpinan moral dan amal. 

Kita tidak dibiasakan untuk menyerahkan tongkat kebaikan kepada generasi baru begitu saja, sementara generasi sebelumnya merasa telah purna tugas sehingga mereka berhenti melakukan kebaikan, berhenti melakukan peran keteladanan, berhenti dari medan perjuangan, karena telah ada yang meneruskan. Jangan, jangan anda berharap akan bisa pensiun dari peran-peran kebaikan.  

Memang, secara formal anda harus bisa menyerahkan peran perjuangan kepada generasi baru, seperti yang seharusnya terjadi dalam kepemimpinan organisasi massa atau partai politik, akan tetapi anda bukanlah pihak yang bisa serta merta menyatakan telah berada pada posisi menikmati hasil perjuangan. 

Anda tidak diperbolehkan pensiun dari medan kebaikan, karena hal itu akan menyebabkan terputusnya mata rantai sejarah. Yang anda harus lakukan adalah memberikan keteladanan bagi generasi baru, bahwa anda senantiasa memberikan contoh perjuangan dalam segenap titik usia anda, hingga kematian menjemput.

Inilah yang dikehendaki dalam usaha merealisasikan kebaikan dalam kehidupan. Tidak ada kamus pensiun. Yang ada adalah pergantian bentuk peran, dari masing-masing generasi, setiap mereka  memiliki posisi tersendiri untuk merealisasikan kebaikan. Dengan cara ini, kebaikan akan abadi, berkesinambungan dan berkelanjutan. Menyambung dari satu masa ke masa berikutnya, dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Jangan pernah berhenti dari kebaikan. Setelah usai mengerjakan sebuah kebaikan, segera laksanakan kebaikan yang lain. Jangan pernah berhenti dan menepi. [Ustadz Cahyadi Takariawan]

Berikut adalah potongan percakapan yang terjadi antara aku dan seorang lelaki muda di counter check in Bandara Juanda Surabaya, sekitar 3 bulan yang lalu.

      "Bagasinya over Mbak !", kata CS.
      "Ya udah, saya bawa ke kabin aja Pak !", kataku.
      "Ga bisa Mbak bagasi kabin max. 6 kg artinya masih ada 5,9 kg lagi lebihnya ! Barangnya dikurangin aja simp
an di tasnya!", katanya lagi.
      "Teteup ga bisa Pak, itu udah saya ikat erat
-erat (sepenuh hati) Pak, kalau di bongkar akan butuh waktu yg lama, bias-bisa saya ditinggalin pesawat....", aku bertahan.
      "Emang isinya apa?", tanya CS lagi.
      "Buku-buku saya Pak", jawabku polos.
      "Terus gimana dong? Atau barangnya dtinggalin aja Mbak....?", Jawabnya dengan nada datar
tanpa wajah iba dan menawarkan bantuan (sebenarnya gak berharap iba juga sih).

       "Ini adalah buku-buku penting saya Pak. Gak mungkin saya tinggalin”, kataku.

       "Kalau tetap mau dibawa, silahkan dibayar saja Mbak”.

       "Emangnya berapa?”.

       "Rp200.000,- Mbak”.
***
Sudah kucoba untuk tawar menawar dan solusinya belum ketemu. Aku menepi ditepian antrian panjang yang kutahu orang-orang dibelakangku sedari tadi sudah terlampau gelisah akibat ulahku yang masih buntu akan solusi. Aku bisa membaca dari tatapan sinis beberapa diantara mereka, pun ada juga yang menatap seolah iba. Aah, semua mata terarah padaku.

Hening. Jujur saja, saat itu kebingungan menggerogoti. Bagaimana tidak? Disaat segenting itu, tak ada uang pegangan yang lebih, pas-pasan, didompet yang tersisa hanya Rp20.000. Mau nyari dari mana coba..
 ***
Ditengah keheningan dan kebingungan, seorang Lelaki Tua yang ada di belakangku bersuara. Rupanya, iya benar, semua orang dalam antrian memang memperhatikanku.

       "Emang mau kemana Nak?",
       "Palu pak",
       "Kirain ke Makasaar biar barangnya digabungin sm saya",
       "Iya Pak, makasih, ku jawab disertai senyuman terbaik.

       "Kenapa gak dibayar aja?”, tanya si Bapak.

        "Hehee enggak pak..”.
***
Aku kembali mikir. Sempat terlintas untuk meninggalkan buku-buku itu. Hmmm, Yaa Allah, jika memang engkau ridho dengan buku-buku ini untuk ku bawa pulang kembali ke kampung halamanku maka mudahkanlah proses hari ini.
***
Selang beberapa saat, Tetiba terdengar suara dari arah counter check in.
       "Totalnya berapa Pak?", si Lelaki Tua itu bertanya kepada CS.
       "Rp.200.000 Pak,-", jawab si CS.
(si Lelaki Tua itu mendekat dan menyerahkan uang sejumlah Rp200.000 ke saya)
      "Silahkan di bayar Nak !", perintahnya.
      "Ta.. taapi Pak....", perkataanku belum habis.
      "Sudah ambil aja, gapapa, yg semangat ya belajar ya !", katanya singkat dan segera berlalu.
      "Terima Kasih Pak!", kataku.
      "Iya sama-sama".

SPEECHLESS
***
Menuai hikmah dari setiap peristiwa adalah hal yang wajib bagiku, begitupun dengan hari ini.


Kukatakan bahwa “Pertolongan Allah itu Nyata”. Maka, mintalah pertolongan terbaik hanya kepada Allah. Meski terkadang, memang ada hal yang tidak logis terpikirkan oleh kita tapi percayalah jika kita meminta pertolongan kepada Allah pasti ada cara tak terduga dari Allah untuk menolong kita. 
Allah selalu punya kejutan dan bisa mendatangkan pertologan dari arah yang tidak disangka-sangka. 

Allah menghadirkan si Lelaki Tua tadi dalam hidup saya saat itu. Ia adalah orang baik yang didatangkan oleh Allah. Sungguh hal yang tak pernah terlintas sedikitpun. Allah sungguh-sungguh maha baik.

Setelah semua itu, apalagi yang membuat kita meragukan Allah? Sangat sombong rasanya..


Pada akhirnya, kita harus ingat bahwa segala musibah dan cobaan termasuk kesulitan adalah ketetapan Allah maka mintalah segala kemudahan dan pertolongan hanya padanya. Seperti apa yang sudah dijanjikan Allah dalam Al-Quran.

 Pertama,
  "Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu" (QS. Al-An'am [6] :17).

Kedua, 

"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan"(QS. An-Nahl [16] : 53)

Semua sudah sangat jelas. Maka, musnahkan segala angkuh dalam diri kita, latihlah diri untuk menjadikan Allah sebagai penolong terhandal dalam kehidupan  kita ! Jagalah Allah dalam setiap hembusan nafas kehidupan kita !

Selamat menuai hikmah..
Selamat berbahagia..

Saya selalu tertarik untuk berhikmah dibalik sebuah kejadian yang pernah saya alami. Baik itu hal-hal yang terlihat sepele hingga hal yang benar-benar serius. Seperti dalam catatan singkat kali ini yaa. Nah, kita mulai yaaa.. Hehehe 😂..

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berada dalam "kondisi kritis". Bukan, bukan kritis dalam arti kondisi kesehatan. Tapi, berada pada semangat yang mengalami fluktuasi yang cukup signifikan yang akhirnya memberi efek pada rendahnya respon dalam aktifitas dan produktifitas. Secara pribadi, saya sadar dan tentu saja, menemukan trik untuk meng-upgrade kembali kondisi adalah hal yang pasti. Namun, menemukan penyebab hal itu yang kadang membuat saya berpikir lebih panjang.

Ada apa dengan diri saya? Perasaan bahwa hal yang saya lakukan saat ini belum ada apa-apanya dibanding dengan "orang lain" diluar sana yang saya tahu pasti track recornya seperti apa, perasaan seolah menjadi diri orang lain dengan pilihan yang sekarang, rasanya kehidupan ini sangat berbeda jauh, cukup sering menjadi "pencekik", yang sayangnya, terkadang jadi melemahkan.

Saya mencoba melihat ke dalam diri, apa sebenarnya yang salah dengan saya. Hingga akhirnya, sekali lagi, saya menemukan bahwa alasan utamanya adalah rasa Syukur yang masih kurang saya tinggikan dan rasa sabar yang masih kurang saya lapangkan. Astagfirullah hal adzim.. Lagi, saya memuncakkan target yang tinggi namun faktanya saya masih belum mau menaiki titian tangga-tangga proses dengan segenap asa dan perjuangan. Rasanya ingin meloncat agar sesegera mungkin ada di puncak.  Sayangnya lagi, saya juga sadar bahwa sekalipun saya bisa menghasilkan lompatan yang tinggi pastilah saya membutuhkan persiapan yang matang di dasar.. Yaa Rabbi, saya terlalu beburu ingin segera menjadi seperti sang Jawara, hingga akhirnya yang ada hanyalah perasaan diri yang tidak berarti apa-apa. I'm nothing.

Untungnya, Allah segera memberikan 'clue' untuk kembali membarakan semangat dan menghidupkan rasa syukur itu lewat pesan singkat beberapa org kawan. Salah satunya yang isinya seperti  ini "...Kak.. Kakak keren sekali, saya juga ingin jadi seperti kaka...". Saat membacanya, saya seolah kembali tercekik meskipun kali ini beda. Maa shaa Allah, ditengah kekalutan tentang kehidupan yang kita rasa tidak ada apa-apa dan serba kurang ini ternyata ada orang lain diluar sana yang menjadikan kita sebagai panutannya. Maka, kita tidak punya alasan lain untuk membiarkan hidup kita terlarut dalam "kekritisannya" itu. Kita harus bangkit. Buktikan bahwa memang benar, kisah hidup kita layak untuk dijadikan sebagai panutan oleh orang lain, dengan tetap melillaahkannya.

Memang itu hanyalah hal kecil. Hal kecil itu yang akhirmya menjadi titik balik baraan semangat untuk menuju puncak. Ini menjadi reminder bagi saya. Tinggikan syukur untuk lebih bahagia, lapangkan sabar untuk lebih tangguh. Banyak orang yang menginginkan hidup seperti kita, itu artinya orang lain tidak lebih baik dari kita. Pun, orang lain juga harus paham bahwa hidup orang lain tidak selalu lebih baik. Perbanyak syukur maka kamu akan lebih bahagia. Berbahagialah dengan terus mengusahakan yang terbaik. Kesuksesan menunggumu !.  💓

Sabtu, 05 Mei 2018
Pare, Kediri, Jawa Timur - Indonesia (07.51 WIB)
Newer Posts Older Posts Home

WELCOME ABOARD!

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Makalrambot Lipu (Teringat Kampung Halaman)
    Lagu-lagu daerah Tolitoli cukup banyak yang menceritakan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya, termasuk lagu Makalrambot L...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Tinga Kinaaku (Suara hatiku)
    Naah, ini adalah salah satu lagu yang sangat terkenal juga di Tolitoli. Judulnya adalah " Tinga Kinaaku" , atau bisa diartikan seb...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Lutungan (Patriot Baolan)
    Nah, lagu ini adalah salah satu lagu fenomenal kota Tolitoli karena sering dinyanyikan dalam acara-acara kedaerahan, pun sering juga diperke...
  • 8 Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Event
    Rukmana (Delegasi Sulawesi Tengah) di  Indonesian Culture and Nationalism 2015 - Galeri Nasional Indonesia - Jakarta Pemuda dan mah...
  • Kata Kerja Transitif dan Intransitif, Apa Bedanya ?
    Materi Grammar atau aturan penulisan adalah salah satu materi utama dalam belajar bahasa Inggris. Materi verb atau kata kerja pada bagian...
  • CERITA LPDP : Jadi, sebenarnya begini...
    Pada hari itu, Selasa, 14 Agustus 2019, hanya ada perasaan sangat puas ketika keluar dari ruang wawancara 1 yang kata kebanyakan orang...
  • FORUM KAJIAN MUSLIMAH DI KAMPUNG INGGRIS
    Kesulitan Menemukan Forum-Forum Kajian Muslimah adalah salah satu hal yang sering dirasakan oleh sebagian besar orang ketika berada di kamp...
  • CERITA LPDP : Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare Kediri (64212)
    Salah satu dari beberapa hal penting yang harus disiapkan dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP, khususnya untuk tahap awal atau tahap SE...
  • Teman Seperjalanan
    Keberanian bukanlah tentang menghilangkan rasa takut. Tapi keberanian adalah ketika kita tetap melangkah, meski hati penuh keraguan, meski s...
  • SHARING AWARDEE : Persiapan Seleksi Wawancara LPDP bersama Kak RH. Andriansyah #1
    Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh.. Hey, you all, scholarship hunters, LPDP fighters.. Untuk apply sebuah beasiswa adalah se...

Categories

Beasiswa 6 Catatan 39 Cerita Saya 38 English Article 2 Kampung Inggris Pare 16 Pojok Umum 33 Refleksi 22 Tentang Toli-toli 8

Blog Archive

  • ►  2025 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (3)
    • ►  May (3)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (7)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ▼  2018 (32)
    • ►  December (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ▼  May (4)
      • MENDIDIK ANAK SEBELUM BERTEMUNYA AYAH DAN IBU
      • TERUSLAH BERBUAT KEBAIKAN
      • Ketemu orang baik di Surabaya..
      • Berbahagialah dengan Bersyukur !
    • ►  April (1)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (32)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2015 (24)
    • ►  December (2)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (10)
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  August (1)

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Featured Post

Memaafkan atau dimaafkan bukanlah perihal mana yang lebih baik. Keduanya adalah dua hal yang sama-sama membutuhkan keikhlasan. Kita dilatih ...

rukmana.rs

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates