A Learner's Journal
  • HOME
  • GENERAL
  • REFLEKSI
  • CERITA SAYA
  • CATATAN
  • BICARA LINGKUNGAN
  • ABOUT ME
Hai hai hai, kembali lagi sahabat. Kali ini saya akan berbagi sebuah cerita yang menyibak makna dibalik hal-hal yang kelihatannya kecil.

Cerita ini berawal dari adanya sebuah event pencarian penulis dari kalangan mahasiswa untuk penulisan buku "25 Ilmuwan Indonesia yang Mendunia" yang digelar oleh Nano World Indonesia. Ketika itu dengan penuh percaya diri saya turut daftar sebagai peserta. Persyaratan yang dibutuhkan kala itu adalah CV, karya tulis yang pernah dibuat  dan kemampuan komunikasi yang baik. Saya mengirimkan formulir aplikasi pendaftaran tepat pada pukul 30 Nopember 2014 Pukul 18.40 WITA. Kala itu saya tak terlalu berharap pada hasil pengumuman nanti. Jujur saja, dengan ikut berpartisipasi saja saya bahagianya bukan main (bingung juga kok bisa yah saya saya sampai sebahagia itu? :D). Sebenarnya tak ada alasan berarti mengapa saya bisa sebahagia itu.

Rabu, 10 Desember 2014 Pukul 22:30 WITA. Setelah 10 hari berlalu setelah saya mengirim berkas. Masuk sebuah pesan ke email saya yang menyatakan bahwa saya dinyatakan lolos seleksi tahap I dan harus melanjutkan ke tahap Interview. Wih, perasaan saya senang bukan main. Dalam pesannya terdapat lampiran dibawah ini.

Daftar Peserta  Lolos Interview


Sejak adanya pengumuman rasanya hidup saya jadi tak tenang. Iya. Saya terus terbayang-bayang pertanyaan apa yang nantinya bakal ditanyakan. Hingga tibalah masanya saya harus diwawancara. Berbeda dengan teman-teman yang lain kali ya, saya wawancaranya via telpon. Bagaimana tidak, kala itu wifi hotspot tak ada, HP juga tak mendukung. Maka dengan sangat terpaksa saya harus diwawancara via Telpon. Wawancaranya berlangsung selama 1 jam. Tepat tak pake lebih.

Saya sangat terkejut ketika pertama kali mendengar suara dari pulau seberang. "Please introduce your self use english language !!". Wah, kok nggak pernah ngomong sih kalau wawancaranya pake bahasa inggris (aku berteriak dalam hati). Tapi apalah-apalah. Toh sekarang sudah waktunya wawancara jadi semua harus dihadapi dengan senyuman. Hehe, maklum bahasa inggris saya masih terbata-bata alias beginners. Pertanyaan awal saya masih bisa berbahasa Inggris, pertanyaan kedua dan ketiga juga masih bisa. Namun,dipertanyaan keempat saya mulai panik merangkai kata-kata yang harus saya ucapkan dan pada akhirnya saya menyerah pada bahasa Inggris. Terpaksa wawancara harus dilanjutkan dengan bahasa Indonesia. Pertanyaan yang diajukan seputaran pengetahuan umum, karakter, managemen dll. Sangat banyak pertanyaan yang tak saya duga yang juga turut ditanyakan.

Setelah satu jam proses wawancara berlangsung. Proses interview diakhiri dengan kritik dan saran dari kakak yang mewawancarai saya apa yang mesti saya perbaiki dan apa yang harus saya tingkatkan lagi. Intinya saya harus kembali menata diri dan belajar lebih banyak hal lagi. Banyak saran dan kritikan yang disampaikan. Namun, saya mencoba untuk menerima semua saran dan kritikan tersebut dengan lapang dada.Satu hal yang paling membekas juga yaitu pesan untuk terus menjaga semangat yang ada. Dan akhirnya wawancara selesai.
Lega dan Khawatir serta degdegan jadi bercampur  aduk. Meski pada akhirnya jatah gagal saya berkurang 1 lagi.
Yaps, Tepat. Saya belum berhasil melewati tahap interview dan  perjalanan saya terhenti sampai disini. Saya jadi sadar apa yang menjadi kekurangan saya  sehingga langkah saya terhenti disini. Tetap semangat dan semoga berhasil di lain waktu..

Lupakan masalah kegagalan. Toh kegagalan hanyalah masalah waktu. Ada hal yang baru saya sadari. Ketika saya melihat kembali nama-nama yang lolos interview. Ternyata ada 5 orang teman saya yang juga turut daftar, mereka adalah teman-teman yang dipertemukan dalam berbagai event seperti Indonesian Youth Forum dan LKTIN mereka diantaranya berasal dari malang dan Jakarta. Saya bangga atas diri saya sendiri karena belum tentu orang lain bisa seperti saya (ke-Pe-De-an sayanya). Hiks hiks. Satu lagi,tepat dibawah nama saya ada nama peserta namanya Rafiniati.

Rafiniati. Akrabnya dipanggil rafi. Sebelumnya saya tak pernah menyangka bisa dipertemukan dengan seorang Rafi yang kini menjadi teman seperjuangan saya. Meski beda propinsi tepatnya saya berdomisili di kota Palu propinsi Sulawesi Tengah dan Rafi di kota Palembang propinsi Sumatera Selatan. Barat dan Timur. Meski dibatasi jarak yang begitu jauh namun komunikasi kami tetap terjalin. Setelah hanya melewati nama akhirnya sesuatu yang tak pernah saya duga terjadi. Iya. Saya dan Rafi dipertemukan dalam sebuah event Indonesian Culture and Nationalism alias ICN 2015 di Jakarta. Tak berhenti disitu, sekitar 3 bulan kemudian kembali dipertemukan di tempat kelahiran Rafi yaitu di Palembang Sumatera Selatan, Ketika itu saya sedang magang disana dan menyempatkan diri menemui Rafi dan Keluarganya. Wah sangat senang rasanya karena mendapatkan sambutan hangat dari keluarga Rafi. 

Kelihatannya sederhana namun bagi saya ini adalah Sebuah cerita  yang membuat saya yakin bahwa setiap pertemuan tak ada yang sekedar kebetulan. Selalu  ada rencana Indah dari Tuhan dibalik pertemuan yang katanya kebetulan.
   
   
Kita mungkin pernah mengalami masalah yang begitu berat hingga kita begitu meratapi kesedihan yang kita alami sehingga kesedihan itu semakin mendalam. Mungkin ada diantara kita bahkan ada yang mogok makan, malas beraktifitas dan tingkat paling parah mungkin ada yang berpikir akan bunuh diri. Tak ada yang salah dengan itu semua, karena hal-hal seperti itu tergolong  manusiawi. Namun, jika terus membiarkan perasaan seperti itu mengakar dan semakin membuatmu terpuruk.
      
Saya pernah merasakan bahagia hingga rasa bahagia itu terlalu berlebihan, pernah juga mengalami kesedihan yang begitu mendalam dan kembali mencoba untuk bersyukur sebanyak-banyaknya. Meski saya tahu bahwa dalah kehidupan hendaknya Bahagia secukupnya, sedih seperlunya dan bersyukur sebanyak-banyaknya. Mantra penyemangat yang cukup ampuh untuk bangkit dari keterpurukan. Meskipun sederhana namun menyiratkan simpulan sarat makna yang begitu mendalam dan sangat mengena.


Hampir semua kalangan terutama mahasiswa, siswa, dosen, pejabat, pebisnis dan lain-lainnya seringkali  diharuskan dan dihadapkan dalam pembuatan laporan, makalah, proposal, skripsi, karya tulis dan jenis-jenis tulisan lainnya menggunakan Microsoft Word. Seiring perkembangan zaman, teknologipun semakin maju dan saat ini microsoft word juga terus mengalami peningkatan. Tak bisa dipungkiri kita dituntut untuk terus bisa mengoperasikan software tersebut. Nah, tentunya kita tahu bahwa untuk bisa lancar mengoperasikannya maka kita harus banyak belajar. Nah, saya akan berbagi cara untuk membuat nomor halaman dengan format yang berbeda dalam satu document karena seringkali kita kesulitan saat membuat makalah misalnya. Banyak orang yang lebih memilih untuk membuatnya menjadi 2 atau 3 document nanti setelah dicetak barulah kemudian digabungkan. Hal ini kurang efektif jika kita dituntut untuk mengumpulkan document dalam bentuk 1 soft file.  Tidak sedikit juga orang-orang yang membuat nomor halaman secara manual. Yah, dibuat satu per satu. Bayangkan saja, jika ada 100 lembar yang harus diberi nomor maka waktu kita akan banyak terbuang untuk hal tersebut. 

Berikut adalah langkah-langkah membuat nomor halaman (Angka Romawi dan Angka Biasa) menggunakan MS Word 2013  :

1.  Pilih Document yang akan diberi nomor halaman > pilih "Insert"


2.  Pilih sub menu Page Number > Tentukan posisi dimana kamu akan meletakkan nomor halaman (Top ; bagian atas, Bottom ; bagian bawah).


 3.  Tentukan posisi nomor halaman yang diinginkan.


4.   Nomor halaman akan muncul seperti gambar dibawah, nomor halaman yang muncul secara otomatis adalah "angka arab" atau "angka biasa". 



5. Biasanya dalam pembuatan makalah atau laporan ataupun proposal, dibagian awal halaman menggunakan penomoran angka romawi. Maka ubahlah angka arab tadi menjadi angka romawi. 


6. Nomor halaman menjadi angka romawi. Disini semua nomor halaman berupa angka romawi.

7. Untuk mengubahnya silahkan letakkan kursor di baris paling bawah, pada halaman terakhir document yang ingin diberi nomor angka romawi.

8. Pilih "Breaks" > "Next Page"


9. Letakkan kursor di halaman yang akan diberi nomor halaman berupa angka biasa. Ubahlah  kembali Nomor Halaman menjadi angka biasa.



10. Tentukan penomoran halaman mau dimulai dari nomor berapa.


11. Penomoran Selesai.


      Nah, kurang lebih sepert itu cara-caranya. Semoga teman-teman sukses mencobanya sendiri dan tidak ada lagi yang bingung mengenai cara menggabungkan nomor halaman dalam satu document. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.

SALAM PENDEKAR !

rukmanasuharta
Rukmana (Delegasi Sulawesi Tengah) di  Indonesian Culture and Nationalism 2015 - Galeri Nasional Indonesia - Jakarta
Pemuda dan mahasiswa adalah dua komponen yang tak terpisahkan. Pemuda adalah generasi produktif yang memiliki ketangguhan yang luar biasa sehingga mampu diproyeksikan untuk persiapan menghadapi percaturan global. Pada umumnya generasi muda memiliki kewajiban untuk menyelesaikan studinya di bangku kuliah mengingat pendidikan adalah mutlak harus dipenuhi. Disisi lain, pemuda sekaligus sebagai mahasiswa diharapkan mampu menjadi "agent of change". Pemuda dituntut untuk melakukan hal-hal yang mampu bermanfaat bagi lingkungannya. Sebagai bentuk persiapan pemuda dianjurkan untuk mengikuti event-event kepemudaan. Berikut adalah 7 alasan mengapa kita sebagai generasi muda dianjurkan untuk mengikuti event-event, baik itu event pelatihan kepemudaan maupun event-event yang lainnya.

1.   Ajang Apresiasi Diri
     Terlibat langsung dalam event-event kepemudaan maupun yang lainnya merupakan suatu prestasi. Apalagi jika event yang kamu ikuti sebelumnya harus melewati serangkaian tahapan seleksi yang mempunyai 1001 persyaratan agar bisa apply. Tidak semua orang berhasil menyanggupi persyaratan diperlukan. Tak semua orang bisa melakukan itu. Bayangkan dari 10.000 pendaftar hanya 200 orang yang diterima dan kamu termasuk salah satunya. Bisa dipastikan perasaan kamu akan senang bukan main. Kamu bisa melakukan hal yang orang lain tidak bisa melakukannya oleh karena itu memberikan reward atau penghargaan kepada diri kita adalah salah satu hal wajib untuk dilakukan. Reward seperti ini akan memacu diri agar mampu menghasilkan pencapaian yang lebih spektakuler lagi dan memberikan kemampuan untuk terus mencoba hal-hal yang lebih sulit dan menantang. Jangan lupa sampaikan pada dirimu "Kamu hebat, Kamu Luar Biasa dan Kamu Pasti Mampu berbuat Lebih!", Teruslah berkarya dan ukir prestasi selagi masih muda.

2.  Berkompetisi
     Anak sekolah biasanya jika ingin naik kelas atau lulus kuliah harus melewati ujian terlebih dahulu. Maka jika ingin menguji kemampuan maka ikutlah kompetisi. Jika kamu berhasil maka kamu akan mendapatkan hadiah atas tingkat kemajuan yang berhasil kamu lalui. Kompetisi juga akan mengajarkan banyak hal seperti sikap sportif dan tanggung jawab.

3.   Membangun Social Networking
    Dalam suatu event apalagi dalam event-event nasional maupun internasional  akan berkumpul generasi muda yang tersebar di 35 provinsi di Indonesia bahkan tidak menutup kemungkina ada yang berasal dari negara-negara di seluruh dunia. Disinilah mereka dipertemukan untuk saling bertemu. Bertemu tak hanya sekedar bertemu fisik saja. Namun, juga bertemu visi bertemu misi hingga melahirkan suatu spirit baru untuk terus berbagi, berprestasi dan menginspirasi yang tak lain tujuannya adalah untuk kesejahteraan Indonesia. Maka moment ini adalah moment yang pas. Karena Networking yang luas akan sangat membantu dalam merealisasikan proyek-proyek yang akan kita laksanakan ke depannya seperti proyek sosial. Perlu juga untuk kita ketahui bahwa semakin luas jaringan kamu maka pergerakan kamu akan semakin luas dan kamu akan lebih mampu mengeksplore tanah air. Tak perlu khawatir jika ingin bepergian ke luar karena di tiap daerah akan ada guide yang selalu siap menjadi guide kamu. 

4.  Mewakili Daerah Asal
    Suatu prestasi hebat jika menjadi city representatif  dari daerah kita. Tentunya akan memberikan rasa bangga atas diri kita sendiri. Menjadi duta atas daerah kita, menyampaikan kepada Indonesia dan dunia potensi daerah kita. Sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk mengunjunginya.

5.    Memperkaya Pengalaman 
     Jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Akan banyak pengalaman yang akan kita dapatkan dalam mengikuti event terlebih jika pengalaman pertama mengikuti event. Kita akan banyak memperoleh pengalaman dan pelajaran berharga. Pertama, kemandirian kita akan terlatih karena kita akan terbiasa melakukan perjalanan sendirian dari dan menuju lokasi event dan kembali ke daerah asal, jika awalnya kita masih ragu dan takut dengan mengikuti event-event kita akan lebih berani dan mengenal situasi, jadi tak perlu takut lagi. Kedua, seni berkomunikasi dengan orang-orang yang berasal dari beda pulau. Ini adalah salah satu pengalaman unik karena masing-masing pulau memiliki logat yang berbeda sehingga terkadang kesulitan untuk saling memahami. Contohnya Palu, Ambon dan Papua yang terkesan "kasar dalam berbicara" akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan yang berasal dari Pulau Jawa yang cenderung lemah lembut dalam bertutur kata jika belum terbiasa. Sehingga kita dituntut untuk berbuat lebih. Namun, jangan sampai kita malu dengan budaya kita sehingga sesekali kita bersikap seolah menyembunyikan budaya kita. Ketiga, terkejut dengan suasana baru. Beda pulau beda aturan, adat dan tradisi. Kita akan lebih mengenal ciri khas setiap daerah seperti aturan-aturan di kampus mereka sehingga kita bisa melihat perbandingan dengan kampus tempat kita berkuliah. Selain itu, banyak pengalaman-pengalaman yang terlihat kecil namun memiliki makna luar biasa jika kita mampu melihat dari sudut pandang yang berbeda misalnya hal kecil seperti cara check in di Bandara. Jadi, silahkan perkaya pengalaman kalian.

6.    Memperkaya Pengetahuan dan Rasa Percaya Diri
     Pengetahuan adalah hal yang sangat penting, tanpa ilmu dan pengetahuan kita tak akan berarti apa-apa. Di dalam sebuah event kamu akan menemukan hal-hal baru yang belum kamu dapatkan sebelumnya. Mengapa event dapat menambah pengetahuan ? Dalam event kita akan disajikan dengan materi-materi yang menarik seputar pembentukan karakter, kepemimpinan, softskills, proyek sosial, enterpreneur dan lain-lain. Pengetahuan kita akan ter-Up Grade sehingga kita bisa mengukur sejauh mana kemampuan kita terhadap bidang yang kita geluti sambil terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri sehingga mampu untuk tampil lebih percaya diri.

7. Jelajah Indonesia
    Event selalu menyediakan agenda field trip. Agenda ini dimksudkan sebagai agenda promosi potensi daerah agar pengunjung dari luar daerah semakin tertarik. Jadi akan besar kesempatan untuk mengeksplore keindahan Indonesia. Jika ada yang hobby travelling. Salah satu caranya adalah mengikuti event. Kelebihan traveling dengan mengikuti event adalah perjalanan kamu tidak hanya sekedar travelling biasa namun disertai dengan aktivitas berarti dan bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain. 

8. Sumber Inspirasi dan Motivasi
Generasi yang berkumpul adalah mereka yang memiliki potensi dan prestasi yang luar hebat. Sehingga dengan berkumpul bersama mereka diharapkan mampu menularkan semangat, inspirasi serta motivasi kepada kita untuk melahirkan karya seperti mereka.

"Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain"
Tadulako Menginspirasi adalah salah satu event kampus yang bisa dibilang bergengsi di Universitas Tadulako. Tadulako menginspirasi atau lebih dikenal dengan istilah TM menghadirkan mahasiswa-mahasiswa untad yang memiliki track record prestasi yang terbaik sesuai dengan bidangnya masing-masing. Narasumber dihadirkan dalam event ini dengan tujuan sharing ilmu, pengetahuan, pengalaman dan motivasi sehingga diharapkan mampu menjadi inspirator bagi generasi Tadulako selanjutnya. Yah, sang Inspirator. Berbagi, berprestasi dan Menginspirasi.

TM pertama kali diadakan pada tahun 2013. Pertama kali mendengar istilah Tadulako Menginspirasi dari seorang teman saya, muncul ketertarikan yang cukup dalam sehingga tanpa pikir panjang saya langsung order 1 tiket masuk. Ini adalah awal keterlibatan saya di kegiatan TM. Di tahun 2013 keterlibatan saya hanya sebagai peserta yang berharap bahwa kegiatan ini mampu memberikan jipratan inspirasi untuk bisa mengukir jejak seperti inspirator-inspirator yang hadir kala itu. Alhasil benar saja, para Inspirator benar-benar menginspirasi. Tak kecewa dan tak rugi untuk meluangkan waktu hadir dalam kegiatan ini.

Di TM yang kedua pada tahun 2014 saya kembali terlibat karena adanya ajakan dari seorang teman. Sebut saja Vita namanya. Kali ini keterlibatan saya adalah sebagai panitia di bidang Publikasi, dekorasi dan dokumentasi yee baca saja Pubdekdok (hehe). Kata teman-teman saya cocok di bidang itu karena saya memiliki kemampuan untuk membuat beberapa desain-desain publikasi (Aamiin, karena sesungguhnya kemampuan saya masih sangat standar dan masih membutuhkan bimbingan lebih). Saya menikmati setiap proses yang dilewati. Yah, menjadi panitia tentunya memiliki suka dan duka. Intinya , salah satu pelajaran yang diperoleh disini adalah melatih kesabaran dan belajar untuk percaya pada pekerjaan orang lain. Saya enjoy dengan tim panitia pubdekdok. Tugas utama saya adalah menjadi Photographer saat kegiatan sehingga ketika kegiatan selesai dan semua foto dikumpulkan, wajah saya hampir tak ada dalam foto, hanya ada beberapa foto yang memang diambil saat ada sedikit kekosongan waktu sesaat sebelum acara dimulai (sediki sedih tak ada dokumentasi  tapi tak apalah karena sudah kewajiban, paham resiko hihihi).
Bersama kak Viza - Mawapres UNTAD 2014 (Akhirnya ada juga fotoku yang terselip)
       Sama seperti TM 2013, saya sangat menikmati dan mencuri ilmu sebanyak-banyaknya dari pengalaman-pengalaman yang mereka bagikan. Ada perasaan iri yang tersembul dari sudut hati. Jikalau mereka bisa masa saya tak bisa ?? Aah, mungkin saya bisa. Hingga pada akhirnya, memunculkan keinginan saya untuk bisa berbagi pengalaman  seperti mereka. Yah, benar. I want to be the next speaker of Tadulako Menginspirasi. Yah, mungkin sedikit aneh. Beberapa teman-teman sempat menertawakannya. Tapi, tak apalah yang penting saya nikmati saja proses. Jika suatu hari nanti itu terwujud maka sungguh pencapaian yang terbaik. Namun, jika kenyataan berbalik arah, yah tak apalah mungkin Tuhan telah menentukan tempat untuk saya menjadi Inspirator di tempat yang tepat.

     Terlepas dari itu semua, saya menyadari bahwa semua yang kita capai tanpa didasari niat yang ikhlas tak akan berarti apa-apa. Perbaiki niat, maka niat itulah yang akan menuntun kemana kita melangkah. Satu hal yang selalu saya tanyakan pada diri saya sendiri yaitu apakah saya sudah menginspirasi? Entahlah. Mungkin iya mungkin juga tidak atau mungkin dia lelah. Hehe.

 Sedikit celoteh mengisi kekosongan.. 

 
Kita tak saling mengenal diawal pertemuan kita..
Kita dihadirkan dalam satu ranah yang mungkin menjadi bagian dari rencana Tuhan atas diriku dan dirimu..
Kita mungkin tak menyadari akan keberadaan kita dalam ranah yang sama..
Aku hanya mencoba menyapa dan membawa diri untuk mengenal dan akrab denganmu dan orang sekitarmu..
Hanya itu yang kulakukan hingga membawa pada awal jumpa kita..

Tak terpikir sebelumnya olehku..
Kamu aktif hingga di ranah-ranah yang lain kita kembali dipertemukan..
Apakah ini bagian dari skenario Tuhan untuk kita? Aah entahlah..
Tak hanya itu, dalam aktivitas sehari-hari juga kita selalu dipertemukan..
Ataukah alam sengaja ??

Yah, kita beda usia, kamu mungkin adik bagiku jika ditengok dari segi usia..
Kita beda setahun..
Namun, kedewasaan yang bisa jadi membuatmu menjadi kakak buatku suatu hari nanti..
Yaps, itu persangkaanku saja..
Entahlah kamu memikirkan hal yang sama atau diriku saja yang berpikiran seperti itu ?
Itu hanya kamu yang tahu..
Untuk sekedar kamu ketahui
Ada perasaan kagum dan bangga padamu..

Kita semakin akrab seiring berjalannya waktu..
Perasaan nyaman ada dalam setiap interaksi kita..
Sehingga kadang pilihanku jatuh pada berlalu pergi meninggalkan yang ada..
Rasanya ada tautan ikatan yang terjalin..

Namun, setelah sekian lama, hari ini aku mendengarnya..
Aku tahu riakan hatimu..
Aku melihat titik dimatamu..
Tanpa bicara kita saling merenda dalam tautan hati..
Ada harapan suci katanya terselip..
Mungkin bagimu ?!
Iya juga bagiku.. Mungkin..
Namun, bukan itu yang kuharapkan..
Yang kuharapkan hanyalah pastikan titik itu murni dan suci..

Aku bukannya membawa penghapus untuk ukiran yang tertatih..
Atau cambukan yang lantas membuatmu pergi..
Ada samudra yang siap kau selami disini  jika itu murni dan suci..
Tak perlu iya atau tidak..
Hanya perlu komitmen untuk kita bersama dalam ranah yang sama...

Yah, kita bersama..
Kita punya masa lalu..
Kamu dengan kenanganmu dan aku dengan kenanganku...

Akrab kita tetap iya..
Kita masih dalam ranah rahasia rencana Tuhan..
Semua jelas hingga masa datangkan jawaban..

Akankan kamu menjaga titik itu?
Atau lantas membiarkannya terhapus termakan waktu penantian yang membuatmu jenuh ??
Atau lantas akan menemukan titik baru ??
Aku tak tahu tentang kita darimu..
Apakah kamu akan tetap setia atau melambung jauh..

Kamu mungkin saja lelah dengan, sahutan hati yang tak kunjung terdengar riakannya hingga dipermukaan..
Itulah yang membuatnya murni dan suci..
Jika dipermukaan maka kemurniannya bisa berubah..
Dalam ilmu kimia ada dua kemungkinan..
Hanya ada reduksi dan oksidasi..
Biarkan kita bersahutan dalam kebisuan..


        H 28 Ramadhan 1436 H, tempat aku dan teman magang sudah memasuki waktu libur. Pagi itu kami pergi ke sebuah pasar tradisional yang terletak disebuah daerah yang lumayan terpencil di kabupaten Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Matahari sudah menyembul tinggi di awan ketika kami berangkat ke pasar. Iya, matahari memang sudah menyembul tinggi tapi bukan berarti waktu sudah telat. hehe. Yang aku  perhatikan selama kami  disini mataku rasanya tak pernah menangkap panorama pegunungan. Mungkin itulah penyebabnya matahari terbit lebih awal disini. Maklum kami datang dari daerah yang wilayahnya dikelilingi pegunungan dan laut, jadi rasanya ada yang kurang katika tak mendapati harmonisasi panorama tersebut. Selain tak ada gunung daerah ini juga sangat jauh dari laut. Sedih juga sih, hehe. Lupakan masalah gunugn dan laut. Di pasar kami akan berbelanja bahan-bahan untuk dimasak saat lebaran nanti. Tak banyak bahan yang akan kami beli, yaah secukupnya saja, maklum kami hanyalah anak magang yang lagi merantau untuk 1 bulan.

      Sebuah pasar tradisional, sudah terbayangkan bagaimana bentuknya. Dipadati penjual-penjual yang menjajakan sayur-sayuran, bumbu dapur dan ikan air tawar, sepanjang mata melihat aku tak melihat satupun penjual ikan laut. Awalnya berniat ingin membeli ikan, namun karena tak ada yang menjual maka niatan itu kubatalkan. Aku tak terbiasa makan ikan air tawar. Kami terlampau asyik memilah-milih sayuran yang akan kami beli hingga tak terasa tas yang kami bawa sudah penuh. Tasnya kecil temans (hoho). Setelah itu, temanku  masuk ke dalam sebuah toko yang ada di depan kami untuk membeli mie laksa (warga setempat menyebutnya suun). Aku tak ikut masuk, tapi aku  menunggu diluar, duduk dibawah pohon jambu yang cukup rindang sembari  memperhatikan orang-orang yang lalulalang dihadapanku. Aku menyadari sesekali orang-orang yang lalulalang itu balik memperhatikanku yang duduk sendirian dibawah pohon. Yah, dengan penampilanku seperti biasanya, tampak atas muslimah, tampak bawah menggunakan sendal  eiger kesayangan yang talinya melilit dikaki bak pendaki gunung. Ala-ala muslimah backpaker gitu.  Nampaknya hanya aku yang berpenampilan seperti itu sehingga sedikit mengundang perhatian. Mungkin bagi mereka  terlihat sedikit aneh. Tapi gak penting mikirin itu semua. Tiba-tiba seorang Ibu  yang berusia sekitar 50 tahun dengan rambut yang dipenuhi uban berwarna putih, menggunakan baju daster panjang dengan shall di leher, terdengar mengucapkan salam dari arah samping. 

        "Assalamualaykum..", Kata Ibu itu.
        "Waalaykumsalam Wr. Wb", jawabku spontan. Dalam hati ku bertanya-tanya siapakah gerangan Ibu ini. Rasanya belum pernah bertemu dan mengenal sebelumnya.
        "Mahasiswa yah Ayuk ?", tanya ibu itu.
        "Ayu ? Maaf bu namaku bukan Ayu..", Tanyaku keheranan mungkin Ibu itu salah orang.
     "Oh iya Ayuk itu panggilan untuk kakak atau anak yang lebih tua, itu bahasa asli disini", Ibu itu menjelaskan sambil tersenyum.
        "Oh begitu Bu. Iya aku mahasiswa bu, lagi magang di pabrik gula cinta manis", aku  menjelaskan. Yaa, mungkin Ibu itu bisa menebak karena kala itu karena melihat Jaket IKAHIMKI yang tengah ku kenakan, organisasi mahasiswa kimia nasional. Jadi, wajar saja Ibu itu mengenali.
        "Dari Unsri yo keluarnya?", Tanya Ibu itu lagi.
        "Bukan bu, aku dari Universitas Tadulako di Palu, Sulawesi Tengah", Kataku.
        "Wah jauhnyo. Ayuk anak LDK yah?", tanya Ibu itu. 
      "Alhamdulillah iya bu. Ibu tau darimana?", aku bertanya tanpa mengurangi rasa hormat. Sejujurnya pertanyaan ini membuatku sedikit kaget, karna dari awal Ibu itu seolah-olah bisa membaca pikiran orang lain. Dan kali ini aku agak kaget mendengar perkataan ibu itu. Darimana Ia bisa menebak seperti itu? dari Atributkah ? Tidak juga, aku tak mengenakan atribut apapun kala itu.
     "Itu kaos kaki kamu. Aku punya ponakan, dia pernah cerita kalau yg biasa pake kaos kaki kemana-mana tuh anak LDK, lembaga dakwah kampus gitu", Ibu itu menjawab dengan spontan sambil tersenyum dan memandang kearah kaos kakiku. Pertanyaanku terjawab.
      "Oh maaf .....", Perkataanku terputus karena Ibu itu langsung bergegas pergi untuk berbelanja. 
     
     Aku tak kuasa untuk mencegah Ibu itu pergi. Aku hanya bisa berkata iya. Keinginan untuk berbincang lebih banyak dengan Ibu itu harus  ku usir jauh-jauh. Sesungguhnya aku ingin  mengatakan bahwa tak semua orang-orang yang selalu berkaos kaki kemana-mana itu anak Lembaga Dakwah Kampus, itu adalah salah satu kewajiban untuk menutup aurat. Namun, hari ini kebetulan saja bertemu denganku yang berstatus sebagai anggota LDK. Diantara aurat wanita yang sering dilalaikan untuk ditutup oleh banyak Muslimah adalah kaki. Bahkan Muslimah yang sudah berjilbab lebar pun banyak yang masih terbuka kakinya sehingga bisa terlihat lelaki yang bukan mahramnya. Padahal sejak dahulu masyarakat kita, walhamdulillah, memahami bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh selain wajah dan telapak tangan. Hanya saja memang pada umumnya yah sudah seperti itu. Yaah, saya sadar bisa saja Ibu itu lebih tahu banyak, setidaknya saya bisa menyampaikan apa yang ada dalam pikiran saya. Tapi aku sangat bersyukur masih ada orang yang peduli dengan hal sesederhana kaos kaki.
    
    Oh iya mungkin kita sebaiknya mereview sedikit tentang menutup aurat kaki.  Kaki sebagaimana aurat yang lain, ditutup dengan pakaian yang longgar, tidak tipis, tidak transparan, tidak memperlihatkan bentuk atau lekukan. Adapun qadam (dari pergelangan kaki ke bawah; punggung telapak kaki) boleh ditutup dengan kaus kaki atau dengan menjulurkan pakaian sehingga menutup seluruh kaki. Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Wal Ifta menyatakan, 

الواجب عليها ستر القدمين عند جمهور أهل العلم ،وقد جاء في حديث أم سلمة أنها سئلت : هل المرأة تصلي في درع وخمار ؟ قالت في جوابها : إذا كان الدرع سابغا يغطي ظهور قدميها تصلي في درع سابغ يستر أقدامها ، أو تكون في أقدامها شراريب ، هذا هو المشروع عند جمهور أهل العلم ، يجب عليها ستر القدمين ، إما بكون الثياب ضافية ، أو باتخاذ جوارب في الرجلين ، هذا هو المشروع لها ، وهو الواجب عند جمهور أهل العلم .

“Wajib untuk wanita menutup kedua qadam, menurut jumhur ulama. Sebagaimana terdapat dalam hadits Ummu Salamah, bahwa ia bertanya: ‘Apakah seorang wanita boleh shalat dengan mengenakan baju panjang dan penutup kepala tanpa mengenakan kain?’ Nabi menjawab, ‘Boleh, jika baju itu luas yang biasa menutupi kedua qadam-nya’. Maka shalatlah dengan baju panjang yang cukup untuk menutupi kedua qadam, atau memakai kaus kaki. Inilah yang disyariatkan menurut jumhur ulama. Wajib menutup kedua qadam-nya, baik dengan kain tambahan (yang menutup qadam) atau dengan menggunakan kaus kaki. Ini lah yang disyariatkan dan diwajibkan menurut jumhur ulama” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 7/257).

        Dalam fatwa yang lain dijelaskan,

المشروع سترهما بالجوربين أو بإرخاء الثياب ، أرخت الثياب حصل المطلوب ولو ما كان هناك جوربان
“Disyariatkan menutup kedua qadam dengan kaus kaki atau dengan menjulurkan pakaian. Jadi pakaian dijulurkan hingga cukup untuk menutup kedua kaki jika tidak memakai kaus kaki” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 7/259).

     Namun, jika Muslimah menutup kaki dengan kaus kaki, sebaiknya hindari warna kaus kaki yang menyerupai warna kulit. Karena dengan warna kaus kaki yang mirip kulit membuat seakan-akan seperti kulit yang terlihat, maka tidak tercapai maksud dari menurup aurat di sini. Ketika ditanyakan kepada Syaikh Ali Ridha Al Madini hafizhahullah, “Ya Syaikh, bolehkah bagi wanita memakai kaus kaki yang sewarna dengan warna kulit, sehingga kalau dia sedang jalan atau terkena angin seakan-akan kulitnya kelihatan?”, beliau menjawab, “yang demikian tidak diperbolehkan”. Maka gunakanlah kaus kaki yang berwarna gelap dan juga tebal hingga tidak menampakkan kulit sedikit pun.
      Yah, ini adalah sedikit pengalaman yang kelihatannya biasa-biasa saja dan jarang mendapatkan perhatian dari kita. Namun, dari pengalaman yang kecil mampu menyadarkan bahwa hal sesederhana kaos kaki membuatmu bisa dikenali. Yah, hanya dari sebuah kaos kaki. Itulah salah satu hal yang menjadi pembeda antara Aktivis Dakwah Kampus dalam sebuah Lembaga Dakwah Kampus dengan yang lain. Meski tak bisa dipungkiri belum semua bisa istiqomah dengan itu semua, karna virus futur masih berhasil menyerang. Yaah, paling tidak kita tetap berproses untuk menuju keistiqomahan itu. Bagaimana dengan kalian ?? Ingin berbagi cerita ??
(Hehe, itulah sedikit cerita saya tentang kaos kaki )

Referensi penulisan : Muslimah.or.id



Sosok itu terlihat pemalu diawal menyapaku
Dengan senyum penuh rindu
Hampir 6 tahun yang lalu..

Langkah demi langkah Ia jalani
Meski tak jarang omongan mencibiri
Sosok itu tak peduli
Dan hebatnya kini Ia percaya diri..
Kini kehidupan Ia hadapi
Ada bintang dibalik mimpi
Angan untuk ke Jepang selalu membayangi
Yah Ia sahabat berani..

Sosok itu sekarang menyapaku
Dengan mimpi, harapan dan rindu
Jelajahi setiap waktu
Bersama sahabat terbaikku..

Setiap asa kita, memunculkan rasa
Rasa dengan penuh rahasia Tuhan penyemangat jiwa
Berdiri diatas keistiqomahan cinta..

Tutur sapa menjadi pemula
Pemula langkah kita mengakrabkan rasa
Diantara panoorama cerita
Kuukir bingkai cita antara kita..

Semoga kita tetap bersua
Dalam ritme jejak dunia
Saat kaki dalam pijakannya..

Hai kepingan tangguh
Abaikan kata tangguh untuk mimpi dalam waktu
Rekam hati bertaut padu
Padanya sang peneduh rindu..

#NH #NurHidayah
Gimana puisinya ? kerenkan. Ini adalah hadiah loh, hehehe. Yaps, ini adalah puisi hadiah dari Sahabat terbaik saya sepanjang masa namanya Nur Hidayah. Senang rasanya ketika pertama kali membaca puisi yang berisi tentang awal pertemuan kami hingga bisa seakrab saat ini. Terima kasih sahabat terbaikku.
        Setuju dengan statement Hidup adalah Pilihan. Hari ini pilihan itu harus ditentukan. Yah, aku memilih untuk melaksanakan praktek kerja (teman-teman lebih familiar dengan istilah 'magang') di daerah yang lumayan jauh dari kampus tempatku kuliah. Palembang, Sumatra Selatan, ditempuh dengan 3,5 jam menggunakan pesawat terbang dari Palu, Sulawesi Tengah, tempatku menuntut ilmu. Disanalah kujatuhkan pilihan untuk melaksanakan praktek kerja.
Aku bahagia di jalan ini..
Jejaki kehidupan setia dengan proses..
Meski kutahu sempurna bukan milikku..
Yah, aku hanya menjejaki proses itu..
Hingga masa itu datang,
Sungguh ini tantangan terbesar dari prose itu..

Bintang...
Kau datang dengan kilauan sinarmu..
Sejenak membuatku silau dan tak berpaling..
Kau datang rapuhkanku..
Luluh seketika segenap hati dan jiwaku..
Saat hati mencoba untuk tangguhkan..
Kala jiwa raga kan isyaratkan kebahgiaan..

Sungguh dan namun tak akan kuungkapkan..
Kau semai benih kebahagiaan..
Kau pupuk dengan perhatian teduh
Kau rawat dengan kesetiaan iman
Hingga tumbuh dan bersemi Indah dalam jiwa..

Kaukah satu dari seribu bintang terpilih untukku?
Ah entahlah, rasanya jalanku masih terlalu jauh untuk memikirkannya..
Entahlah, siapa yang membawamu jelajahi jiwa ?
Hingga temui celah selami samudra jiwaku.
Entahlah, apa yang membuatmu ada disana?
Akukah yang menuntut selangit alasan?
Mungkinn...
Karena kutahu ini diluar nalar.

Akankah kau tetap bersemayam disana dengan setia?
Bersenandung dalam setiap detak jantung
Berharmoni dalam setiap denyut nadi
Merekam jejak ruh kehidupan..

Akankan kau sabdakan kebahagiaan fana ?
Ataukah engkau akan terpatri dalam sebuah realita?
Mungkinn...
Karena kutahu ini diluar nalar.
Itu hanya kau dan Tuhan yang tahu.
Aku tetap nantikan rencana terindah Tuhan untuk hatiku
Karena Tuhan pemilik hatiku..
Sedangkan kau?

    
    Dedaunan kering nampak berserakan di halaman belakang rumah Riry. Daun-daun kuning dari pohon-pohon yang tumbuh disana nampak tegar menunggu antrian untuk dihempaskan oleh angin berpindah dari tempat biasanya Ia bergantung. Mengakhiri kehidupan sebelumnya dan akan terbuang entahkah Ia sempat memberi manfaat atau tidak. Entahlah, tapi tibalah masa mereka untuk terhempas dan jatuh berserakan ditanah. Terik matahari yang akhirnya membuat mereka kehilangan segala kekuatan hingga akhirnya yang tersisa hanyalah dedaunan yang kering kerontang. 

    Ayunan langkah Riry ditengah dedaunan kering tak lantas memberikan suasana aman bagi daun-daun tersebut hingga mereka terinjak menjadi puing-puing dedaunan kering yang sebentar lagi akan terurai menjadi senyawa-senyawa kimia dengan dibantu oleh mikroorganisme. Riry berjalan tergesa-gesa melewati dedaunan kering yang berserakan dihalaman rumahnya. Tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dengan daun-daun tersebut setelah Ia menginjaknya. Dalam pikirannya hanyalah ingin segera sampai dirumah dan memastikan bahwa Ibunya baik-baik saja. Riry terburu-buru pulang karena ketika berada di kampus masuk pesan singkat dari Hand Phone Ibunya yang mengatakan bahwa keluarganya di rumah keracunan. Panik, cemas dan takut itulah perasaannya kala itu.

     Sesampainya di rumah Ia sedikit terkejut melihat kenyataan bahwa Ibunya baik-baik saja tanpa kekurangan suatu apapun. Spontan perasaan panik, cemas dan takut yang menggelayut dalam pikirannya berubah menjadi kesal minta ampun.
    "Loh, Ibu nggak apa-apakan ? Ibu sehat-sehat aja kan?", tanya Riry sesampainya dihadapan Ibunya seraya meraih dan mencium tangan Ibunya.
        "Iya Ibu baik-baik saja ! Emang kenapa kok sepertinya cemas gitu?", tanya Ibu.
        "Nggak knapa-napa kok bu. Tapi, kok isi smsnya kayak gitu sih, tadi aku tuh lagi pimpin rapat loh bu, rapatnya penting gitu karna kegiatannya 2 hari lagi. Aku kan jadi panik kasian teman-temanku di kampus ", kata Riry.
    "Itu pasti kerjaan adik kamu tuh si Yayan abis dia kesepian katanya gimana kamu kakaknya satu-satunya nggak pernah tinggal di rumah, kerjanya seharian di kampus terus pulang rumah langsung tidur. Yayan gak punya temen main", Jelas Ibu Riry sambil tersenyum  karena mengetahui bahwa itu ulah Yayan, adik Riry.
     Riry terdiam sambil menghela napas panjang. Ada perasaan kesal dalam hati Riry karena merasa dibohongi oleh Adiknya yang masih duduk di kelas 2 SMP. Tanpa memikirkan perasaan Ibu dan Adiknya, tanpa berlama-lama Ia langsung bersiap-siap dan kembali bergegas menuju kampus. Ia harus kembali melanjutkan rapat persiapan kegiatan besar yang akan dilaksanakan. Ibu sudah mencegahnya  karena beberapa hari belakangan kondisi kesehatan Riry sempat terganggu, kata dokter Riry terlalu kelelahan. Tapi Ibu tak bisa mencegahmya karena Ibu tahu Riry akan menolak. Ibu sabar saja menghadapi Riry.
---
    Riry Pramadhani adalah gadis manis berusia 21 tahun. Riry  mempunyai seorang adik Yanzah Muthia yang biasa dipanggil Yayan. Riry adalah anak yang aktif di kampus, terlibat dalam organisasi-organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Hingga tak heran waktu di luar lebih banyak dibanding waktu di rumah karena harus membagi waktu untuk organisasi yang diikutinya. Riry sangat mencintai organisasinya. Namun, hal itu tak lantas membuat nilai akademiknya menurun. Bahkan Riry adalah salah satu mahasiswa berprestasi di kampusnya. Riry mampu membuktikan bahwa ditengah kesibukan organisasinya tak membuatnya lalai dari kewajiban akademiknya sehingga Ia selalu mendapat dukungan penuh dari Keluarganya. Tak hanya itu Riry juga memiliki banyak sahabat. Tapi ada 3 orang sahabat terdekatnya dengan karakter yang berbeda-beda. 
    Nana, Uci dan Fizah, itulah sahabat-sahabat Riry. Nana adalah sahabat Riry yang juga terlibat aktif dalam organisasi dan komunitas sosial, Nana tinggal di kos-kosan karena jauh dari orang tua sehingga sepadat apapun aktivitasnya tak lantas menjadi masalah serius. Uci juga salah satu sahabat Riry yang sama aktifnya tetapi Uci ibarat "Cinderella"  bagi Riry, yang jam pulang setiap harinya telah ditentukan. Uci termasuk sahabat Riry yang tak pernah lupa untuk mengalokasikan waktunya untuk keluarga. Sedangkan Fizah berbeda dengan Nana dan Uci, Fizah cenderung lebih fokus dengan aktivitas akademiknya dan enggan untuk bergabung di organisasi selain Lembaga yang berhubungan dengan dakwah. Keempat sahabat ini adalah sahabat yang kompak saling melengkapi dan saling menasehati. Dari Fizah mereka belajar untuk tidak lalai dari kewajiban akademik sebagai mahasiswa dan muslim serta menyediakan waktu untuk keluarga. Dari Nana Riry bisa belajar bagaimana hidup diperantauan dan dari Uci Riry belajar untuk lebih mencintai keluarga.
                                                                                           ----
     Setiap hari dikala hari mulai petang Ibu selalu menelpon atau via sms untuk  Riry agar bisa pulang lebih cepat jika urusan telah selesai. Namun, seringkali Riry mengajukan banyak alasan sehingga terkadang telat pulang ke rumah. Riry lebih banyak menghabiskan waktu bersama sahabat dan teman-temannya yang lain membahas agenda yang akan mereka lakukan. Hingga suatu ketika mereka tengah berkumpul. Riry mendapat sms dari ponsel Ibunya. isi pesannya "Riry, Ayah tadi pingsan dan sekarang akan dibawa ke rumah sakit. Kamu cepat pulang yah, kasian adik kamu gak ada yang nemenin di rumah".  Riry tak peduli Ia berpikir bahwa itu adalah ulah adiknya, karena sudah seringkali adiknya berbuat demikian.
         Diam-diam sikap Riry yang seperti itu mendapat perhatian dari sahabatnya.
         "Ry, tadi aku gak sengaja liat sms di HP kkamu tuh, kok masih disini sih? blom balik?", Tanya Uci.
        "Yah palingan si Yayan yg sms kayak gitu, aku udah gak bisa ditipu sama dia", Jawab Riry santai.
         "Yah kalau beneran gimana?", tanya Uci.
      "Nggak, itu pasti candaannya Yayan aja! Kamu tenang aja, sbntar lagi kitakan selesai agendanya", jawabnya santai sambil membolak-balikkan  catatan yang dipegangnya.
     "udahan dulu deh rapatnya aku udah dapat sms nih udah disuruh pulang sm mama dirumah, karna tinggal aku yg ditungguin untuk mulai acara keluarga di rumahku", kata Fizah.
       "yah kalian kok takut banget gak ikut acara keluarga, datang telat dikit kan ga apa-apa !", sela Riry.
      "kok ngomongnya gitu sih Ry,, sesibuk apapun kita, sepenting apapun urusan kita. Kita harus tetap luangkan juga waktu untuk keluarga. Keluarga juga butuh kita seperti agenda-agenda yang kita susun membutuhkan kita. Ingat Ry, lagipula keluarga itu gak pengen banyak-banyak kok dari kita, dengan kita hadir dan ada disaat yang mereka inginkan itu sudah sangat membahagiakan mereka", Tambah Nana.
      "Ry, dengan kita meluangkan waktu untuk orang tua, itu sudah menjadi salah satu bentuk balas jasa kepada orang tua kita. Tahu tidak, jangan biarkan Ayah dan Ibumu cemburu karena kamu jarang dirumah karena kesibukanmu", sela Uci. Kemudian melanjutkan "Kasian Yayan dia juga pengen kamu anggap adik yang benar-benar adik".
        "Kalo gitu kita pending aja dulu rapatnya besok kita lanjut lagi", pungkas Nana sambil merapikan buku dan mematikan laptop dan segera menuju parkiran.
Riry tak berkomentar apa-apa dan menuruti saja. Nampaknya Ia memikirkan perkataan dari teman-temannya. Sesampainya dirumah Riry baru mengetahui bahwa sms tadi yang diterimanya bukan akal-akalan Yayan semata. Riry mendapati Ayah tengah terbaring istirahat setelah tadi dari rumah sakit. 
--------
        Setelah kejadian itu, ada perubahan yang terjadi pada diri Riry. Kini Ia tak pernah lupa dan selalu mengusahakan untuk ikut dalam setiap agenda keluarga, mengayomi adiknya sehingga adiknya merasa dianggap. Kehadiran Kita ditengah Keluarga akan memberikan Semangat dan Keharmonisan dalam kehidupan. Riry jadi tahu betapa pentingnya untuk hari ditengah-tengah keluarga. Jadi, sesibuk apapun kita, entah beneran sibuk atau sok sibuk jangan pernah lupa meluangkan waktu untuk keluarga. Untuk yang jauh dari orang Tua. Jika memang urusannya benar-benar telah selesai jangan tunda-tunda lagi. segera pulanglah ke kampung halaman dan obatilah kerinduan keluarga kalian. Jangan biarkan Keluargamu merindu. Jangan biarkan Ayah dan Ibumu Cemburu !.

Hai akak  Bintang Laut..
Anyway, thank you sudah mampir.. 

Di tulisan kali ini saya ingin mengulas secara singkat tentang sebuah komunitas sosial, Rumah Bahari Gemilang, yang saat ini memusatkan program-programnya di daerah Sulawesi Tengah khususnya di kota Palu dan Kabupaten-kabupaten sekitarnya.  

Keinginan untuk mengikuti PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) yang di dilaksanakan oleh RISTEK DIKTI pada tahun 2013 menjadi awal dari munculnya ide mendirikan komunitas yang saat ini sudah familiar bagi masyarakat di kota Palu. Pada waktu itu, ide ini dituangkan dalam sebuah proposal hibah dalam bidang PKM-M (Pengabdian Masyarakat) oleh Moh. Tofan Saputra, seorang mahasiswa budidaya perairan di Universitas Tadulako, dan berhasil mencuri perhatian reviewer dan mendapatkan sejumlah dana hibah dalam merealisasikan program-programnya.

Sedikit ingin memberikan gambaran juga tentang latar belakang pemilihan ide nih. Yaps, Indonesia merupakan Negara kepulauan sehingga dikenal juga dengan nama Nusantara. Indonesia terdiri atas 70% lautan dan 30% daratan. Terkhusus di kawasan timur Indonesia. Indonesia kaya akan sumber daya dari wilayah maritim diantaranya kaya akan  sumber  energi di laut, sumber daya alam di laut, pertambangan, serta kawasan wisata di daerah pesisir dan bawah laut. Itu adalah aset kekayaan. Kondisi pesisir begitu kaya namun mayoritas  masyarakat hidup dalam kemiskinan dan ketertinggalan pun generasi mudanya banyak yang tidak bernasib baik untuk menikmati pendidikan. Disisi lain kita paham atas pentingnya pendidikan. Untuk mencapai taraf kesejateraan yang baik, maka kualitas SDM harus ditingkatkan dan tentunya melalui pendidikan. Atas dasar keresahan-keresahan inilah muncul gagasan untuk membangun Rumah Bahari Gemilang alias Rubalang. 

Rubalang resmi didirikan pada tanggal 12 April 2014 tepatnya di desa Lero Kec. Sindue, Kab. Donggala (sekitar 20 menit dari kota Palu menggunakan sepeda motor), awalnya merupakan Community Development yang dirancang khusus hanya untuk fokus dalam pendidikan di daerah pesisir  khususnya pendidikan anak usia Sekolah Dasar (7-12 Tahun). Hal ini cukup beralasan karena tingginya angka putus sekolah di Indonesia terjadi pada anak-anak usia tersebut.

Nah, sekarang mari melihat  uraian makna dari penamaan Rubalang ini. Keputusan dalam pemilihan kata “RUMAH” pada yaitu berdasarkan pada kenyataan bahwa 70% anak-anak usia 7-12 tahun  menghabiskan dan 30 % di sekolah artinya  sebagian besar waktu anak-anak adalah di rumah. Oleh karena itu, metode yang paling efektif adalah pendekatan  dari  rumah  ke  rumah, juga didukung dengan fakta bahwa pemeran tertinggi dalam  mendidik anak adalah keluarga. Pemahaman  pentingnya pendidikan  harus dimulai dari keluarga sehingga nantinya  keluarga mampu  menjadi pendorong utama dalam  mengurangi angka putus sekolah dan itu terjadi di RUMAH. Kata kedua, “BAHARI”,  menggambarkan  bahwa proyek ini dikhususkan di daerah pesisir. Selanjutnya, “GEMILANG” merupakan  gambaran dari tujuan yang ingin dicapai dikemudian hari yaitu berkurangnya angka putus sekolah di daerah pesisir dan terbentuknya sumber Daya Manusia yang berkompeten sehingga terwujud generasi INDONESIA CERDAS INDONESIA GEMILANG. 

Pada masa awal berdirinya, Rubalang focus pada beberapa program seperti pembentukan Rumah Baca, pengadaan Gerakan 1000 buku untuk menyuplai buku ke rumah baca, kelas Gemilang dan Rubalang Camp.  Singkatnya, semua program hanya difokuskan pada anak-anak.
Seiring berkembangnya waktu, komunitas ini semakin berkembang pun sempat dipresentasikan di beberapa ajang konferensi baik lokal maupun internasional, pun beberapa kali sempat bermitra dengan lembaga-lembaga kemanusiaan yang berpengalaman seperti Aksi Cepat Tanggap (ACT), Maxima Indonesia, Komunitas Sedekah Oksigen dan lain-lainnya. Banyak pengetahuan baru yang bisa direkam dan dijadikan bahan evaluasi oleh komunitas ini. Kami menyadari masih banyak hal yang masih kurang olehnya butuh untuk terus berbenah. Inilah yang kemudian menjadi pendorong transformasi dalam visi maupun misinya. 

Kini, Rubalang lebih dikenal dengan komunitas peduli pesisir berbasis edukasi, dengan sasaran utama adalah pemuda dalam hal ini adalah mahasiswa. Fokus utama adalah pengembangan kepedulian anak muda dalam hal ini Mahasiswa agar mampu terlibat sebagai mediator, jembatan penghubung, antara kalangan intelektual muda dengan masyarakat pesisir. 

Komunitas ini memiliki 3 program rutinan utama yaitu Gemilang Youth Forum (GYF), Rubalang The Explorer (RTE), dan Jelajah Asa (JA). 

Gemilang Youth Forum (GYF) adalah forum kepemudaan berbasis pelatihan dan pengembangan diri yang berfokus pada penanaman nilai “kepemimpinan” dan “kepedulian” sekaligus sebagai event perekrutan anggota komunitas. Setiap tahunnya, GYF digelar menjelang akhir tahun, sekitar awal September (yang pengen gabung, pantengin ya!), dengan tema yang bervariasi.  Pelatihan  berisi tentang kepemimpinan (leadership), wawasan kemaritiman, serta pembuatan kegiatan sosial (social project). Gemilang Youth Forum pun memiliki tiga agenda, yaitu Inspiring Leadership Talk (ILT), Leadership Forum (LF), dan Home Stay.

Rubalang The Explorer (RTE) adalah salah satu kegiatan wajib komunitas Rubalang yang bertujuan untuk melahir tumbuhkan optimisme pendidikan pesisir. Para relawan atau pemuda akan menyambangi daerah-daerah yang layak didatangi seperti pulau-pulau terdepan dan terluar Indonesia.  Rangkaian agendanya diantaranya adalah Kelas Gemilang, Kelas Mimpi, Kegiatan Seni, dan Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), Festival Anak Pesisir, Jelajah Bahari, dan Sosialisasi pentingnya pendidikan kepada masyarakat. Pada kegiatan ini pesertanya lebih umum dan biasanya digelar di bulan januari. 
 Jelajah Asa adalah Pogram Pertukaran Pelajar Anak Pesisir,  yang akan mempertemukan anak-anak pesisir dan pulau yang berprestasi ditingkat SMP dari berbagai kabupaten yang ada di Sulawesi Tengah, dengan sosok-sosok inspiratif di Kota Palu. Sekaligus praktik kehidupan  untuk melejitkan potensi mereka. Sehingga setelah mereka pulang kembali ke tempat tinggalnya,  mereka bisa menjadi para Dream Hunter, Duta kebaikan, dan duta perubahan bagi lingkungannya kelak. Tema awal dari kegiatan ini mengangkat  tema 'Bermimpi, Mandiri, dan berkarya'  yang didasari pada beberapa fenomena yang terjadi pada anak-anak di daerah pulau dan pesisir  yakni mengenai Accessibility, Netwotking, And Oppourtunity (Akses, Relasi dan Kesempatan) yang jarang mereka dapatkan.  

Saat ini, Rubalang juga sedang menjalankan sebuah program baru yang bernama Rumah Harapan Pesisir (RHP) di beberapa daerah terdampak Gempa dan Tsunami Palu yang terjadi 28 September 2018.


Sekarang , lanjut ke nilai-nilai..
Rubalang juga punya 5 nilai utama yang menjadi pegangan yaitu Peduli, Integritas, Kerjasama, Disiplin dan  Tanggung jawab yang dilambangkan dengan salam bintang laut atau salam 5 jari. Satu hal lagi, semua relawan yang terlibat dalam Rubalang, kami menyebutnya “Bintang Laut”.

Nah, itulah sedikit gambaran tentang komunitas yang hampir berusia 5 tahun ini. Lagi, Rubalang hadir bukan semata-mata langsung menyelesaikan masalah, tapi menggerakkan orang lain untuk sama terlibat. Kami percaya bahwa bersama akan saling menguatkan, mempercepat dalam mencapai Indonesia lebih baik, menyalakan harapan pesisir.

Semoga Rubalang dan semua komunitas pelaku kebaikan terus diberi kemudahan dalam merealisasikan semua project kebaikannya. 

Yuk kak... Mari bergabung menjadi penggerak perubahan kapanpun dan dimanapun kita berada..


Inspirasi dari sebuah pengalaman kecil dalam sebuah komunitas bahari di salah satu daerah pesisir bagian Timur Indonesia yang menamakan diri sebagai komunitas Rumah Bahari Gemilang atau lebih dikenal RUBALANG. Sebuah komunitas yang masih belia yang resmi berdiri pada 12 April 2014 dengan visi Indonesia Cerdas Indonesia Gemilang. Dari sini saya memperoleh sebuah pelajaran besar dari sebuah guru kehidupan yang sederhana namun mampu memberi efek luar biasa dalam kehidupan saya.   

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan kimia murni di Universitas Tadulako Palu. Mayoritas mahasiswa kimia di tempat saya kuliah memiliki rutinitas yaitu Praktikum-Laporan sehingga hampir tak punya waktu dan tak mau  untuk melirik dan menengok  persoalan yang ada disekelilingnya walau hanya sejenak. Tak jauh berbeda dengan saya. Saya juga masih memiliki pemikiran seperti itu. Namun, saya masih membuka diri untuk hal-hal seperti itu meskipun sedikit terengah-engah karena belum mendapat penguatan yang lebih kuat (baca: masih labil).
Berawal dari sebuah ajakan salah seorang kakak untuk bergabung dalam komunitas RUBALANG tanpa pikir panjang saya langsung menerima tawan tersebut. Awalnya niat saya  hanya sekedar ikut-ikutan saja ditambah lagi ketika itu saya belum paham dimana, kenapa, mengapa, bagaimana, kapan dan apa sebenarnya yang dimaksud dengan RUBALANG itu. Tapi itu bukan menjadi alasan yang berarti bagi saya untuk tak mau bergabung. Walau niat awal sekedar ikut-ikutan tetapi saya terus berproses mengikuti semua agenda  yang diadakan.
Gerakan 1000 Buku Pesisir  menjadi program pertama RUBALANG yang tujuannya untuk mengumpulkan donasi berupa buku dan perlengkapan sekolah untuk menunjang kelancaran pendidikan di Lokasi Project. Kegiatan ini berlangsung selam 2 bulan dan berhasil mencapai target. Pasca kegiatan ini perlahan saya mulai mengerti dan paham akan Rubalang karena saya cukup dilibatkan dalam program ini. Saya jadi teringat akan sebuah pepatah yang menyatakan “kamu tidak akan pernah tahu jika kamu tidak pernah terjun di dalamnya” seperti itulah yang saya rasakan. Sudah suatu ketentuan, ketika ada yang pertama pasti ada yang kedua dan seterusnya. Setelah Gerakan 1000 buku, program selanjutnya yaitu Rubalang Camp. Program yang ini menjadi program yang paling berkesan bagi saya sekaligus mampu membuat saya bisa memaknai arti dari sebuah komunitas RUBALANG. Momen  ini akan menjadi bagian sejarah yang akan selalu terekam dalam memori ingatan saya. Inti dari kegiatan RUBALANG CAMP ini yaitu untuk membentuk ikatan emosional dengan masyarakat setempat dan bisa turut merasakan kehidupan mereka sehingga kita lebih mampu memaknai dan mensyukuri nikmat yang kita enyam selama ini atau lebih dikenal Home Stay. Home stay dilakukan selam 3 hari yaitu hari Jum’at-Sabtu tepatnya 11-13 April 2014. 
 Senang, takut, gugup, khawatir dan malu demikianlah perasaan campur aduk yang saya rasakan menjelang Opening Ceremony. Saya tak hentinya membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin muncul. Bagaimana jadinya nanti jika berada di rumah orang tua angkat saya?,  saya harus berbuat apa ditambah lagi saya anaknya sedikit pemalu terlebih jika bertemu dengan bertemu dengan orang-orang baru yang belum pernah  saya kenal sebelumnya. Bagaimana orang tua yang akan  saya temui nanti? Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?.. Terlalu banyak prasangka  yang menari-nari dalam pikiran saya ada prasangka poitif dan ada juga prasangka negatif. Pembukaan acara dimulai sekitar pukul 19.00 WITA. Kekhawatiran saya bertambah ketika acara Opening Ceremony, saya melihat seorang ibu yang berperawakan pendek, tubuhnya berisi dengan potongan rambut  pendek layaknya Polwan yang di pirang dengan warna keemasan. Dalam kerisauan hati saya bergumam “Mungkinkah itu orang yang akan menjadi Ibu angkat saya  nanti?. Saya Sempat menceritakan kecemasan dan kekhawatiran akan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam pikiran saya kepada salah seorang teman dekat saya yang juga tergabung dalam Team Rubalang. Ia hanya tersenyum dan berkata “Jangan melihat sesuatu dari luarnya saja. Bisa jadi Ia lebih baik dari kita”. Dan ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh teman saya tersebut. Setelah pembagian orang tua angkat kami sempat berbincang-bincang dengan Ibu tersebut. Alhasil Ibu tersebut sangat baik dan ramah. Aku malu pada diriku sendiri atas pikiranku yang sedangkal itu.
  Satu per satu anggota dari Team Rubalang sudah bertemu dengan masing-masing orang tua angkat mereka. Saya semakin tegang saja, siapakah gerangan yang akan menjadi orang tua angkat saya nantinya. Pada akhirnya saya sedikit kecewa karena ketika disebutkan bahwa orang yang akan menjadi orang tua angkat saya tidak berada di lokasi pembukaan kala itu. Akan tetapi kekecewaan itu tidak berlangsung lama karena setelah pembukaan tersebut selesai Ibu Hasnah yang merupakan ketua PKH di desa Lero dan Beliaulah yang senantiasa membantu dan mendampingi kami dalam persiapan agenda RUBALANG ini. Beliau bersedia mengantarkan saya ke rumah orang tua angkat saya.
 
Inilah awal pertemuan kami. Pertemuan seorang anak rantau dengan keluarga  baru. Ibu yang kuanggap layaknya Ibu kandung sendiri, seorang Ayah yang kini kuanggap seperti Ayah kandung sendiri dan dua orang Adik  yang manis yang menganggap saya layaknya kakak kandung baginya. Semua menerima kehadiran saya  dengan suka cita disebuah pondok yang sederhana dengan pola kehidupan yang penuh kesederhanaan dan kerendahan hati pula. Sekejab segala pemikiran negatif dalam pikiranku langsung lenyap. Ibu Nurhayati dan Pak Suyitno dan adik bernama Fadhillah dan Farhan itulah keluarga baruku yang kutemui melalui perantara RUBALANG CAMP. 
Hari pertama aku menginjakkan kaki di Istana baruku yang aku akan berada di dalamnya kurang lebih dua hari, dari kejauhan aku telah melihat kedua orang tua angkatku tengah menanti kedatanganku di depan pintu rumah dengan wajah yang berseri-seri dan bersahabat serta penuh ketulusan. Setibanya dihadapan mereka aku langsung mencium kedua tangan mereka seperti yang kulakukan pada kedua orang tua kandungku. “Selamat datang di rumah barumu nak! Semoga betah yah tinggal disini. Kami mohon maaf kalau keadannya seperti ini, dan semoga kamu betah berada disini, jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan, anggap saja kami ini adalah orang tua kandungmu” itulah kata-kata pertama Ibu Nurhayati pertama kali menyambut kedatangan saya. Pak Suyitno juga mengatakan bahwa “nanti jangan malu-malu dirumah ini, anggap saja rumah sendiri” kata pak suyitno sambil tersenyum Ramah. Setelah itu aku langsung diajak masuk kedalam rumah dan aku langsung disuguhkan dengan makan malam dengan menu “rono bakar dan tahu goreng” meskipun menunya sederhana tapi rasanya uwenakk, sampai-sampai aku makannya sangat lahap tak seperti biasanya. “Ibu” begitu aku memanggil ibu angkatku, hanya tersenyum kecil melihat kelakuanku yang seperti itu. Kala itu aku merasa berada di rumahku yang berada di desa Pinjan.
Setelah saya disuguhi makan malam dengan menu yang sederhan tapi lezat. Sebelum tidur saya dan Ibu berbincang-bincang terlebih dahulu. Saya sempat menanyakan seputar keluarga baru saya. Akan tetapi Ayah tidak ikut berbincang-bincang bersama kami. Ayah telah beristirahat terlebih dahulu karena kelelahan setelah seharian melaut. Begitupun dengan Farhan yang turut membantu Ayah melaut. Berbeda dengan Fadillah, Ia tengah asyik menonton acara TV “Indonesian Idol”. Ia nampak sangat antusias mengikuti acara tersebut. Sesekali Ia bertanya-tanya kepadaku akan Indonesian Idol.Saya manggut-manggut saja seolah-olah aku paham. Padahal sesungguhnya aku tak tahu seputar Indonesian Idol tersebut. Saya  hanya berusaha seolah-olah paham untuk membuatnya senang dan tertawa bahagia.
Ayah bekerja sebagai seorang nelayan yang setiap harinya harus turun kelaut untuk menangkap ikan. Hasil tangkapan yang diperoleh akan di jual ke pengepul yang biasa selalu menunggu di tepian pantai atau biasa juga dijual ke warga-warga di sekitar desa Lero. Hasil dari penjualan inilah yang digunakan untuk memenuhi  kebutuhan sehari-hari. Sedangkan Ibu hanya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga biasa yang senantiasa mengurus kebutuhan keluarganya. Apabila tengah musim “rono” biasanya Ibu membuat “rono dange” dan dijual ke pelosok desa. Rono merupakan salah satu jenis ikan yang ukurannya sangat kecil yang banyak hidup di perairan di daerah pesisir desa Lero, dan ada tergantung musim biasanya sebulan tiga kali. Jika tidak sedang musim “rono” maka Ibu dirumah saja. Ibu dan Ayah memiliki enam orang anak. Akan tetapi anak yang kini tinggal bersama di rumah ada dua, dua anak yang lain kini berada di perantauan tepatnya di daerah kalimantan untuk bekerja. Dalam setahun biasanya mudik saat puasa atau lebaran tiba. Kedua anak tersebut telah putus sekolah sejak lulus dari SD dikarenakan kurangnya biaya untuk melanjutkan sekolah apalagi saat ini biaya untuk masuk ke sekolah-sekolah sangat mahal dan susah di jangkau. Sedangkan dua anaknya lagi kini masih duduk di bangku SD, Fadillah duduk di kelas 6 SD dan Farhan masih duduk di kelas 3 SD. Ketika aku datang Farhan sudah tertidur lelap diatas pembaringan. Kata Ibu Ia terlalu lelah karena seharian ikut Ayah melaut. Farhan memiliki semangat yang tinggi untuk tetap lanjut sekolah meski usianya masih sangat dini, untuk itu Ia tak pernah bosan dan lelah  untuk membantu Ayah menangkap ikan di laut dan memasarkan hasil tangkapan ikan. Fadillah biasa dipanggil Dila, juga memiliki semangat yang tinggi untuk tetap bisa bersekolah. Setiap harinya sepulang dari sekolah Ia langsung bergegas ke rumah saudara Ibu untuk membantu memasak. Dari situ Dilah memperoleh upah yang sebagiannya selalu Ia sisihkan untuk ditabung. Dan hal itu selalu Ia lakukan dengan senang hati tanpa mengenal lelah untuk mencapai cita-cita yang Ia impikan. Dilah memiliki cita-cita menjadi seorang pegawai Bank sedangkan Farhan bercita-cita menjadi Pilot. Sungguh hal yang luar biasa. Saya malu dan kagum atas semangat mereka untuk tetap dapt melanjutkan sekolah. 
Bahagia dan sedih itulah  yang saya  rasakan diawal pertemuan kami. Bahagia karena saya mendapatkan keluarga baru yang begitu baik dan menganggap saya seperti anak sendiri yang tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikiranku selama ini. Disisi lain ada perasaan sedih, sedih akan adanya perpisahan di antara kami. Karena kedatangan kami disini hanya berlangsung selama 3 hari. Kami hanya diberi waktu selama 3 hari untuk merasakan hidup bersama mereka. Saya tinggal di rumah Ibu tak cukup tiga hari karena saya harus pulang untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Meskipun hanya dua hari aku berada di rumah Ibu aku belajar banyak hal. Terutama akan pentingnya bersyukur dengan apa yang telah dimiliki, dan senantiasa menjaga kobaran semangat agar tak pernah padam untuk mencapai apa yang kita cita-citakan serta senantiasa bekerja keras untuk mendapat apa yang kita inginkan. Terima Kasih Ibu, terima kasih Ayah, terima kasih adik-adikku yang luar biasa semangatnya.
  

Saya terbangun dari tidur panjang selama ini. Saya selalu terfokuspada kehidupan saya sendiri, bagaimana caranya saya bisa sukses dan sejuta keinginan lainnya. Saya  hanyalah mahasiswa yang memiliki sedikit pengalaman dalam kehidupan. Sesungguhnya saya tergolong orang yang egois. Namun, sebuah pengalaman baru sontak mampu membangunkan saya dan mampu membuat saya lebih bersyukur atas apa yang telah saya miliki saat ini. Saya masih termasuk orang  yang beruntung dibanding mereka. Mereka belum bernasib baik saperti saya. Saya menjadi lebih bahagia menjalani kehidupan meskipun tak pernah sesempurna yang saya saya banyangkan. Terima Kasih untuk pelajaran berharga ini. Kalian adalah Guru Hidupku.



Newer Posts Older Posts Home

WELCOME ABOARD!

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Makalrambot Lipu (Teringat Kampung Halaman)
    Lagu-lagu daerah Tolitoli cukup banyak yang menceritakan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya, termasuk lagu Makalrambot L...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Tinga Kinaaku (Suara hatiku)
    Naah, ini adalah salah satu lagu yang sangat terkenal juga di Tolitoli. Judulnya adalah " Tinga Kinaaku" , atau bisa diartikan seb...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Lutungan (Patriot Baolan)
    Nah, lagu ini adalah salah satu lagu fenomenal kota Tolitoli karena sering dinyanyikan dalam acara-acara kedaerahan, pun sering juga diperke...
  • 8 Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Event
    Rukmana (Delegasi Sulawesi Tengah) di  Indonesian Culture and Nationalism 2015 - Galeri Nasional Indonesia - Jakarta Pemuda dan mah...
  • Kata Kerja Transitif dan Intransitif, Apa Bedanya ?
    Materi Grammar atau aturan penulisan adalah salah satu materi utama dalam belajar bahasa Inggris. Materi verb atau kata kerja pada bagian...
  • CERITA LPDP : Jadi, sebenarnya begini...
    Pada hari itu, Selasa, 14 Agustus 2019, hanya ada perasaan sangat puas ketika keluar dari ruang wawancara 1 yang kata kebanyakan orang...
  • FORUM KAJIAN MUSLIMAH DI KAMPUNG INGGRIS
    Kesulitan Menemukan Forum-Forum Kajian Muslimah adalah salah satu hal yang sering dirasakan oleh sebagian besar orang ketika berada di kamp...
  • CERITA LPDP : Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare Kediri (64212)
    Salah satu dari beberapa hal penting yang harus disiapkan dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP, khususnya untuk tahap awal atau tahap SE...
  • Teman Seperjalanan
    Keberanian bukanlah tentang menghilangkan rasa takut. Tapi keberanian adalah ketika kita tetap melangkah, meski hati penuh keraguan, meski s...
  • SHARING AWARDEE : Persiapan Seleksi Wawancara LPDP bersama Kak RH. Andriansyah #1
    Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh.. Hey, you all, scholarship hunters, LPDP fighters.. Untuk apply sebuah beasiswa adalah se...

Categories

Beasiswa 6 Catatan 39 Cerita Saya 38 English Article 2 Kampung Inggris Pare 16 Pojok Umum 33 Refleksi 22 Tentang Toli-toli 8

Blog Archive

  • ►  2025 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (3)
    • ►  May (3)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (7)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2018 (32)
    • ►  December (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (32)
    • ►  November (2)
    • ►  October (6)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ▼  2015 (24)
    • ▼  December (2)
      • BUKAN KEBETULAN BIASA
      • MEMBUAT HATI MENJADI TENANG
    • ►  October (2)
      • Cara Membuat Nomor Halaman (Angka Romawi Dan Angka...
      • 8 Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Event
    • ►  August (2)
      • CATATAN KECIL UNTUK SEBUAH TADULAKO MENGINSPIRASI
      • KITA BEDA SETAHUN
    • ►  July (10)
      • Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
      • Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
      • Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorgan...
      • Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
      • Laporan Mikrobiologi - Sanitasi Lingkungan
      • Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
      • Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
      • Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
      • KAOS KAKI IDENTITAS
      • KEPINGAN TANGGUH
    • ►  June (3)
      • MAGANG DI SUMATERA (BAGIAN I)
      • RENCANA HATI
      • AYAH DAN IBUMU CEMBURU
    • ►  April (3)
      • RUBALANG (Rumah Bahari Gemilang)
      • SEBAIT CERITA UNTUK RUBALANG
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  August (1)

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Featured Post

Memaafkan atau dimaafkan bukanlah perihal mana yang lebih baik. Keduanya adalah dua hal yang sama-sama membutuhkan keikhlasan. Kita dilatih ...

rukmana.rs

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates