A Learner's Journal
  • HOME
  • GENERAL
  • REFLEKSI
  • CERITA SAYA
  • CATATAN
  • BICARA LINGKUNGAN
  • ABOUT ME
Made with AI Image Creator

Hari itu saya dan dua orang teman yang sedang belajar di kampung Inggris Pare berencana untuk berkunjung ke Malang. Bukan untuk sekedar jalan-jalan. Kami menemani salah seorang temanku yang waktu itu berencana akan melanjutkan S2 ke Universitas Negeri Malang. Yaps seperti itulah, UM adalah tujuan utama kami. Mumpung sedang libur. Mungkin sambilannya yah bisa jalan-jalan juga.

Bermodalkan informasi rute yang bisa kami tempuh kami sudah siap untuk berangkat. Karena beberapa saran dari beberapa orang yang saya tanya menyarankan agar sebaiknya untuk orang baru seperti kami hendaknya nyari busnya langsung ke terminal saja. Terminal Pare di desa Tulungrejo ada satu terminal. Kami disarankan untuk naik bus dari sana. Sebenarnya tanpa harus ke terminal juga kami bisa, toh kami juga sudah tahu ciri-ciri bus tujuan Malang. Tapi, karena beberapa pertimbangan akhirnya kami memutus untuk ke terminal saja. Kebetulan kami punya kontak salah satu angkot di Pare, beberapa waktu yang lalu pernah ngantar-jemput kami ke kajian islam Ustadz Hanan Attaqi, Lc di kota Kediri. Langsung saya hubungi kontak tersebut. Tidak berselang lama. Angkotnya sudah ada di depan Camp. Kami langsung go.

Sudah sekitar 15 menit perjalanan. Tapi kok belum nyampe-nyampe. Mata terus saya fokuskan pada maps di HP. Sesekali saya menanyakan pada sopir angkot apakah terminalnya masih jauh atau sudah dekat. Sopirnya hanya menjawab singkat. Tidak lama lagi, begitu jawabnya. Perjalanan sudah 20 menit tapi tak kunjung sampai. Saya mulai sadar. Ini adalah jebakan.

Pak Sopirnya menjebak kami. Kami termanfaatkan. Di awal sudah kami sudah  bersepakat bahwa dia akan mengantar kami ke terminal ke terminal terdekat di Pare, yaitu terminal Pare Kediri di desa tulungrejo yang berjarak hanya 5 km dari lokasi kami. Namun karena kami belum mengenali wilayah disana makanya percaya saja dengan apa yang si supir katakan. Biasanya saya tak pernah lepas dari maps terlebih saat di daerah baru, namun kali ini koneksi internet di hp saya sedang tidak bagus. Dan akhirnya, bukannya diantar ke Terminal Pare Tulungrejo tapi malah diantar ke ke Terminal Kota Kediri. Tragisnya lagi, kami harus membayar biaya angkot Rp20.000/rb. Memang harga yang wajar karena jarak yang sekitar 25 KM dari lokasi kami tadi. 

Saya hanya bisa menggerutu dalam hati. Mungkin bukan hanya saya yang menggerutu dalam hati, mungkin kedua teman juga. Saya tak kuasa melakukan apa-apa. Pengen protes tetapi mendadak wajah Pak Sopir berubah menjadi menyeramkan bagi saya. Yaa, sudahlah sabar saja. Meskipun membuat agenda kami berantakan dan harus membayar biaya angkot yang sama dengan tarif bus Kediri-Pare-Malang.

Bus  sudah berangkat meninggalkan Terminal Kota Kediri saat saya masih terus terpikirkan kejadian tadi. Yaah meskipun sedikit menjengkelkan tapi saya yakin pasti ada hikmah di balik semua kejadian. Hari ini saya belajar bahwa jika nanti ingin  bepergian lagi ke tempat yang baru usahakan untuk  membicarakan tentang tujuan dan tarif  dengan baik dan jelas, jangan takut untuk memastikan berulang-ulang bahwa Supir sudah tahu tujuan kita, usahakan tetap menggunakan maps, dan satu hal penting adalah harus berhati-hati pada orang baru meski kelihatan baik.
03 Februari 2017. Aku pulang ke Desa Pinjan, Kec. Tolitoli Utara, Kab. Tolitoli. Ku jawab pertanyaanmu. Terima kasih atas perhatianmu untuk Indonesia. Aku pulang untuk berbuat meski cukup singkat. Maklum masih banyak hal yang harus lebih dulu ku tuntaskan di tanah rantau ini sebelum aku pulang untuk waktu yang lebih lama. Aku sadar pe er kita banyak. Namun, untuk perubahan yang besar tak selalu dimulai dengan perbuatan yang besar juga tetapi bisa dimulai dari hal-hal kecil yang kemudian berefek besar.

Bermodalkan sedikit pengalaman dari sebuah komunitas yang berorientasi untuk menyalakan harapan pesisir Indonesia, komunitas Rumah Bahari Gemilang yang ku tergabung di dalamnya. Aku mencoba untuk memulai sebuah langkah kecil dengan menginisiasi sebuah program untuk belajar bersama anak-anak berusia sekolah dasar di daerahku. 

Sedikit bercerita. Aku tak sendirian, bersama seorang partner setia yang juga tergabung di komunitas yang sama. Dia penyuka Purnama hingga nama akun media sosialnya pun diimbuhi dengan kata Purnama diawalnya. Adalah dia Nur Hidayah yang lebih suka dikenal dengan Purnama Hidayah di dunia maya. Selalu saja ada ide-ide yang muncul jika bersamanya. Cukup salut padanya. Termasuk mau mendedikasikan diri untuk membantuku untuk merealisikan program-program yang sejatinya sudah ada dalam benak sejak lama. Aku tahu betul, izin dari orang tuanya hanya 3 hari waktu itu. Pada kenyataannya ada ketambahan waktu 2 hari. Maka kusaksikan waktu itu dia memberi kabar ke orangtuanya untuk terlambat pulang dengan alasan "masih mengajar anak SD" ditengah signal hape yang timbul tenggelam. Tak ku tahu pasti apa saja respon orang tuanya. Tapi yang jelas ada ungkapan sedikit kecewa dari orang tuanya kala itu yang tergambar dari kata-kata seperti "Kalau mau mengajar, kenapa masuk jurusan Kesehatan Masyarakat? Kenapa tidak dari dulu masuk jurusan Keguruan?". Hehehe.. Tapi si Purnama tahu pun aku juga tahu, itu hanya sesaat. Ini untuk agenda kebaikan maka semua pasti akan baik-baik saja.

*********
Suasana menjadi riuh. Terdengar suara anak-anak yang berebut untuk menjawab pertanyaan yang kami tanyakan setiap proses belajar. Maklumlah dengan anak-anak. Apalagi jika diiming-imingi akan mendapat hadiah. Sengaja memang, tak tanggung kami berikan hadiah kepada anak-anak yang aktif. Harapannya mampu membangkitkan semangat mereka. Mungkin di awal memang semangat mereka tak lain adalah karena ingin hadiah. Tapi tak mengapa paling tidak tugas kita yang pertama adalah menjaga semangat dan antusiasme mereka meski dengan iming-iming hadiah. 

Adalah Muhammad Rum alias Alung yang merupakan salah satu anak yang mendapat hadiah apresiasi partisipatif. Alung adalah anak yang paling kecil nan aktif yang selalu hadir dalam setiap aktivitas belajar. Memang Alung terkenal "nakal" pun saat belajar suka sibuk sana-sini,  tidak sedikit teman-teman lain yang juga suka diganggunya. Entah diajak berbicara, bermain atau buku dan pensilnya diambil. Tapi Alung layak mendapat Apresiasi karena selalu hadir dan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami berikan. Artinya dia juga menyimak setiap materi yang diberikan meski terlihat "rempong". Aah.. Alung memang nakal. Tapi itulah anak-anak. Hanya perlu waktu dan kesabaran menghadapinya. Aku yakin sedikit lagi Alung pasti akan paham dan tumbuh menjadi anak yang cerdas.
Kiri ke kanan : Reza, Alung, Nur Hidayah
 **********
Pensil 2B yang sengaja teman-teman komunitas kirim untuk hadiah inilah yang kami jadikan hadiah bagi semua yang aktif saat belajar. Pun ditambah dengan paket perlengkapan sikat gigi untuk anak-anak. Beberapa anak-anak yang menjawab mendapat hadiah pensil 2B dan ada juga yang mendapat paket sikat gigi.

Alung mendapat hadiah Apresiasi Partisipatif. Hadiahnya adalah paket sikat gigi. Ku perhatikan satu per satu wajah anak-anak. Raut wajah anak-anak nampak sumringah. Pikirku semua anak-anak pasti senang dengan hadiahnya masing-masing. Ternyata pkirku salah. Nyatanya ada yang protes meski protesnya bukan ke aku dan teman. Protesnya ke tanteku yang waktu itu tinggah di rumahku.

         "Yahh,, saya hanya dapat hadiah sikat gigi dengan odol !", kata Alung dengan wajah murung dan tanpak ogah-ogahan.

          "Lah kenapa? Alung tidak suka hadiahnya? Odol dengan sikat gigi bagus untuk Alung biar giginya sehat", Kata Tante Irma penasaran.

           "Teman lain dapat hadiah pensil saya hanya dapat sikat gigi. Dorang batulis pake pensil baru saya menulis pake apa?", Jawab Alung spontan.

Tante Irma hanya terdiam kemudian berlalu pun karena diburu waktu. Tante Irma menceritakan hal itu kepadaku sesampainya di rumah. Akhirnya beberapa pensil yang masih tersisa  kami berikan saja kepada Alung. Semoga kekecewaannya bisa terobati.

 **********
Belajar banyak dari Alung. Belajar banyak dari Pensil dan sikat gigi. Untuk memberi hadiah ke anak-anak nantinya benar-benar harus tepat sasaran alias memang benar-benar harus sesuatu yang mereka butuhkan. Bukan hanya melihat dari satu sudut pandang seperti harga dan kualitas, tetapi tidak tepat sasaran. Mungkin memang hadiah yang kita berikan harganya lebih mahal, hadiahnya keren, unik, kekinian, canggih tapi apalah artinya jika mereka tidak membutuhkan itu?. Wahai diri,, pe er untuk terus belajar masih banyak pun jangan lelah untuk terus berbagi walau hanya sedikit. Mari melihat segala sesuatu dengan bijak. Bagikan yang bisa kamu bagikan. Sesederhana hal yang dapat kamu bagikan adalah senyum untuk orang lain, untuk Indonesia. Semangat belajar adik-adikku !!! Karena kita semua bisa dan layak bertumbuh menjadi generasi terbaik bagi negara terlebih agama.
Aktivitas di Pantai Pinjan bersama Adik-adik

Adik Nurul dan Nur Hidayah - Ini adalah foto yang diambil pada saat kegiatan belajar bersama adik-adik, proses belajarnya di fokuskan di rumahku karena kondisi kurang memungkinkan untuk menggunakan tempat lain.. Hehe

Kegiatan magrib ceria- kita belajar ngaji dan berkisah tentang para nabi terdahulu

Sholat ashar berjamaah di masjid Taqwa desa Pinjan

Antusiasme adik-adik saat belajar
 
 **********
 Ini adalah celotehmu padaku waktu itu wahai kawanku. Pertanyaanmu sudah terjawab dengan kepulanganku 03-08 Februari 2017 lalu.

"Perjalananmu selama ini sudah cukup jauh. Keaktifanmu di dunia sosial telah mengantarkanmu untuk menjejaki beberapa tempat-tempat yeng terpencil yang nun jauh disana,  yang katamu membutuhkan "sentuhan". Katamu itu bukan sekedar perjalanan biasa. Yah, itu ku ketahui dari hastag yang selalu kau sertakan dalam setiap postinganmu di akun media sosial, #bukanjalanjalanbiasa. Katamu itu adalah jalan-jalan pengabdian. Ketika ku tanyakan "daerah mana saja yang sudah kamu kunjungi?", dengan semangat 45 kamu pasti menceritakan proses panjang perjalananmu. Aah, benar saja, aku salut padamu. Kini giliranku untuk menceritakan fenomena yang sejatinya terjadi di kampung halaman kita. Hehe Aku hanya akan bercerita kepadamu. Tak ada pamrih yang ku harap darimu kecuali jawaban atas satu pertanyaanku. Lantas, kapan kamu pulang?"

Ukhtiku, aku tahu kini kamu tengah dalam penantian. Penantian kedatangan Sang Pangeran yang berharap akan menjadi penggenap di dalam kehidupan segera datang. Penantian yang cukup melelahkan memang. Hehehe. Tapi bukanlah suatu hal yang berlebihan karena memang sesungguhnya hal itu adalah fitrah. Kita memang selalu berharap akan ada Ikhwan sholeh yang akan  mendatangi rumah dan meminta pada orang tua.

Ukhtiku, mungkin saat ini kamu tengah berada di lingkungan dan tumbuh di sekitar orang-orang yang punya semangat untuk tumbuh menjadi lebih baik. Mungkin kamu sedang di lembaga yang sama. Entah itu lembaga dakwah, lembaga riset, lembaga advokasi, lembaga kepenulisan ataupun lembaga lainnya. Kamu dikelilingi orang-orang yang punya semangat lebih baik. Kamu berada di lingkaran orang-orang yang insyaAllah baik dan pastinya kalian akan saling mengenal dengan baik.

Ukhtiku, Jodoh itu ajaib dan tak bisa di duga. Kadang kita tidak sadar kalau dia begitu dekat dengan kita pun bahkan sebaliknya orang baru yang tak pernah kita lihat dan pikirkan sebelumnya. Bisa jadi orang yang selama ini teman baik kita, bisa jadi orang yang selam ini kita membencinya atau orang yang baru saja datang dalam kehidupan kita. Jodoh adalah rahasia. Kita tidak bisa menebak. Olehnya banyak yang risau ketika sang pangeran belum juga menampakkan dirinya.

Ukthiku, berhati-hatilah menjaga hati jangan sampai terlanjur jauh melabuhkan cinta dan harapan kepada orang secara berlebihan sebelum waktunya. Aku tahu ada banyak persepsi yang terbangun dalam dirimu perihal sang Pangeran dan bagaimana cara dia menemukan dan menjemputmu. Sekali lagi hal itupun masih rahasia. Bisa jadi yang datang itu adalah dia yang juga pernah berlembaga bersama denganmu. Tapi itu tidak masalah. Selama itu adalah niat yang didasari ketaqwaan kepada Allah dan ditempuh dengan cara yang baik dan sesuai syariat. Maka, InsyaAllah meridhoi.

Ukhtiku, sebagai perempuan biasa  mungkin kamu pernah kecewa atau dikecewakan. Mungkin pernah kecewa terhadap proses yang berawal dan berujung tak sesuai harapan. Mungkin pernah kecewa dengan janji dan komitmen yang dikhianati alias di PHP , hihihi. Jika memang harus bersedih. Bersedihlah. Tapi jangan pernah berlarut-larut dalam kesedihan. Untuk apa menangisi dia yang tidak pernah memikirkan kita? Percayalah Allah telah mempersiapkan jodoh terbaik untuk masing-masing kita.

Ukhtiku, berikut adalah beberapa contoh ungkapan-ungkapan para Ikhwan kepada para Akhwat yang berhasil memikat hatinya.
"Ukhti, ana memiliki rasa ke anti dan berniat untuk serius menuju anti, tapi ana masih harus menyelesaikan beberapa tanggung jawab kurang lebih 1-2 tahun. Ana mau anti berkomitmen untuk sama-sama saling menjaga hati (red: menunggu), ana tidak mau salah memperjuangkan !"
"Ukhti, ana berniat serius untuk menujumu (katanya), namun jika kamu menolak ana tak mengapa asalkan kamu jangan memilih si Fulan, sungguh ia masih banyak cacat untukmu"
"Ana punya niat serius sama Ukhti, ana berniat untuk menemui walimu, tapi sebelum itu ana harus tahu dulu apakah anti punya perasaan yang sama ke ana atau tidak? Ana tidak mau memperjuangkan orang yang salah"


Ukhtiku, pernah kudapati ikhwah dengan ungkapan seperti ini. Yaa Ukhti, ketika kamu mendapati hal seperti ini apa  yang akan kamu lakukan? (Dijawab masing-masing saja ya ukhtiku). Hal yang pasti adalah akan ada berbagai macam jawaban dari diri-diri kita.


Banyak ikhwah seperti itu, kelihatannya baik, sudah buat komitmen, tetapi ternyata eeh diluar sana sibuk membangun komitmen dengan akhwat lain pun bukan hanya itu ternyata juga sedang sibuk mendekati akhwat lain. Aku pernah mendapati ikhwan  pernah mendapati yang seperti itu. . Hhmmm, kalau kondisi sudah seperti ini maka hal yang harus dilakukan adalah jangan sampai baper mendalam yah Ukhtiku.

Ukhtiku, kesepakatan untuk saling komitmen adalah bukan hal mudah. Komitmen bukanlah hal yang menjadi jaminan terlebih dalam waktu yang tidak singkat. Kebanyakan dari mereka adalah meminta komitmen. Ada berbagai alasan sebenarnya. Pernah ada  alasan dari seseorang ikhwah yang meminta komitmen katanya agar sang Ikhwah tidak berjuang sia-sia dan sendirian selama waktu yang dijanjikannya. Memang terkadang kedengaran indah, tapi tak seindah yang kita bayangkan. Ada banyak sekali diantara mereka yang berkhianat tehadap komitmen yang telah dibangun. Tak jarang pihak yang paling tersakiti disini adalah pihak akhwat. Tentang komitmen mungkin bisa saja. Tapi harus tetap kita ingat satu hal bahwa Allah Maha Membolak-balikkan hati manusia. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Di luar sana banyak orang-orang baik, orang-orang shaleh dan orang-orang yang lebih taat dibanding kita. Tak mungkin kita menghalangi dia untuk kemudian beralih memilih orang yang lebih baik. Kita tidak mau pupus, jatuh dan terbaring dalam peratapan panjang dan kecewa mendalam yang tak berkesudahan. Rugi menangisi orang seperti itu.


Ukhtiku, pun pernah kutemui sebuah kisah dimana sang ikhwah yang memilih mundur karena sang akhwat yang tak mau diajak komitmen, lantas memilih pergi dan berlalu sibuk mencari dan mendekati akhwat lain. sejatinya  hanya ada dua pembuktian cinta "IKHLASKAN atau HALALKAN" bukan "KOMITMENAN". Memang praktek tak semudah yang dirapalkan. Tak mudah bukan berarti tak bisa kan? Diperlukan manajemen perasaan yang apik agar perasaan tetap terjaga kestabilannya.
Ukhtiku, jika dia  benar ingin melindungi dan menjagamu, sungguh itu adalah niat baik. Tapi kembali lagi, lihat proses yang dia tempuh. Apakah sudah sesuai dengan yang disyariatkan  atau melanggar dari syariat. Jika dia benar-benar ingin melindungi yakin saja ia tidak akan memberikan janji-janji. Sungguh janji-janji dan komitmen itu hanya akan membuatmu merasakan kesakitan yang mendalam bila pada kenyataannya nanti kenyataan tak sesuai dengan harapanmu.

Olehnya sudah sepatutnya yang wajib dilakukan adalah sibukkan diri dengan kebaikan, terus perbaiki diri, tingkatkan kualitas iman, senantiasa melangitkan doa-doa kita hingga seluruh penjuru langit mendengar senandung doa hingga turut mengaminkan doa dan hajat kita kepada  Sang Maha Cinta. Perbanyaklah melobi ke langit semoga yang terbaik segera menyambut doa dan segera menujumu. Ingat, waktu terbaik bagi orang lain belum tentu waktu terbaik bagi kita. Pun, harus diingat bahwa Siapapun yang menjadi pangeran kita kelak artinya itulah pilihan terbaik dari Allah.


Raja Ampat. Siapa yang tidak kenal dengan Pulau Raja Ampat yang terletak di Papua. Pulau yang sangat eksotis dan menawan membuat siapapun ingin berwisata ke sana. Raja Ampat merupakan salah satu maskotnya Indonesia. Jika ada tourist dari luar yang berkunjung ke Indonesia. Salah satu tempat yang recomended adalah raja ampat dengan segala keunikan dan keindahannya.


Aku adalah salah satunya. Iya sih memang aku bukan turist. Tapi aku juga mah berjiwa tourist. Punya hobi traveling. Termasuk Raja Ampat adalah salah satu daerah wisata yang paling  ingin aku kunjungi saat ini. Alasannya simpel, hanya untuk menikmati Maha Karyanya yang luar biasa agar makin menambah kesyukuran. Pun juga ingin mengambil banyak hikmah dari setiap perjalanan-perjalanan yang dilakukan. Aah, jika melihat gambar-gambar yang beredar di internet rasanya pengen bisa kesana secepatnya. Sungguh luar biasa.


Keinginan yang belum  bersambut. Belum bisa kesana hingga hari ini, kendala utamanya adalah budgeting.. Hehehe..  Rasanya sedikit maklum dengan status sebagai mahasiswa untuk budgeting yang termasuk banyak. Lebih baik kerja dan nabung dululah biar nanti bisa pergi  sekalian nyari event yang bisa bawa kesana. Pun siapa sangka jika suatu hari nanti kesananya sudah tak sendiri lagi, sudah ada yang temani :-D , kan aman kalo begitu (hi hi hi minta ditemani sama Tour Guidenya saja)..


Memang belum bersambut, tapi telah tergantikan. Ku katakan ini adalah salah satu surga tersembunyi yang ada di Indonesia. Bukan di Timur pun bukan juga di Barat, tapi disini di wilayah tengah Indonesia. Sangat dekat denganku yang kebetulah warga Indonesia Tengah. Iya, Raja Ampat bukan hanya ada di Papua. 


Pulau Sombori adalah Raja Ampatnya Sulawesi Tengah. Tak kalah jauh dengan Raja Ampat yang ada di Papua. Keindahan Pulau Sombori terlihat dari gugusan pulau-pulau karang yang indah. Di sekitarnya banyak tebing karang yang tinggi, sehingga membuatnya tampak begitu eksotik. Ombak-ombak kecil yang menyisir tebing seolah-olah menyambut datangnya pengunjung. Sesekali, ombak tersebut meninggalkan dataran air yang sangat jernih. Menariknya, air di Pulau Sombori memiliki gradasi, mulai dari biru tua, cyan, dan hijau muda. Saking sepinya tempat ini, membuat pasirnya sangat putih dan bersih. Kamu bisa merebahkan tubuh dengan nyaman di atasnya.


Keindahan Pulau Sombori dari Puncak Pulau Kayangan
Alhamdulilllah  walaupun  belum bisa traveling ke Raja Ampat tapi kini telah tergantikan dengan keindahan Pulau Sombori. Perjalanan ke Pulau Sombori tanggal kemarin mampu menjadi penawar.  Ada surga tersembunyi di sekitar kita. Meski Sombori belum  terlalu dikenal oleh publik tapi saya yakin bahwa suatu hari nanti pasti akan menjadi tempat setenar Raja Ampat.  Tugas kita sederhana. Cukup kita menjadi pelopor dalam  mempromosikan tempat wisata yang ada di Indonesia terutama  wisata lokal di daerah kita masing-masing. Termasuk pulau Sombori Ini.


Senin, 19 desember 2016 di ruang ujian sidang sarjana Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako Palu. Tepat pukul 11.26 a.m WITA status sebagai mahasiswa sudah tak melekat padaku lagi. Ya, kini statusku di kampus itu telah berubah, yang awalnya masih "Mahasiswa" sekarang berganti menjadi "Alumni".  Jika dihitung-hitung masa studiku di kampus kaktus itu adalah 4 Tahun 5 Bulan 7 Hari. Ku bilang ini termasuk waktu yang cukup lama dibanding kawan-kawan terkhusus kawan-kawan lain di fakultas tetangga. Tapi, di fakultasku sendiri ini adalah waktu yang terhitung normal karena ada kebijakan berupa tambahan waktu satu tahun waktu kuliah normal. Kebijakan ini cukup beralasan karena realita yang terjadi banyak mahasiswa yang terlambat lulus karena terhambat masalah penelitian.

Empat tahun lebih bukan waktu yang singkat terlebih untuk mahasiswa rantau sepertiku. Rela menempuh jarak yang tak dekat dengan membawa amanah orang tua. Iya, membawa harapan besar orang tua melihat anaknya bisa memperoleh gelar sarjana dan harapan terbesar yang pasti adalah hadir dan menyaksikan anaknya dalam acara wisuda. Banyak aral melintang. Rintang dan hambatan sana sini. Berpacu dalam gerigi perjalanan menuju sarjana. Namun, Alhamdulillah Allah pun percaya dengan tetap memberikan kekuatan dalam menghadapi segala rintang dan hambatan selama perjalanan, hingga pada akhirnya aku berhasil sampai di titik itu. Demi senyuman bahagia dari dua bola mata orang tua. Aku selalu percaya tidak ada yang tidak mungkin selama kita masih bisa bernafas di dunia, asalkan kita yakin. Raih semua kesempatan, mari berlari ke tempat yang lebih tinggi.

Kamis, 02 Maret  2017 pelaksanaan acara Wisuda Lulusan 86 Universitas Tadulako. Benar, hari ini aku wisuda. Alhamdulillah, resmilah sudah statusku sebagai alumni meski sebenarnya status alumni itu sudah melekat hampir 3 bulan yang lalu. Hanya saja, sebelum wisuda ku anggap itu belum resmi. Harri ini,  tuntaslah sudah satu amanah besar yang ku pikul selama ini. Ada haru yang sebenarnya ku sembunyikan. Aku tak ingin memperlihatkannya. Rasa bahagia dan syukur yang tak terkira senantiasa terpanjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi, terima kasih atas ukiran senyuman dari bibir mereka. Terima kasih Ibu, Bapak, Adik dan Keluarga yang telah mendukung. Kalian terbaik dan tak tergantikan.


Terima kasih telah hadir dalam hidupku. Ini adalah proses panjang. Pengalaman hidup yang tak pernah terbelikan dengan apapun. Adalah hal yang akan menjadi catatan rapi terbaik dalam sejarah kehidupanku.
*******

Terima kasih kepada semua pihak yang hadir hingga membentuk pelangi indah dalam perjalanan kehidupanku, terkhusus di tanah rantau ini.

Terima kasih Bapak Ibu Dosen di Fakultas MIPA terkhusus jurusan kimia. Terima kasih atas segala ilmu yang telah dibagikan. Mohon maaf yang sedalam-dalamnya jika belum menjadi mahasiswa yang baik. Namun, satu hal ku berjanji akan terus meningkatkan kapasitas diri hingga akhirnya Bapak/Ibu dosen merasa bangga sudah pernah mengajariku. Terkhusus kedua dosen waliku yang juga dosen pembimbing tugas akhir Ibu Musafira, S.Si, M.Sc dan Ibu Dr.Nurhaeni, M.Si terima kasih  atas dukungan dan masukannya selama ini. Terlebih dosen Pembimbing pertama yang juga sebagai ketua jurusan kimia Bapak Dr. Ruslan, S.Si, M.Si terima kasih atas kesabaran, dukungan dan masukannya selama ini terkhusus dalam proses penyelesaian studi.

Terima Kasih Sahabat seperjuangan, kawan-kawan Kimia 2012. Kalian tetap yang terbaik, meski kusadari tak begitu banyak waktu yang ku habiskan bersama kalian. Aku tahu ada banyak persepsi dan pendapat dari teman-teman tentangku mulai dari baik-baik pun ada juga yang buruk. Aku tak tahu apa saja yang ada dalam pikir kalian tentangku. Tapi apapun yang kalian perbincangkan aku tak akan ambil pusing. Itulah diriku, mari kita saling memahami. Terima kasih atas kebersamaan hampir empat tahun setengah ini, bersusah senang bersama menghadapi laporan yang menumpuk, begadang semalam suntuk itu adalah hal yang tak terlupakan, banyak pelajaran yang turut ku ambil dari kalian. Kalian berhasil menciptakan satu cerita terbaik yang akan ku ceritakan kepada orang-orang yang ada di masa depan nanti. 

Terima kasih Bidik Misi. Terima kasih Keluarga besar Mahasiswa Bidik Misi Universitas Tadulako yang telah mengajarkan betapapun besarnya makna sebuah syukur dan perjuangan. Terima kasih atas segala kesempatan terbaik ini semoga bisa melahirkan generasi-generasi emas indonesia. Aku berjanji akan membalas apa yang telah ku dapatkan dengan terus menebar dan melakukan aksi kebaikan yang mendekatkan masyarakat di rate terbawah dengan strata pendidikan yang semakin meningkat.

Terima kasih kepada seluruh lembaga-lembaga yang pernah ku terlibat di dalamnya. Betapapun banyak pelajaran yang ku ambil dari sana. Terima kasih HIMAKIM FMIPA Untad, LP3IM Untad, DPM FMIPA Untad, TP. Al-Ishlah FMIPA Untad dan BRM FMIPA Untad. 

Terima kasih LDK UPIM Untad. Terima kasih PTQ dan SI 1435 H dan 1436 H. Banyak kisah dan cerita yang tak akan terlupakan. Cerita tentang perjalanan menuju hijrah dan berproses menjadi lebih baik. Disinilah aku dipertemukan dengan orang-orang hebat yang hingga hari ini tetap setia membersamai perjalanan meski tak berstatus sebagai "Pengurus" lagi. Cita rasa kekeluargaan, saudara seiman yang begitu hangat ku temukan disini sehingga membuat teduh siapapun yang berada di dalamnya. InsyaAllah.

Terima kasih sahabat shalihah, sahabat tarbiyah yang menjadi oase ditengah gersangnya Jiwa. Terima kasih Murabbiyah terbaik Kak Wina, Kak Khairiyah dan Kak  Widia. Terima kasih ukhtifillah  seperjuangan Vita, Dita, Nurul, Juliana, Agustinur, Nurul, Gina, Aida, Kak Fira, Kak Haryati, Kak Ayu, Kak Rukayyah dan ukhtifillah lainnya. Semoga senantiasa saling mengingatkan dalam kebaikan.

Terima kasih mentor tahsin terbaikku Kak Peni Putri Rafika. Terima kasih atas bimbingan dan motivasinya selama ini kak. InsyaAllah akan terus membutuhkan bimbingan kakak sampai benar-benar mantap.

Terima kasih kepada seluruh sahabat nusantaraku. Sahabat rasa saudara hehehe. Kak Visya, Kak Vana, Ana Fairuza, Mba Etty, Mba Ulfa, Intan, Nana Diana yang juh di Aceh sana, Rafiniati si Sumsel, Adik Alna, Husnul Hidayah, Azizah, Wiwin Permata Putri, Lili, Novia, First, April, Meli, Mbak Putri juga Mbak Nailil dan kawan-kawan lainnya terima kasih karena kalian begitu memotivasi dan menginapirasi bagiku.
  
Terima kasih Rubalang alias Rumah Bahari Gemilang yang telah mempertemukanku dengan orang-orang hebat di luar sana. Rubalang adalah rumah bagiku. Rumah yang selalu ku rindukan saat jauh. Rumah yang selalu mengingatkan rindu untuk pulang. Rumah yang mempertemukanku dengan KITA yang lantas menamakan diri "Lima Bintang". Hehe. Kenapa Lima Bintang? Jawabannya sederhana, karena KITA berjumlah 5 orang pun bintang pun mempunyai 5 sisi. Mereka adalah orang-orang hebat yang pernah ku kenal dan akan menjadi catatan sebagai orang-orang penting dalam sejarah kehidupanku.
Terima kasih Sahabat Perjuang di Komunitas Anak Untad. Alhamdulillah berkat kalian seorang Rukmana bisa berkembang dan berhasil melahirkan berbagai karya-karya meskipun sederhana. Terima kasih yang sebesar-besarnya teruntuk sahabat Anak Untad. Kalian selalu dihari.

Terima kasih  kepada Ibu Eny Yuniati, S.Si, M.Si dan Bapak Moh. Alwi, S.Si, M.Si atas kepercayaan untuk menempati rumah selama beberapa waktu. Semoga Allah membalas segala kebbaikan bapak dan Ibu.

Terima Kasih  Kak Hasna dan Keluarga yang telah menjadi kakak dan keluarga yang terbaik. Karena kalian aku merasa tak sendirian lagi di tanah rantau ini. By the way, aku merindukanmu kak Hasna. Sudah cukup lama tak berjumpa.

Terima kasih sahabat shalihah Fakhrunnisa dan keluarga karena kalian aku jadi bisa sedikit meredam kerinduan untuk pulang ke rumah. Kehangatan kalian membuatku serasa ada di rumahku sendiri. Aku belajar banyak darimu. Mengajarkanku untuk senantiasa menjaga orang-orang baik disekitarku. Mengajarkanku bagaimana menjadi lebih dewasa, dan masih banyak lagi.

Terima kasih sahabat-sahabat terhebatku Nurul Farida, Darmawati, Nur Hidayah, Bahrul Fajrih, Retno Budiasih, Ikerniaty, Mahfudz, Moh. Tofan Saputra, Nurlela Karim. Banyak sekali cerita bersama kalian. Juga teruntuk sahabat kesayangan Partner Kesana Kemari Ibu Hardhianti Haris. Kamu yang terbaik. Biarkan dia tersimpan rapi dalam memori biarkan waktu yang akan membuka kembali dan mengingatkan bahwa kita pernah sedekat ini (dulu).

Terima kasih juga untukmu sahabat terbaik Muhammad Nurramadhan dan Ahmad Menni. Terima kasih telah hadir dalam hidupku kalian akan selalu mendapat tempat terbaik dalam ruang ingatanku. Aku masih ingat semua kebaikan-kebaikan kalian hingga hari ini. Semua terekam dengan baik.

Terima kasih partner wirausaha Kak Tofan, Kartina, Axel dan Reret. Mari kita kembangkan usaha kecil-kecilan yang sudah dirintis dari awal. Pun terima kasih Partner Kelor Herlangga Adiputra yang entah kapan kelor ini akan mendapatkan perhatian khusus, jangan sampai mimpi dan harapan-harapan kita tentang kelor terlebih dulu diwujudkan oleh orang lain.

Terima kasih  Sitti Ainun Hikmah dan Para Homates. Terima kasih telah bersabar. Maafkan diriku yang terlalu jutek dan acuh tak acuh. Tapi, seperti yang pernah ku bilang. Seperti inilah aku. Sekali lagi memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala hal yang kurang berkenan selama ini. Pun terima kasih pun terhaturkan kepada seluruh keluargamu dan Almarhum Pakpo mu atas kebaikannya. Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin, aamiin, allahumma aamiin.

Pun terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang berjasa yang tak dapat ku sebutkan satu per satu. Tetaplah berjejak di lajur yang sesuai. Tetap semangat. Semoga suatu saat nanti kita kembali dipertemukan. Dipertemukan dalam keadaan terbaik di puncak kesuksesan.
Cukup rindang meneduhkan, tak banyak kendaraan yang lalu lalang pun bisa menikmati pemandangan teluk Palu yang mempesona dari sini. Ini tempat favoritku di kampus. Cukup sering ku habiskan waktu disini, sendirian. Tak banyak yang tahu, aku sering menghabiskan waktu disini meski hanya seorang diri sembari menikmati pemandangan sekitar kampus yang bersatu dengan indahnya pemandangan alam kota pun teluk  Palu yang cukup jauh disana dengan harapan pun bisa menduhkan perasaan hingga menjadi tenang.

Ingatanku melayang. Teringat pertemuanku dengannya tadi, sebut saja "Miss", yang menyempatkan untuk singgah sebentar di rumah dosen tempatku tinggal sebelum akhirnya Ia pamit untuk pulang ke kampung halamannya. Beberapa hari sebelumnya kami sempat bertemu di kantor Media Tadulako, bercerita tentang apa yang akan kami lakukan saat hari wisuda nanti. Iya, aku adalah salah satu mahasiswa yang akan di wisuda nantinya. Berbeda dengannya yang sudah melalui wisuda sejak setahun yang lalu. Tapi, rencana itu akhirnya hanya berakhir pada sekedar rencana. Miss harus pulang ke kampung halamannya satu hari sebelum hari wisuda. Aku tak bisa menahannya. Hanya bisa mendoakan semoga perjalanan lancar dan selamat dalam lindungan Allah hingga sampai di tempat tujuan.

Besok adalah hari wisuda. Tetiba, butiran bening jatuh menetes. Entahlah rasanya  ada yang kurang, tapi apa?. Antara sedih dan haru bahagia. Hal yang selalu ku ceritakan kepada banyak orang, bukan Kita namanya kalau tidak berlima. Besok bahkan kalian tak ada, hanya si Merah yang ku ketahui pasti akan datang. Aah, mungkin harapku terlalu berlebihan. Si Ungu yang harus pergi untuk agenda akademik di propinsi sebelah, Si Miss yang harus pulang kampung halaman. Mungkinkah karena tak ada KITA esok? Mungkin. Ku rasa aku tak butuh alasan lagi, mungkin karna aku memang ingin ada KITA nantinya. Meski aku paham memang Kita tak akan selamanya menjadi Kita. Akan ada masanya Kita akan menjadi aku, kamu, dia, mereka dan kalian. Meski hati kita akan tetap menjadi kita.
Karena kita akan tetap menjadi KITA
****
Nada dering hape milik teman yang dipinjamkan kepadaku memecah kesunyian malam itu. Mimpi yang baru saja ku masuki buyar seketika ketika ku dengar nenek membangunkanku untuk bersegera menjawab panggilan di hape berwarna putih itu. Lelah tak bisa ku sembunyikan. Aktivitas seharian tadi membuatku harus beristrirahat mengembalikan puing-puing energi untuk acara wisuda keesokan harinya. 

