Betapa menyebalkannya saya...


Dalam waktu 3 tahun terakhir, banyak perjalanan yang telah saya lakukan dari satu pulau ke pulau lain, dari propinsi satu ke propinsi lain, dan pada puncaknya  adalah menghabiskan belasan purnama di pulau Jawa sebelum akhirnya memilih kembali pulang ke rumah, kalo katanya Bung Fiersa sih untuk memecah celengan rindu 😊..

Banyak hal yang sudah terjadi dalam masa tsb. Pertemuan dengan manusia dengan beragam karakter entah di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat. Yap. Beragam karakter.  Mulai dari yang manja, pengertian, cerewet, pendiam, suka nyuruh sampai yang datar dan jutek. Nah, bagaimana rasanya pun ga perlu ditanya lagi, terlebih menghadapi mereka yang datar dan jutek. Rasanya nano-nano, ada manis-manisnya meski kebanyakan pahitnya.. Seringkali, ujung-ujungnya nangis karena dada terasa semakin sesak.

Siapa  sangka, hal-hal tersebut menjadi soperti auto mode bagi ingatan balik pada berbagai kejadian beberapa tahun sebelumnya, sejak masih duduk di bangku kuliah. Saya ingat bagaimana ketika dulu saya membuat teman se-Tim saya nangis gegara ingin mengkonfirmasi kesiapan agenda acara  penting kegiatan dan saya jawab dengan sangat jutek dan nyeleneh. Pun masih jelas gambaran ekspresi teman se-Tim di komunitas yang takut bertanya apalagi ketika saya sedang fokus mengurusi sesuatu. Ini menjadi titik balik bagi saya utk mengkaji lebih “Who you are in depth”. Satu dari hasilnya adalah membawa saya pada kesadaran  bahwa “BETAPA MENYEBALKANNYA SAYA” 😑.

Alhamdulillah.. Perjalanan panjang tsb mampu menitipkan hikmah tak ternilai dalam diri ini. Mampu mengajarkan diri untuk menjadi lebih lagi dalam memanusiakan sikap dan perbuatan kepada sesama. Tenanglah !. Tak akan ada lagi Nana yang jutek 😋..

Pun terima kasih kepada teman2 terdekat atas kejujurannya mengungkap sisi negatif dari kawanmu ini. Jika tidak, maka entah sampai kapan ddiri akan terus dalam jeratan perangkap negatif tersebut, saya tak pernah tahu.. Terima kasih terus membersamai..

Tentu saja, sudah seharusnya adalah jutaan syukur yang harus kita lantunkan ketika masih ada orang-orang yang mau mengingatkan kita atas kekeliruan yang tersembunyi di dalam asumsi bahwa kita baik-baik saja dengan dunia kita dengan segala sifat dan pernak perniknya. Melepaskan kita dari belenggu ego yang tinggi.

Selamat belajar lebih melapangkan hati wahai diri..
Selamat Berhikmah..

0 comments

It's nice to see you !