ORANG-ORANG TERDEKAT : Nurlela


Setiap pertemuan dengan orang baru memiliki ceritanya sendiri. Terkadang, banyak hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Kita mengenal seorang yang kita anggap hanyalah sebuah kebetulan yang tak beralasan. Beberapa tahun lalu, kalau tidak salah sekitar akhir tahun 2014, itulah awal pertemuan kita. Kesibukan persiapan dan samanya keberadaan kita dalam sebuah kepanitiaan dalam kegiatan di kampus kala itu memaksa kita untuk saling  mengenal. Hingga akhirnya, kekurangan air di rumah dosen yang ku tinggali membuatku memilih kosanmu sebagai pilihan tempat untukku bebersih. Kini, perlahan nan pasti, akhirnya masing-masing kita sadar bahwa awal pertemuan kita menjadi alasan kita untuk menyempatkan diri dalam kelanjutan pertemuan kita yang akhir-akhir ini semakin jarang.

Seiring waktu berlalu, banyak waktu yang akhirnya kita habiskan bersama-sama. Setelah kepindahanmu ke rumah kakakmu, bahkan katamu, aku menjadi orang yang paling sering berkunjung 😀 (hingga nginap) dan karenanya aku lebih di kenal oleh kakakmu tempatmu tinggal. Banyak hal yang kita ceritakan hingga kadang waktu selalu terasa singkat meski faktanya kita sudah bercerita sepanjang malam 😂. Aah paling sayang, kamu sahabat terbaik.  

Jikalau mungkin ada yang bertanya, apa saja yang kita ceritakan, maka jawabannya banyak. Mulai dari masa lalu, masa sekarang, masa depan nantinya mau ngapain. Kita bergantian bercerita dan saya selalu paham bahwa kamu adalah orang yang tepat sebagai tempat bertukar cerita termasuk paling bijak kalau berbicara masalah perasaan. Aah, rasanya wajar, karena kamu punya background ilmu tentang itu. Yaps, Bimbingan dan Konseling.

Tak hanya itu, pernah juga aku berkunjung langsung ke rumahmu di Paleleh dan juga bertemu orang tuan dan keluargamu. Terima kasih atas semua kebaikannya.

***
Kita sudah sering berperjalanan bersama, paling sering adalah perjalan menuju lokasi pengabdian dari komunitas sosial yang kita adalah bagiannya. Perjalanan terjauh kita adalah Kampung Inggris Pare dan Bandung, dalam agenda kursus bahasa Inggris dan  mengikuti Jambore HIPMI PT Se-Asean. Semua bisa menebak, pasti saja kita selalu nempel, kalau ada yang sakit pasti salah satu dari kita pasti sibuk, termasuk mabuk perjalanan (yang paling sering mabuk adalah kamu hihihii). Di perjalanan terakhir kita januari kemarin, sebelum aku kembali merantau dan kamu kembali menjadi pengajar di sebuah SMA almamtermu di Kec. Paleleh Kab. Buol, ini adalah perjalanan dimana kita tak duduk berdekatan di dalam Bus Untad Untad langganan kita itu. 


"Saya duduk disana Na ee.., soalnya kalau saya duduk dekat dengan kau, saya pasti saya mabuk" katanya dengan logatnya yang khas.

Sebenarnya aku baru ngeh dan baru menyadarinya waktu itu, ternyata selama ini ada aura lain hihi. Aku mengiyakan, lagipula waktu itu kursi disampingku sudah ada salah satu orang terdekat saya juga, Reret.

Aku tidak ingat pasti sudah berapa banyak perjalanan panjang yang kita tempuh bersama. Dan dari perjalanan itu, aku yakin kita sudah sama-sama paham bagaimana karakter kita masing-masing. Maafkan aku yang kadang suka marah-marah gak jelas dan terima kasih sudah selalu mengerti dengan ku dan paling tahu treatment yang harus dilakukan ketika penyakit moodyku yang sangat tidak bersahabat ini kambuh.

Terima kasih, sahabat terbaikku, terima kasih atas kebersamaannya hingga hari ini.

 *****
Rasanya semua mengalir begitu saja. Maa Syaa Allah, Allah telah mempertemukanku dengan orang baik. Maka, kita berikrar untuk tetap mengikat tali ukhuwah yang sudah terbangun agar tak ada putusnya, bahkan hingga Jannah-Nya, kelak. Terima kasih atas nikmat tak terhingga ini. Semoga Allah mengekalkan nikmat ini bagi kita.
 ****
Kita paham bagaimana seharusnya seorang sahabat bagi sahabatnya. Harus senantiasa mengingatkan dan mengarahkan ke jalan yang di ridhoi oleh Allah. Karenya, aku juga masih mengingatnya dengan jelas, bagaimana kita berdiskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Kamu menanyakan hal-hal yang kamu masih belum begitu memahaminya, begitupun aku. Hingga kamu menganggap saya sebagai "Murabbiyah" bagimu meski sejatinya aku pun masih seorang mutarobbih yang masih harus banyak belajar. Aku hanya seorang sahabat yang ingin membersamaimu dalam proses hijrahmu, hijrah kita. Sahabatku, mari belajar bersama. Semoga Allah mengistiqomahkan hati kita di jalan kebenaran.
*****
Saat ini kita berada di tempat yang berjauhan. Banyak hal yang tidak bisa kita lakukan bersama lagi. Namun, percayalah ! Jarak bukanlah pemutus ukhuwah diantara kita. Masih banyak hal yang bisa kita lakukan bersama, meski tak bersama raga namun aku yakin hati kita masih sama-sama bermohon pada penguasa langit atas keistiqomahan kita di atas lajur kebaikan hingga suatu saat nanti kita bisa bertemu kembali, dalam aktivitas kebaikan.
*****

Oiya, tak perlu khawatir seperti isi pesanmu waktu itu 😉. Allah pasti punya rencana terbaik. Doakan saja semoga saja partner hidupku segera datang biar segera meninggalkan rantauan ini dan bisa menghadiri walimahanmuhhh 😎😃😃.

Barokallah sahabat..
(Pare, 14 Maret 2018, 10.46 WIB)

0 comments

It's nice to see you !