Ku lihat layar hape putih yang ada digenggamanku. Nama yang tak asing bagiku. Ku jawab panggilannya dengan nada suara yang berat. Aah, rasanya belum sepenuhnya sadar dari tidur ketika ku berbicara dengannya meski dengan waktu sangat singkat. Hanya beberapa menit. Dia menanyakan tentang pesan singkat yang ku kirimkan sore tadi. Berbeda dengan yang lain. Tak ada konfirmasi darinya.

             ..............................
              "Oiya siapa saja yang dikirimi pesan seperti itu?", katanya.
              "Ada beberapa orang terdekatku. Kenapa?" Jawabku sembari bertanya.
             "Haruskah saya datang ? Kan sudah ada teman-teman yang lain dan keluarga juga yang datang....." Jawabnya.
              .............................. 

Tak berpanjang lebar. Ku akhiri panggilan di hapeku. Langsung ku kirimkan pesan singkat.

          "Okeh baiklah.Terima kasih. Menghilanglah satu persatu. Ndak usah pernah muncul-muncul lagi (emang hantu 😄)".

Pesan singkatku dibalas dengan beberapa potongan kata yang singkat. Ku balas kembali pesan singkatnya. Yang menjadi pesan terakhirku hingga hari ini.

"Ini terakhir kali saya balas sms. Terima kasih 😊".

****
Hape ku nonaktifkan kala itu. Ku letakkan di atas meja bersebelahan dengan komputer yang ku tahu sudah tak berfungsi lagi. Kembali teringat lagi bahwa akan ada masanya Kita akan menjadi aku, kamu, dia, mereka dan kalian. Meski hati kita akan tetap menjadi kita. Mataku sembab antara haru dan meringis dalam hati. Aku merindukan kalian, aku sayang kalian. Tapi sudahlah aku tak ingin membahasnya lagi. Mungkin saja aku yang terlalu naif. Malam sudah semakin larut aku harus istirahat karena besok adalah hari wisuda. Hari yang sudah ku nantikan hampir empat tahun lebih lamanya. Selamat malam, besok akan baik-baik saja.



Newer Posts Older Posts Home

WELCOME ABOARD!

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Makalrambot Lipu (Teringat Kampung Halaman)
    Lagu-lagu daerah Tolitoli cukup banyak yang menceritakan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya, termasuk lagu Makalrambot L...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Tinga Kinaaku (Suara hatiku)
    Naah, ini adalah salah satu lagu yang sangat terkenal juga di Tolitoli. Judulnya adalah " Tinga Kinaaku" , atau bisa diartikan seb...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Lutungan (Patriot Baolan)
    Nah, lagu ini adalah salah satu lagu fenomenal kota Tolitoli karena sering dinyanyikan dalam acara-acara kedaerahan, pun sering juga diperke...
  • 8 Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Event
    Rukmana (Delegasi Sulawesi Tengah) di  Indonesian Culture and Nationalism 2015 - Galeri Nasional Indonesia - Jakarta Pemuda dan mah...
  • Kata Kerja Transitif dan Intransitif, Apa Bedanya ?
    Materi Grammar atau aturan penulisan adalah salah satu materi utama dalam belajar bahasa Inggris. Materi verb atau kata kerja pada bagian...
  • CERITA LPDP : Jadi, sebenarnya begini...
    Pada hari itu, Selasa, 14 Agustus 2019, hanya ada perasaan sangat puas ketika keluar dari ruang wawancara 1 yang kata kebanyakan orang...
  • FORUM KAJIAN MUSLIMAH DI KAMPUNG INGGRIS
    Kesulitan Menemukan Forum-Forum Kajian Muslimah adalah salah satu hal yang sering dirasakan oleh sebagian besar orang ketika berada di kamp...
  • CERITA LPDP : Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare Kediri (64212)
    Salah satu dari beberapa hal penting yang harus disiapkan dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP, khususnya untuk tahap awal atau tahap SE...
  • Teman Seperjalanan
    Keberanian bukanlah tentang menghilangkan rasa takut. Tapi keberanian adalah ketika kita tetap melangkah, meski hati penuh keraguan, meski s...
  • SHARING AWARDEE : Persiapan Seleksi Wawancara LPDP bersama Kak RH. Andriansyah #1
    Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh.. Hey, you all, scholarship hunters, LPDP fighters.. Untuk apply sebuah beasiswa adalah se...

Categories

Beasiswa 6 Catatan 39 Cerita Saya 38 English Article 2 Kampung Inggris Pare 16 Pojok Umum 33 Refleksi 22 Tentang Toli-toli 8

Blog Archive

  • ►  2025 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (3)
    • ►  May (3)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (7)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2018 (32)
    • ►  December (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (4)
  • ▼  2017 (32)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ▼  March (6)
      • DIJEBAK SUPIR ANGKOT PARE KAMPUNG INGGRIS
      • BELAJAR DARI SIKAT GIGI DAN PENSIL
      • UKHTIKU, KOMITMEN ITU BUKAN JAMINAN !
      • SOMBORI (BUKAN) RAJA AMPAT
      • SEBUAH PENUNTASAN
      • (BUKAN) LAGI TENTANG KITA
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2015 (24)
    • ►  December (2)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (10)
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  August (1)

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Featured Post

Memaafkan atau dimaafkan bukanlah perihal mana yang lebih baik. Keduanya adalah dua hal yang sama-sama membutuhkan keikhlasan. Kita dilatih ...

rukmana.rs

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates