A Learner's Journal
  • HOME
  • GENERAL
  • REFLEKSI
  • CERITA SAYA
  • CATATAN
  • BICARA LINGKUNGAN
  • ABOUT ME
Menyoal tentang Relawan maka saya ingin berbagi ringkasan dari ulasan materi yang dibahas di dalam Voice Sharing Class (2nd Session) dengan narasumber Pak Bayu Gawtama yang merupakan founder dari Sekolah Relawan Indonesia bersama para relawan-relawan tangguh Indonesia, kemarin. Ada banyak hal penting lainnya yang sejatinya harus kita pahami dengan baik mengenai seorang relawan yang sebenarnya, karena ternyata relawan bukan hanya urusan rela atau tidak rela, namun lebih dari itu. Mari kita maknai bersama-sama, semoga kita bisa mengambil manfaat dari sini 😊. 

Seorang relawan sejatinya memiliki 2 sifat dasar yang terpelihara rapi dalam dirinya. Sifat dasar itu adalah sifat “senang” dan "sifat empati". 


Pertama, sifat senang. Sifat pertama dan utama yang harus dimiliki seorang relawan yakni sifat “senang”. Dalam hal ini senang dalam melakukan kebaikan, senang berbuat sesuatu hal yang bermanfaat dan senang dalam melakukan berbagai hal yang bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi lebih untuk orang lain/banyak.

Nah kita bisa melihat langsung kedalam diri sendiri, apakah kita cukup memiliki 'kesenangan' seperti itu atau tidak? Jika Ya, maka berbahagialah karena kita sudah memiliki sifat dasar seorang relawan. Tapi jika TIDAK atau KURANG, maka banyak hal yang harus kita perbaiki. Karena mungkin saja kita masih termasuk dalam kelompok-kelompok egois.


Ini menjadi hal utama pertama karena akan menentukan sejauh mana kontribusi dan kesungguhan kita dalam menjalani aktivitas-aktivitas kerelawanan yang kita ikuti nantinya. 


Namun, pada dasarnya mayoritas dari relawan pasti memiliki sifat tersebut karena sejatinya sifat tersebut adalah fitrah dalam setiap diri manusia. Oleh karena itu, harapannya, sifat dasar  ini dapat terpelihara dengan baik sehingga akan mudah bagi kita untuk memiliki pola pikir sebagai seorang relawan sejati. 

Kedua,
sifat empati. Salah satu bentuk kecerdasan yang paling dimiliki seorang relawan adalah kecerdasan emosi. Emotional Intelligent, dan, empati adalah salah satu bentuknya. Sebenarnya, sifat empati ini juga adalah fitrah. Bahkan sejak kita masih kecil. Sejak kecil, kita terbiasa punya empati meski kita tidak menyadarinya. Sebagai contoh, waktu kecil saat bermain lari-larian, lalu teman kita jatuh terluka, apakah kita pernah ikut-ikutan meringis (meski kadang hanya pura-pura), ikut memegang-memegang kaki seolah kita juga terluka? Jika ya, maka dipastikan bahwa kita punya empati yang tinggi, artinya kita seolah ikut  merasakan penderitaan orang lain. 


Empati adalah menempatkan diri (dan hati) pada posisi orang lain. Empati ini merupakan nilai dasar seorang relawan, yang akan menjadikan kita secara sukarela melakukan kebaikan yang tak terhingga bagi orang lain. 


Selanjutnya, setelah sifat dasar, salah satu modal utama seorang relawan adalah peka dan paham persoalan/problem yang terjadi  di sekitarnya. 


Hal ini penting. Kenapa? Karena hanya mereka yang paham problem yang akan bergerak menyelesaikannya. Bagaimana mungkin kita membantu sementara kita tidak paham masalahnya apa, khawatirnya tindakan kita tidak tepat sasaran. Jangan sampai seperti sebuah kisah seorang pemuda yang ingin menyelamatkan seekor ikan dari banjir bandang dan hanya meletakkannya di darat tanpa dimasukkan ke dalam kolam atau wadah berisi air. Bukan menyelamatkan tapi malah membuat ikannya mati.  

Berapa banyak orang yang acuh terhadap problem di sekitarnya? Contoh sederhananya adalah sampah. Ada sampah berserakan dicuek, ada anak putus sekolah dicuek pula, ada tetangga kelaparan masa bodoh pula, karena bagi dia itu bukan masalahnya. 

Nah, relawan seharusnya tidak bisa bersikap seperti itu, setiap relawan harus peka dan sensitif melihat problem di sekitarnya, lalu dia berpikir bagaimana mencari solusinya. Dengan kata lain, dia paham ada masalah di sekitarnya dan dia pula yang paling bertanggungjawab untuk selesaikan problem di sekitarnya.  Entah ditangani sendiri atau lebih baik lagi ia menggalang tim untuk mengatasi setiap problem itu secara bersama-sama, asalkan ada aksi untuk membantu. Lagipula, setiap problem dibereskn bersama akan terasa lebih mudah. 


Selanjutnya, kemampuan lain yang harus dimiliki seorang relawan, salah satunya, adalah leadership. Kemampuan managerial dan menggerakkan masyarakat. Sehingga Ia bukan single fighter. Berikut adalah kiat-kiat praktis untuk menggerakkanN.
 
1. Paham masalah.
2. Cari orang lain (teman) yang juga paham masalah.  
3. Jadikan masalah bersama. 
4. Memberi contoh lebih dulu.   
5. Konsisten dan sustain.

6. Inshaa Allah yang lain juga akan bergerak.

Kalau relawan masih berpikir kerja sendiri, akan sulit baginya berkembang, sulit juga bagi dia untuk melakukan atau menyelesaikan problem yang lebih besar/luas cakupannya.

Sekarang, coba perhatikan gambar dibawah :



Ini MDGs, Millenium Development Goals, tujuan pembangunan milenium. 8 point mdgs itu disepakati oleh lebih dari 100 negara di dunia, termasuk Indonesia. Dicanangkan pada 2000 hingga 2015, atau 15 tahun. 8 point yang merupakan problem utama dari berbagai problem di belahan dunia, untuk diselesaikan bersama. 

8 point yang merupakan problem utama dari berbagai problem di belahan dunia, untuk diselesaikan bersama.  8 poin tersebut adalah sebagai berikut :   
1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan,    
2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua, Mendorong Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan.  
3. Menurunkan Angka Kematian Anak,  
4. Meningkatkan Kesehatan Ibu, 
5.  Memerangi HIV/AIDs, 
6. Malaria dan Penyakit Menular Lainnya,  
7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan  
8. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan. 

Pertanyaannya, setelah tahun 2015 kemarin, bagaimana hasilnya? Tampakknya di Indonesia tidak ada perubahan sejauh ini.

Sebagai contoh, point 1, misalnya pemberantasan masalah kemiskinan dan kkelaparan. Apakah sekarang masih ada orang miskin dan kelaparan? , atau point 2, pemerataan kualitas pendidikan. Apakah masih ada anak putus sekolah? Bagaimana kualitas pendidikan kita? Banyak anak buta huruf? Atau point-point lainnya. 

Jawabannya belum. Malah urusan HIV AIDS jumlah kasus makin bertambah. Pun faktanya pemerataan pendidikan (paling khusus yang dasar) di daerah pelosok dan pesisir masih jauh dari pemerataan, kasus gizi buruk yang terus meningkat, LGBT yang sangat-sangat merugikan, kemitraan global yang sebenarnya hanya menambah hutang negara. Semuanya masih sekedar angan.  

Ada pertanyaan mendasar sebenarnya, kenapa semua problem itu masih banyak dan bahkan meningkat? 

Pertama adalah empati yang masih kurang. Efeknya, kepedulian  terhadap sesama berkurang.  Andil pemerintah masih dianggap kurang maksimal. Terutama dalam upaya sosialisasi dan pelibatan berbagai elemen masyarakat dalam penyelesaian masalah atau pencapaian MDGs. Sistem hukum dan kuasa pemerintah tidak mampu menjamin, dan tidak mampu membuat seluruh elemen masyarakat fight terhadap hal-hal tersebut.  Padahal sudah sangat banyak yangg peduli, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah komunitas sosial kemasyarakatan serta NGO (Non Government Organization) kemanusian dalam waktu terdekat.

Kedua adalah KONTRIBUSI. Masih banyak diantara masyarakat kita yang ketika lihat anak putus sekolah (padahal tetangga), lalu teriak, "pemerintah kerja apa? Mendiknas ngapain aja?" . Ketika ada tetangga sakit nggak bisa berobat, teriak "menkes bisa kerja nggak?" "Presiden kemana?".

Nah, sebenarnya ini tanggung jawab siapa? Yaa, ini adalah tanggung  jawab semua pihak. Termasuk para relawan, kita. Lah kalau ada tetangga kelaparan sampai gizi buruk, itu tanggung jawab siapa? Ya kita dong tetangganya.  Anak putus sekolah cuma selisih 2 rumah dari rumah kita, ya kita aja yang sekolahin. Nggak perlu teriak pemerintah. 

Apabila setiap individu di masyarakat kita mau berkontribusi selesaikan masalah di sekitarnya, mungkin nggak butuh 15 tahun pencapaian mdgs itu. Nah, artinya ... kita butuh lebih banyak lebih banyak para relawan, yang mau dan sukarela berkontribusi, mau turun tangan bereskan masalah di sekitarnya. MDGs yang tidak selesai pada tahun 2015, kembali dilanjutkan dengan program SDGs, dicanangkan 2016 - 2030. 


Intinya, nasib SDGs di tahun 2030 nanti kemungkinan besar akan  gagal apabila kontribusi kita sebagai elemen masyarakat masih minim. So, ini PR bersama, perbanyak relawan, perbanyak orang-orang yang mengerti masalah dan mau turun tangan bereskan masalah. Selanjutnya, MDGs dan SDGs semestinya jadi acuan bagi lembaga sosial dalam merancang program-programnya. Upayakan setiap program lembaga berorientasi pada pencapaian SDGs. Sehingga akan nampak kerjasama dan kemitraan antara lembaga sosial (masyarakat), pemerintah dan sektor bisnis. 

Ada hal penting lain yang juga harus pahami bahwa jadi relawan kan sepi pujian, sepi tepuk tangan, sepi pengakuan, namun percayalah setiap hal kecil yang dilakukan dengan kesungguhan hati akan mendapat balasan terbaik. Menjadi relawan bisa dimulai dari hal-hal yang kecil dan memberi dampak yang besar. Misalnya, kalian mengajarkan 1 anak sampai bisa baca berarti sudah terlibat  membantu negara/pemerintah di point 2. Punggut sampah di jalan itu keren, bantu pemerintah capai kelestarian lingkungan. Dan seterusnya. 

So, relawan itu asset berharga negara.

Mungkin banyak yang memandang remeh relawan. Sudah biasa lah. Relawan kan emang harus siap diremehkan, harus siap dianggap tidak berbuat apa-apa.Sebagai tambahan, cobalah perhatikan Teorinya Abaraham Maslow dalam Piramida Maslow. Kebutuhan manusia paling mendasar itu fisiologis (pangan, sandang, papan). Nah, Level Relawan bisa dilihat dari pyramida ini. Kalau ada Relawan yg pengen gabung ke organisasi dan bertanya, "dapat makan nggak? Bisa punya baju relawan nggak? Dapat transport?" . Maka, boleh dibilang itu masih level terendah (merujuk pada piramida Maslow).
Semestinya, para relawan itu posisinya tertinggi. Relawan adalah mereka yang hadir untuk memberi kontribusi sebagai bentuk aktualisasi diri. Semestinya, para relawan itu posisinya tertinggi. Relawan adalah mereka yang hadir untuk memberi kontribusi sebagai bentuk aktualisasi diri. Bukan bertanya, dapat apa? Tapi mereka yang mengajukan diri, "saya bisa melakukan ini, itu, kasih saya tempat atau lokasi saya bisa berbuat". Misal, "saya bisa bahasa inggris, saya mau ajar anak2 dhuafa agar bisa bahasa inggris", inilah yg disebut aktualisasi diri.

Disisi lain, bagi beberapa relawan, pasti mindset nya masalah dana. Lantas, bagaimana menyikapi hal ini? Jika hanya mengandalkan tenaga dan waktu untuk membantu sedangkan relawan tidak semua dilebihkan pada masalah materi?. 

Yaa, tentu saja. Semua harus realistis. Namun, organisasi yang baik akan memfasilitasi. Yang penting jadi relawan niatnya bukan cari dana. Kalau organisasi belum sanggup, balik lagi ke bahasan awal, jangan sendiri, cari teman yg bisa diajak terlibat bersama, dalam hal ini mereka yang memiliki kelebihan. Percayalah, niat baik pasti selalu menemukan cara terbaik untuk melahirkan banyak kebaikan lainnya.
___
At least, uraian diatas adalah gambaran umum hasil dari  sesi sharing Voice Sharing Class (2nd Session) yang diadakan oleh lembaga kemanusiaan VOICE (Volunteer of Indonesian Care) Sulteng, pada Jum'at (23/3/18). VOICE merupakan salah satu lembaga tempat  berkumpulnya para relawan kemanusiaan untuk Indonesia dan dunia. Nah, buat teman-teman yang ingin terlibat menjadi relawan silahkan kepo di FP Volunteer of Indonesian Care. Atau, jika ingin mendapat informasi seputar aktifitas kerelawanan lainnya just feel free to ask me !.

Semoga bermanfaat ! 💓💕

Aku tak sengaja mendapat kabar tentangmu dari seseorang yang ku kenal, yang dengan mudahnya mengetahui segala hal tentangmu. Aku sebenarnya tidak menyangka pada kemampuan "kepo" nya yang luar biasa itu. Sedikit aneh terdengar olehku, bagaimana tidak? Pasalnya, ku ketahui bahwa dia sama sekali tak mengenal mu, sama sepertiku, bertegur sapa saja tak pernah apalagi bertemu, hanya sempat beberapa kali bercakap via online. Tetiba, menjadi orang yang paling tahu tentangmu. Aah, tapi sudahlah, mungkin itu hanya karena ketidaktahuanku saja.

Cukup terkejut aku ketika kudapati sebuah design undangan yang bertuliskan namamu dan sebuah nama yang mirip dengan seorang temanku, sahabatku. Dia yang mengirimkannya padaku. Bagaimana perasaanku? Ya, sedih. Kecewa? Antara iya atau tidak. Tapi aku yakin ini bukanlah kecewa, hanya sebuah adaptasi dan konsekuensi penerimaan. Lagi pula, kalau hendak kecewa, aku tak punya hak akan hal itu..

Jika selama ini, diam-diam, aku mengusahakanmu dalam setiap doa-doa panjang dengan bermanja pada-Nya maka sempat kuhentikan untuk mengusahamu, hingga kudapati fakta bahwa semua itu tidak benar. Buktinya adalah kamu masih berada dalam ruang kesendirian dalam meniti waktumu, sebagai seorang aktivis, hingga saat ini. 

Lantas, bagaimana denganku? Aku terlanjur ja (t)uh dalam pengharapan akanmu. Aku, maka kini ku lanjutkan upaya untuk mengusahakanmu. Tak ada upaya ampuh bagiku selain merayu dan bermunajat pada-Nya akanmu.

Aku memang terlanjur ja(t)uh, namun aku sadar iffah dan izzahku sebagai bagian dari makhluk mulia ciptaan sang Maha Segalanya, perempuan. Aku akan terus  mengusaha hingga Allah berkehendak agar aku  mengakhirinya. Apalah aku ini? Hanya seorang hamba fakir, tak ada apa-apanya dibanding Ummul Mukminin, Khadijah rhadiyallahu anh', belum mampu mengikuti jejaknya.

Jika nantinya terpaksa harus ku dapati design serupa namun fakta, yang bertuliskan namamu dan orang lain itu artinya ada orang lain yang upayanya sebanding denganmu yang mendorong untuk saling menemukan. Mungkin kamu memang sedang mengusahakan orang yang berbeda dan Allah meridhoi-Nya. Mungkin aku akan sedih, tapi apalah arti kesedihan semu? Sementara Allah sudah siap dengan kejutan-kejutannya.

Maafkan aku, yang diam-diam, selalu melangitkan doa-doa panjang akanmu.

Karena aku, Terlanjur JA(T)UH...

Semoga Allah senantiasa mengistiqamahan hati ini di dalam jalur kemaslahatan.

______________________________________
Pare, 20 Maret 2018, pukul 01.29 p.m.
@rukmana_suharta


Rasanya perasaan nge-fly setelah perjalanan pulang dari lokasi pengabdian, Pulau Maputi, malam kemarin masih berefek hingga saat ini. Maklum kami baru sampai di Kota Palu lagi pada pukul 03.00 dinihari setelah berangkat  sekitar pukul 22.00 WITA dari sana, belum lagi kami yang akhirnya kelaparan dan harus kembali bertualang mencari warung makan yang buka di waktu begitu akhirnya membuat kami benar-benar tiba di rumah pada pukul 04.00 subuh. Mataku sulit tertidur meski sudah ku paksa, padahal besoknya aku akan kembali melanjutkan perjalananku menuju kampung halamanku yang sebenarnya.
****
Perjalanan kali ini menyuguhkan pemandangan alam yang maa syaa Allah indahnya. Seolah menghipnotisku dari perasaan mulai tak enak (rasa-rasa akan mabuk darat) dan ngantuk menjadi on 100%. Belum lagi teman duduk di sebelahku, yang ternyata adalah tetanggaku hampir 3 tahun selama di Palu dan baru ku ketahui hari ini, yang cukup ramah berhasil membuatku menjadi lebih menikmati perjalanan hari ini. Aku teringat lagi sebuah pepatah yang menyatakan bahwa"Cobalah untuk mengambil hikmah dari setiap kejadian dan perjalanan". Aah, aku, perjalanan hari ini telah mempertemukanku dengan tetangga sekitar 3 tahun dan tak pernah saling tahu 😆.
****
Perjalanan  menggunakan jasa travel memang memakan waktu yang lebih lama karena  lebih lambat dan banyak spot persinggahan, dibanding menggunkan mobil pribadi atau bermotor, bisa memakan waktu sekitar 12 jam, sementara menggunakan motor hanya membutuhkan waktu sekitar 8 jam.

Setelah beberapa jam perjalanan, tibalah kami di persinggahan pertama. Persinggahan pertama hari ini adalah desa Rerang, sekitar jam 14.00 siang, tepatnya di Rumah Makan Dua Putra. Penumpang lain langsung turun dan memesan menu andalan  disana, Seafood. Pun aku ikut turun namun hanya memesan segelas teh hangat dan duduk di meja paling sudut, aku membuka Tupperware merah kesayanganku yang sengaja ku isi makanan sebelum berangkat tadi pagi. Tetiba aku ingat sesuatu "ini kan rumah makan ambruk.. hihihi" (gumamku dalam hati), sembari aku senyum-senyum kecil karena teringat kejadian lucu 3 tahun lalu., waktu itu kebetulan singgah di tempat yang sama dan ada teman yang pingsan hingga dibawa masuk ke kamar dan dibaringkan diatas dipan sang pemilik warung, siapa sangka, tetiba dipan ambruk karena kebanyakan kawan yanng ingin menjaganya dan turut naik di atas dipan 😆😆.

Pada waktu bersamaan, diam-diam, aku memperhatikan seorang anak kecil yang sangat lincah membantu ayahnya membawa Ibunya yang sedang di infus ke sebuah dego-dego untuk beristirahat. Aku hanya menatap dari kejauhan, nampaknya Ibunya sedang sakit. Sementara si anak yang belum ku ketahui namanya itu terlihat sangat bijak dan paham untuk anak seusianya. Setelah Ayahnya yang merupakan seorang tentara memberinya makan ia langsung duduk dan beristirahat duduk di dego-dego yang di sebelahnya sambil bercengkerama dengan seorang lelaki muda yang berseberangan dengan kursi dudukku, yang dibatasi dengan satu kursi di antara kami. Disini aku belum tahu nama si anak kecil ini dan si lelaki muda yang sudah sedari tadi bercerita denganku itu. Sekitar 1 jam kami berhenti di Rumah makan itu.
****

Tetiba travel yang kami tumpangi kembali berhenti cukup lama di sebuah perkampungan yang letaknya sekitar 150 KM lagi dari tempat tujuanku, Tolitoli. Oh, ternyata ada sedikit masalah. "ada part mobil yang bermasalah, jadi kita istirahat disini dulu ya sebentar", begitu kata si sopir. Akhirnya, penumpang banyak yang turun. Ada yang sekedar meluruskan punggung, merokok atau ada yang sekedar ingin keluar menghirup udara segar, tak seperti aroma nano nano dalam mobil.

****
Aku duduk di tepi trotoar di depan rumah warga yang menghadap ke laut dan berdekatan dengan masjid, sembari menikmati pemandangan yang ada di depanku. Ku saksikan pula anak-anak yang sudah mulai berdatangan ke masjid di jam yang masih 16.47 WITA. Mereka terlihat sangat bersemangat. Aah, anak-anak selalu saja menarik perhatianku.

Aku menoleh ke sebelah kiri. Ternyata, anak kecil dalam mobil tadi sedang duduk sendirian sekitar 1 M di sebelah kiriku. Aku mendekat. Tak susah untuk mendekati anak ini hingga dia merasa nyaman dan bebas bercerita kepadaku. Aku mendengarkannya bercerita dengan antusias sesekali beberapa kali ku beri Ia tebak-tebakan hingga membuatnya tertawa lepas. Dia bercerita tentang adiknya yang sekarang lagi di Buol, tentang sekolah dan materi belajarnya di sekolah. Tak lupa juga ku tanyakan perihal Ibunya dan ternyata Ibunya sakit bawaan karena Tiwi akan memiliki adik baru. Yaa, nama anak manis nan cerdas ini Tiwi dan masih sekolah di TK.
****
Ku ambil 3 bungkus Tango yang ku beli tadi sebelum berangkat.

                "Kakak punya sesuatu buat Tiwi", kataku.
                "Apa kak?", tanyanya penasaran.
                "Iniii..", kataku sambil memberi 2 bungkus Tango di tangan kanan dan kiriku.

Bayangan dalam benakku adalah Tiwi aka senang mendapat 2 bungkus Tango. Ternyata, aku salah. Sebaliknya, keningnya mengkerut seolah bingung.

              "Loh, kenapa Tiwi dapat 2 Tango Kak?", tanyanya.
              "Itu hadiah tebak-tebakan dari kakak. Diambil yah!", pintaku.


(Tiwi mengambilnya nnamun masih dengan perasaan berat lalu bertanya)

             "Kalau Tiwi ambil 2, nanti kakak ndak dapat itu?! Untuk Tiwi, 1 saja kak!", katanya sambil memberikan 1 Tango kepadaku.

(Ohh Nak, kok makin buat saya kagum saja sih)

             "Tidak. Itu buat Tiwi semuanya. Ini Kakak punya 1", kataku sambil memperlihatkan Tango yang ada di tanganku.

           "Tidak mau kak. Masa saya 2, kakak cuma satu, itu namanya nda adil kak, Tiwi makan 1 udah  cukup kok, kasi orang saja itu Kak", katanya dengan tatapan pennuh arti sambil menyuruhku membukakan kemasan Tango miliknya dan juga membuka punyaku.

Dari kejauhan, ku melihat si lelaki mudah tadi berjalan menuju ke arah kami. Baiklah, karena Tiwi tetap mau berbagi, akhirnya ku pinta Tiwi untuk memberikan Tango yang satunya lagi kepada lelaki muda tersebut.
****
Tak terasa. Aku sudah sampai. Ahhh.. tak begitu terasa. Akhirnya, aku sampai di tujuanku sekita 19.20 malam. Aku adalah penumpang kedua yang diantarkan setelah si lelaki muda tadi. Saat aku turun, Tiwi sedang tertidur  lelap di pangkuan ayahnya.
****
Aah, banyak kejadian dan hikmah dari perjalananku hari ini. Aku belajar arti cukup dan berbagi dari  si kecil Tiwi, betapa pentingnya untuk mengajarkan anak arti cukup dan berbagi dari usia yang masih sangat dini, dimana pada umumnya anak-anak seusia dia pasti selalu menginginkan seseatu yang jumlahnya "lebih", pastilah hal ini akan sangat membantu pembentukan karakter gemilang dari anak-anak nantinya. Belajar dari Tango yang membuka 1 tabir karakter si kecil Tiwi. Belajar dari lelaki muda yang ramah dan humble kepada orang baru, saya belajar bahwa sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, sedikit banyak pasti memiliki dampak positif bagi lingkungan kita. Si lelaki muda tadi yang menyapa dan mengajakku bercerita serta mengatakan "biar gak mabuk" akhirnya membuatku lebih menikmati perjalanan tanpa mabuk darat.

Terima kasih Tiwi, Tango dan Tanpan alias si lelaki muda tanpa nama. Yaps, meski kami sudah berbicara  panjang lebar tapi kami lupa untuk tahu siapa nama kami.

_________________________
(Perjalanan Awal Februari 2018)

Setiap pertemuan dengan orang baru memiliki ceritanya sendiri. Terkadang, banyak hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Kita mengenal seorang yang kita anggap hanyalah sebuah kebetulan yang tak beralasan. Beberapa tahun lalu, kalau tidak salah sekitar akhir tahun 2014, itulah awal pertemuan kita. Kesibukan persiapan dan samanya keberadaan kita dalam sebuah kepanitiaan dalam kegiatan di kampus kala itu memaksa kita untuk saling  mengenal. Hingga akhirnya, kekurangan air di rumah dosen yang ku tinggali membuatku memilih kosanmu sebagai pilihan tempat untukku bebersih. Kini, perlahan nan pasti, akhirnya masing-masing kita sadar bahwa awal pertemuan kita menjadi alasan kita untuk menyempatkan diri dalam kelanjutan pertemuan kita yang akhir-akhir ini semakin jarang.

Seiring waktu berlalu, banyak waktu yang akhirnya kita habiskan bersama-sama. Setelah kepindahanmu ke rumah kakakmu, bahkan katamu, aku menjadi orang yang paling sering berkunjung 😀 (hingga nginap) dan karenanya aku lebih di kenal oleh kakakmu tempatmu tinggal. Banyak hal yang kita ceritakan hingga kadang waktu selalu terasa singkat meski faktanya kita sudah bercerita sepanjang malam 😂. Aah paling sayang, kamu sahabat terbaik.  

Jikalau mungkin ada yang bertanya, apa saja yang kita ceritakan, maka jawabannya banyak. Mulai dari masa lalu, masa sekarang, masa depan nantinya mau ngapain. Kita bergantian bercerita dan saya selalu paham bahwa kamu adalah orang yang tepat sebagai tempat bertukar cerita termasuk paling bijak kalau berbicara masalah perasaan. Aah, rasanya wajar, karena kamu punya background ilmu tentang itu. Yaps, Bimbingan dan Konseling.

Tak hanya itu, pernah juga aku berkunjung langsung ke rumahmu di Paleleh dan juga bertemu orang tuan dan keluargamu. Terima kasih atas semua kebaikannya.

***
Kita sudah sering berperjalanan bersama, paling sering adalah perjalan menuju lokasi pengabdian dari komunitas sosial yang kita adalah bagiannya. Perjalanan terjauh kita adalah Kampung Inggris Pare dan Bandung, dalam agenda kursus bahasa Inggris dan  mengikuti Jambore HIPMI PT Se-Asean. Semua bisa menebak, pasti saja kita selalu nempel, kalau ada yang sakit pasti salah satu dari kita pasti sibuk, termasuk mabuk perjalanan (yang paling sering mabuk adalah kamu hihihii). Di perjalanan terakhir kita januari kemarin, sebelum aku kembali merantau dan kamu kembali menjadi pengajar di sebuah SMA almamtermu di Kec. Paleleh Kab. Buol, ini adalah perjalanan dimana kita tak duduk berdekatan di dalam Bus Untad Untad langganan kita itu. 


"Saya duduk disana Na ee.., soalnya kalau saya duduk dekat dengan kau, saya pasti saya mabuk" katanya dengan logatnya yang khas.

Sebenarnya aku baru ngeh dan baru menyadarinya waktu itu, ternyata selama ini ada aura lain hihi. Aku mengiyakan, lagipula waktu itu kursi disampingku sudah ada salah satu orang terdekat saya juga, Reret.

Aku tidak ingat pasti sudah berapa banyak perjalanan panjang yang kita tempuh bersama. Dan dari perjalanan itu, aku yakin kita sudah sama-sama paham bagaimana karakter kita masing-masing. Maafkan aku yang kadang suka marah-marah gak jelas dan terima kasih sudah selalu mengerti dengan ku dan paling tahu treatment yang harus dilakukan ketika penyakit moodyku yang sangat tidak bersahabat ini kambuh.

Terima kasih, sahabat terbaikku, terima kasih atas kebersamaannya hingga hari ini.

 *****
Rasanya semua mengalir begitu saja. Maa Syaa Allah, Allah telah mempertemukanku dengan orang baik. Maka, kita berikrar untuk tetap mengikat tali ukhuwah yang sudah terbangun agar tak ada putusnya, bahkan hingga Jannah-Nya, kelak. Terima kasih atas nikmat tak terhingga ini. Semoga Allah mengekalkan nikmat ini bagi kita.
 ****
Kita paham bagaimana seharusnya seorang sahabat bagi sahabatnya. Harus senantiasa mengingatkan dan mengarahkan ke jalan yang di ridhoi oleh Allah. Karenya, aku juga masih mengingatnya dengan jelas, bagaimana kita berdiskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Kamu menanyakan hal-hal yang kamu masih belum begitu memahaminya, begitupun aku. Hingga kamu menganggap saya sebagai "Murabbiyah" bagimu meski sejatinya aku pun masih seorang mutarobbih yang masih harus banyak belajar. Aku hanya seorang sahabat yang ingin membersamaimu dalam proses hijrahmu, hijrah kita. Sahabatku, mari belajar bersama. Semoga Allah mengistiqomahkan hati kita di jalan kebenaran.
*****
Saat ini kita berada di tempat yang berjauhan. Banyak hal yang tidak bisa kita lakukan bersama lagi. Namun, percayalah ! Jarak bukanlah pemutus ukhuwah diantara kita. Masih banyak hal yang bisa kita lakukan bersama, meski tak bersama raga namun aku yakin hati kita masih sama-sama bermohon pada penguasa langit atas keistiqomahan kita di atas lajur kebaikan hingga suatu saat nanti kita bisa bertemu kembali, dalam aktivitas kebaikan.
*****

Oiya, tak perlu khawatir seperti isi pesanmu waktu itu 😉. Allah pasti punya rencana terbaik. Doakan saja semoga saja partner hidupku segera datang biar segera meninggalkan rantauan ini dan bisa menghadiri walimahanmuhhh 😎😃😃.

Barokallah sahabat..
(Pare, 14 Maret 2018, 10.46 WIB)

Bahasa Indonesia secara spesifik memiliki perbedaan struktur dengan bahasa Inggris. Olehnya, memiliki kemampuan menulis bahasa Indonesia yang baik bukanlah jaminan akan sama mudahnya  menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Namun, modal bahasa Indonesia yang baik akan mengantarkan pada kemudahan mempelajari bahasa Inggris. 

Ada banyak hal yang bisa Berhubungan dengan hal itu, ada beberapa hal yang membutuhkan perhatian khusus ketika kita ingin menulis atau menerjemahkan tulisan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.

1. Mengidentifikasi Jenis Kalimat Apakah Termasuk Verbal atau Non Verbal.
Hal yang paling penting untuk diketahui sebelum memulai menulis adalah pastikan kita mengetahui bahwa jenis kalimat yang akan kita tulis, apakah verbal atau non verbal. Ya, tentu saja ini krusial. Verbal dan Non Verbal adalah dua kalimat yang sangat berbeda, dimana Kalimat Verbal mengandung kata kerja murni berupa "kata kerja aktivitas", sedangkan "non verbal" hanya menggunakan "to be" sebagai kata kerja murni. Ini menjadi penting karena menjadi penentu bagi penulis untuk menggunakan Grammar, aturan penulisan, yang tepat. Ibaratnya, kita harus mengenali masalah agar memberikan solusi yang tepat. Jangan sampai kita menyalahi aturan yang semestinya.

2. Menentukan Subjek dan Verb
Setelah mengetahui Kalimat Verbal atau non verbal, tugas selanjutnya adalah menentukan yang mana subjek dan verb utama. Hal ini juga penting, karena dengan mengetahui keduanya maka akan memberikan gambaran makna dari kalimat yang kita buat. Sehingga kita menjadi tahu aturan mana yang harus diterapkan.

Sebagai contoh, dalam kalimat verbal, "Hantu yang meminum jamu kemarin makan hati", seorang pelajar pemula biasanya kebingungan menentukan yang mana verb utama ketika di dalam sebuah kalimat terdapat lebih dari satu verb. Pada contoh tersebut, tidak sedikit yang mengatakan bahwa yang menjadi verb adalah meminum, padahal yang tepatnya adalah makan. Kenapa? Karena meminum dalam hal ini diawali oleh kata “yang”, artinya sudah menjadi kata sifat, pun maknanya juga akan kurang logis ketika meminum menjadi verb utama. Ingat, salah menentukan subjek verb akan menyebabkan kesalahan yang fatal dalam kalimat.

3. Perhatikan Jumlah Subjek.
Jumlah atau jenis subjek juga harus diperhatikan karena perbedaan jumlah subjek menyebabkan  perbedaan aturan grammar dalam penulisan kata kerja kalimat tersebut. Contohnya, dalam kalimat verbal,  beberapa kata ganti seperti she, he, it atau benda tunggal memiliki keistimewaan pada kata kerjanya yaitu adanya penambahan s/es di akhir kalimat (untuk tenses present simple). Contoh aplikasi dalam kalimat yaitu  Plastik merusak lingkungan, dalam bahasa Inggris dituliskan "Plastic damages the environment", ini untuk benda tunggal. Ketika kita ubah menjadi "Plastik-plastik merusak lingkungan" maka menjadi "Plastics damage the environment", tidak perlu penambahan s. Maka dari itu harus berhati-hati dengan si subjek. Hal ini terlihat sepele. Namun, jika tidak teliti bisa juga menyebabkan kesalahan  fatal.

4. Perhatikan waktu terjadinya atau Time Signal.
Jika dalam bahasa Indonesia untuk menyampaikan suatu aktivitas yang kita lakukan entah kemarin atau sekarang, kita cukup menuliskan dengan susunan kalimat dengan kata-kata yang sama, tinggal menambahkan keterangan waktu. Sebagai contohnya, saya bertemu hantu sekarang dan  saya bertemu hantu kemarin. Jika kita menulis dalam  bahasa inggris tentunya terjadi perbedaan selain adanya keterangan waktu. Kalimat itu akan menjadi "I meet the ghost now"  dan "I met the ghost yesterday". Nah jelaslah perbedaannya.

Hal ini juga berpengaruh dalam penentuan kata kerja atau pasangan to be yang akan digunakan pada suatu kalimat. Sebagai contoh, to be yang digunakan untuk present simple adalah am, is, are sedangkan past simple atau masa lampau adalah was dan were. Pastikan kita peka dalam mendeteksi time signal suatu kalimat agar kalimat yang kita tulis bisa dikategorikan kalimat yang benar.

5. Hati-hati dengan pemaknaan kalimat dan pilihan kata atau diksi.
Bahasa  Indonesia pun berbeda dari segi pemilihan kata atau diksi. Indonesia menganut paham "One For All  atau Satu untuk Semua", artinya satu suku kata dalam bahasa Indonesia bisa digunakan untuk semua konteks kalimat, seperti penggunaan kata matang, bulu dan enak. Dalam bahasa Indonesia kita bisa menggunakan kata matang untuk beberapa konteks kalimat seperti "Nasinya  matang", "Buahnya  matang" dan "usianya  matang".  Namun, ketika kita ingin menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris apakah kita boleh menggunakan kata "cooked" untuk ketiga kalimat tersebut? Tentu tidak, meskipun "cooked" artinya "matang". Cooked digunakan untuk makanan, ripe adalah matang untuk buah-buahan, mature adalah matang untuk usia. 

Selain itu, usahakan ketika akan menerjemahkan kalimat, pahami dengan baik maksud dari kalimatnya karena dalah beberapa kasus kita tidak bisa menerjemahkan  kalimat hanya dengan melihat kata satu per satu namun kita harus menerjemahkan dengan pemaknaan bardasarkan kalimat utuh agar bisa memahami dengan baik dan diksi yang kita gunakan akan tepat. So, berhati-hatilah.

Nah, itulah 5 hal dasar yang harus diperhatikan ketika ingin menulis atau menerjemahkan suatu tulisan dari bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. Ingat, untuk menunjang kemampuan menulis maka tips utamanya yaitu "SERING-SERINGLAH MENULIS !. 

Selamat Mencoba !

Semoga bermanfaat 😉

Menjadi orang yang terdekat dan siap mendengarkan ceritamu adalah hal yang selalu buatku senang, karna dengan dirimu semuanya aku awali. 


Kisah manisku ini bermula saat kita duduk di bangku SMA kelas 2, masih jelas dalam ingatan, aku, kamu dan rahma sarita selalu pulang bersama dengan menaiki sebuah becak, maklum awalnya karena rumah kita searah (oh iya nama abang becak nya itu si chen, orang humoris dan energik menurut kacamata saya). saya ingat sekali kamu itu dulu orangnya pendiam dan gak banyak bicara kecuali aku yang bertanya dan sepengetahuanku, kamu aktif di kegiatan PMR sekolah saja. sementara aku aktif di OSIS sekolah. Kita semakin akrab ketika bertemu dalam sebuah liqo' tarbiyah, kita selalu bersama hingga masuk bangku perkuliahan. saya  akhirnya masuk jurusan kesehatan masyarakat semntara kamu jurusan MIPA kimia.



Hari-hari kita selalu disibukkan dengan agenda kampus, maklum sebagai seorang mahasiswa yang berasal dari tanah rantau, kita sudah menggenggam komitmen untuk membanggakan kampung halaman kita sendiri yaitu Tolitoli. Aktivitas inilah yang terkadang buat aku dan kamu jarang bertemu secara raga, tapi aku dan kamu selalu yakin kita bertemu dalam doa yang selalu kita panjatkan pada ALLAH swt. Oh iya meskipun kami jarang bertemu tapi kami pasti tahu cerita masing-masing. yang aneh, kita paling gengsi memeluk dan bilang sayang satu sama lain, tapi dengan kemampuan yang saya miliki (alias gaya alay) saya selalu ejek dan cari perkara, hingga moodmu jadi berantakan dan berakhir pada perdebatan yang tidak jelas, ujung-ujung kita diam. Moodmu itu kadang yang buat semua orang jengkel, hahahaha. se- istimewa itu dirimu nona. 

kalau moodmu Rusak, aku lah yang paling bertanggung jawab untuk mengembalikan semuanya, aku mulai menaikkan derajat kealayan satu tingkat, hingga dirimu selalu menyebutkan "MISS Alay" hahaha (Merasa bangga tapi aib le..), oh iya  pantai menjadi sasaran kita,  dange dan deru ombak menjadi teman setia kita. kita masih saja seperti dulu.



setiap cerita yang kita ukir selalunya bermakna, selalu ada mimpi yang kita ceritakan, mimpi ke jepang ialah salah satu mimpi terbesarmu. sementara aku masih mendambakan salah satu PurnamaMU. semoga mimpi kita tercapai dan kali ini kamu berhasil menemukan Purnamu lagi yaitu menjadi salah satu speaker di Tadulako menginspirasi 2016 dan aku adalah bagian dari pengisi acaranya sebagai pembaca puisi.  Perlu kamu ketahui "SAJAK KAKI" yang aku bacakan dihari itu, sengaja aku buat untukmu, untukmu yang selalu menyemangati dan paling tahu mimpiku.



ini sajak untukmu sob, namanya sajak kaki, terinspirasi dari perjalanan kita..

sebab mimpi diawali dari langkah Kaki

Simponi Karya Indonesia

kaki-kaki di pijakan kaki
menata cerita elok nyata
bidikkan matamu wahai anak manuasia
senyum simpul perangai mudah

Matahari selalu saja tersenyum dengan indah
Rembulan pun selalu menangisi diri kita
itulah tatapan tajam dunia dari sudut mata mahasiswa
nestapa yang tak pernah abadi
Kesenangan yang kukail dalam-dalam.

Kaki-kaki dipijakan kaki
Sepatu usang temani setiap hari
keringatku seperti farfum mahal yang bebas dijual di pasar
keluhku seperti syair indah tanpa irama
gagalku seperti permainan muka, cukup aku perannya
Senyumku seperti bayangan ku damba
dan mimpi seperti cerminnya.

Kaki-kaki dipijakan kaki
berlahi kencang saja
aku tetap memainkan waktu dengan jam dinding yang berdetak pelan
aku masih saja seperti dulu.
Semangat yang tergenggam, tak lepas biar ku paksa
semangat yang tergenggam tak lepas, hingga pada masa

Kaki-kaki di pijakan kaki
riuh dengan ejekan dan tawa orang asing
menerka dikata, tak pun dihati
lucu dan penuh ironi.
kepada Tuhan ku membagi
aku masih seperti dulu

 kaki-kaki dipijakan kaki
sepatu usang temani setiap mimpi
langkah karya, melangkah cipta dengan ribuan tanda tanya mereka
sebab aku sang tadulako muda
dalam symponi indonesia

kelak kugenggam dunia
pada kaki-kaki di pijakan kaki


"Langkah kakiku tak pasti, tapi dengan melangkah aku tahu yang pasti"


Repost dari Si Purnama (http://hidayahnunu.blogspot.co.id/2016/12/sajak-kaki-si-nona.html) - Baca juga http://rukmanasuharta.blogspot.co.id/2017/05/orang-orang-terdekat-purnama.html
Newer Posts Older Posts Home

WELCOME ABOARD!

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Makalrambot Lipu (Teringat Kampung Halaman)
    Lagu-lagu daerah Tolitoli cukup banyak yang menceritakan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya, termasuk lagu Makalrambot L...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Tinga Kinaaku (Suara hatiku)
    Naah, ini adalah salah satu lagu yang sangat terkenal juga di Tolitoli. Judulnya adalah " Tinga Kinaaku" , atau bisa diartikan seb...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Lutungan (Patriot Baolan)
    Nah, lagu ini adalah salah satu lagu fenomenal kota Tolitoli karena sering dinyanyikan dalam acara-acara kedaerahan, pun sering juga diperke...
  • 8 Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Event
    Rukmana (Delegasi Sulawesi Tengah) di  Indonesian Culture and Nationalism 2015 - Galeri Nasional Indonesia - Jakarta Pemuda dan mah...
  • Kata Kerja Transitif dan Intransitif, Apa Bedanya ?
    Materi Grammar atau aturan penulisan adalah salah satu materi utama dalam belajar bahasa Inggris. Materi verb atau kata kerja pada bagian...
  • CERITA LPDP : Jadi, sebenarnya begini...
    Pada hari itu, Selasa, 14 Agustus 2019, hanya ada perasaan sangat puas ketika keluar dari ruang wawancara 1 yang kata kebanyakan orang...
  • FORUM KAJIAN MUSLIMAH DI KAMPUNG INGGRIS
    Kesulitan Menemukan Forum-Forum Kajian Muslimah adalah salah satu hal yang sering dirasakan oleh sebagian besar orang ketika berada di kamp...
  • CERITA LPDP : Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare Kediri (64212)
    Salah satu dari beberapa hal penting yang harus disiapkan dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP, khususnya untuk tahap awal atau tahap SE...
  • Teman Seperjalanan
    Keberanian bukanlah tentang menghilangkan rasa takut. Tapi keberanian adalah ketika kita tetap melangkah, meski hati penuh keraguan, meski s...
  • SHARING AWARDEE : Persiapan Seleksi Wawancara LPDP bersama Kak RH. Andriansyah #1
    Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh.. Hey, you all, scholarship hunters, LPDP fighters.. Untuk apply sebuah beasiswa adalah se...

Categories

Beasiswa 6 Catatan 39 Cerita Saya 38 English Article 2 Kampung Inggris Pare 16 Pojok Umum 33 Refleksi 22 Tentang Toli-toli 8

Blog Archive

  • ►  2025 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (3)
    • ►  May (3)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (7)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ▼  2018 (32)
    • ►  December (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ▼  March (6)
      • Sifat-Sifat yang Harus Dimiliki oleh Relawan
      • TERLANJUR JA(T)UH
      • TIWI, TANGO DAN TANPAN
      • ORANG-ORANG TERDEKAT : Nurlela
      • 5 HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA MENER...
      • ORANG-ORANG TERDEKAT : Sajak Kaki Si Nona
    • ►  February (2)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (32)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2015 (24)
    • ►  December (2)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (10)
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  August (1)

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Featured Post

Memaafkan atau dimaafkan bukanlah perihal mana yang lebih baik. Keduanya adalah dua hal yang sama-sama membutuhkan keikhlasan. Kita dilatih ...

rukmana.rs

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates