Ilmu parenting bukanlah ilmu yang harus menunggu "berganti status" dulu, untuk kemudian mempersiapkan dan mempelajarinya, dengan alasan, karena secepatnya jika Allah berkehendak, tentunya juga akan berganti status menjadi seorang "Ibu" atau "Ayah" atau "Orang Tua". Kita seolah beburu untuk menyabet semua ilmu tentangnya meski terkadang tanpa rasionalitas. Yaa, Kita akhirnya sadar bahwa kita membutuhkan ilmu untuk mempersiapkan desain kehidupan anak-anak yang akan segera Allah titipkan pada kita. Namun, semua akan sangat terlambat rasanya jika dilakukan setelah pergantian status tersebut.
Kita harus memahami bahwa mendidik anak sejatinya sudah dimulai dengan pembentukan karakter diri pribadi ketika masih sendiri-sendiri, saat kedua pasangan belum saling tahu bahwa akan saling menemukan. Memperbanyak refleksi dan evaluasi diri. Ketika perihal pembentukan karakter di masing-masing pribadi tuntas maka hal selanjutnya adalah menemukan pasangan yang baik.
Kenapa? Karena anak memiliki hak atas pengasuhan orang tua terbaik, apakah ayah maupun ibu. Karena kewajiban utama pertama seorang Ibu kepada anaknya adalah menemukan Ayah yang baik bagi anak-anaknya, begitupun sebaliknya, kewajiban utama seorang Ayah kepada anaknya adalah menemukan Ibu yang baik bagi anak-anaknya.
Yaa, kembali lagi, karena sejatinya mendidik anak itu dimulai bukan ketika kita ganti status lantas mulai mengandung dan melahirkan (bagi yang sudah menikah). Mendidik anak dimulai sejak kita mulai menyadari bahwa kedepannya kita membutuhkan mujahid-mujahidah pelanjut estafet perjuangan kedepannya. Ingatlah juga bahwa, memilih pasangan juga termasuk sebagai Tarbiyatul Aulad fil islam.
Mengapa harus memilih pasangan yang baik alias sholeh/sholehah? Dalam Ilmu kedokteran kita paham bahwa sifat orang tua dapat diwarisi anak-anaknya melalui gen, pun kesalehan juga seperti itu, bisa diwariskan (QS. At-Thuur:21) bahkan hingga turunan ketujuh (berdasarkan tafsir Ibnu Katsir). Olehnya, tidak perlu heran ketika ada anak yang lahir dari orang tua yang biasa namun memiliki tingkat keshalehan yang luar biasa, bisa jadi hal itu diwariskan dari generasi sebelumnya.
"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka,
dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap
manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya". (QS. At-Thuur:21)
Anak memiliki hak untuk bertumbuh dalam asuhan orang tua terbaik. Karenanya persiapkan diri sedini mungkin, sekarang ! Ingatlah bahwa pendidikan anak sudah dimulai sebelum bertemunya Ayah dan Ibu. So, tetap perbanyak istigfar, benahi diri dan terus perkaya diri dengan ilmu dan pengetahuan.
Wallahu a’lam bisshawwab.
__________________________________________________
Rukmana Suharta
Pare, 23/05/2018 (07 Ramadhan 1439 H) - Pukul 22.49 WIB