Menjadi Relawan atau Volunteer adalah sebuah pilihan. Pilihan bagi orang-orang terpilih. Pilihan bagi orang yang mau dan memberanikan diri untuk mengembil resiko dalam mendukung program peningkatan kualitas hidup sesama.
Memilih menjadi Volunteer artinya siap terlibat dalam setiap aksi kebaikan. Volunteer itu istimewa dan layak untuk diistimewakan. Volunteer mengemban tugas paling mulia. Rela berkorban tanpa imbalan selain imbalan senyum manis generasi yang bertumbuh menjadi generasi terbaik nantinya. Olehnya, tidak perlu heran jika tanggal
5 Desember diperingati sebagai
Peringatan Hari Volunteer Sedunia. Hebat kan ?!
Nah, berbicara mengenai relawan. Saya teringat akan percakapan bersama seorang teman. Berawal dari sebuah percakapan singkat bersama seorang teman saat sedang makan malam. Kami memperbincangkan tentang aktivitas yang kami geluti saat di daerah asal. Berkat perbincangan itu, kami jadi saling tahu kesibukan masing-masing. Saya menjadi tahu kalau teman saya, sebut saja Dekaka, adalah seorang yang sudah sangat ahli dibidangnya yaitu Jurnalistik. Ia bekerja di salah satu media online yang terkenal di Jakarta. Karena sudah ahli maka sempat Ia mengikuti sebuah program pengabdian dari salah satu NGO yang cukup terkenal di Jakarta.
Saya juga antusias menceritakan tentang aktivitas saya saat berada di
Palu termasuk dalam melibatkan diri sebagai relawan di beberapa
komunitas sosial yang memiliki beberapa program pengabdian seperti
menyambangi Pulau-Pulau terpencil di Indonesia dan melaksanakan kegiatan
seperti mengajar, berbagi motivasi dan inspirasi serta paket semangat.
Termasuk suka duka menjadi seorang relawan, mulai dari persiapan hingga
eksekusi lapangan.
Perbincangan kami singkat dan santai. Namun, ada beberapa pertanyaan dan pernyataan yang menarik perhatian saya.
"Saya pernah mengikuti salah satu kegiatan dari salah satu NGO di
Jakarta. Saya ikut karena ajakan dari seorang teman. Katanya kegiatannya
bagus. Waktu itu saya menjadi relawan bagian photographer. Sebelumnya
saya tidak pernah mengikuti kegiatan seperti ini. Ini adalah pengalaman
pertama saya. Awalnya saya sangat antusias, berharap bisa memberi
manfaat lebih. Namun, kenyataannya, setelah ada satu kejadian yang
akhirnya mematikan semangat saya untuk kembali terlibat di kegiatan
serupa"
"kenapa ?"
"Waktu itu, saya bertugas sebagai photographer, yaa tugas saya mendokumentasikan hal-hal yang perlu saat di lapangan. Namun, setelah kegiatan selesai dan dokumentasi dikumpulkan jadi satu.. Ada seorang relawan yang waktu itu bertugas sebagai pengajar protes ke saya. Dia protes karena dokumentasi saat dia mengajar katanya kurang. Awalnya , sih saya biasa saja. Lama kelamaan ternyata makin ngefek ke saya.nya, saya jadi jarang disapa, sejak saat itu dia mulai menjaga jarak komunikasi dan hubungan kami tidak membaik..... Saya mulai berpikir ternyata ada juga orang seperti itu, mengabdi hanya untuk pencitraan.. hanya ingin sebuah foto.. Yaa akhirnya saya memutuskan untuk tidak akan mengikuti kegiatan seperti itu lagi"
Saya terdiam mendengar pernyataan Dekaka. Ternyata ada juga ada yang seperti itu. Ingatan saya kembali melayang. Mencoba mengingat kembali. Beberapa waktu yang lalu juga pernah ada seorang teman saya yang menanyakan pertanyaan yang bernda serupa.
"Na, kira-kira kegiatan sosial apa yah yang bisa saya ikuti dalam waktu dekat? Dalam waktu dekat saya ingin apply beasiswa tapi belum pernah mengikuti kegiatan sosial. Saya pengen ikut apaa gitu biar memudahkan proses daftarnya nanti.."
Pertanyaan dan pernyataan yang hampir senada dengan hal yang teman saya ceritakan. Sebenarnya, itu hanyalah sampel. Sering saya mendapati alasan yang lainnya yang juga beragam. Nah, berdasarkan pengalaman saya, berikut ini adalah beberapa alasan orang pada akhirnya memutuskan memilih menjadi relawan.
5. Ingin Dilihat Orang (Pencitraan)
Coba tanyakan diri kita, untuk apa sebenarnya kita memilih menjadi relawan? Hanya karena ingin dilihat orang dengan harapan orang akan mengatakan "Waahh, kamu ternyata orang yang peduli, kamu hebat !" ? Supaya terlihat eksis di mata orang banyak karena banyak melakukan kegiatan sosial ? Memilih menjadi relawan hanya karena ingin dilihat orang? Yah, semoga saja kita bukanlah relawan dengan alasan seperti ini. Jangan sampai hanya menjadi ajang hunting foto keren yang kelihatannya sok peduli untuk meningkatkan jumlah followers di media sosial.
Yah, tapi saya selalu yakin volunteer yang ada saat ini pasti bukan orang-orang seperti itu. Pun kalau ada pasti jumlahnya hanyalah 0,0001% dari 100%.
4. Syarat untuk mendaftar suatu kegiatan atau beasiswa
Menjadi volunteer itu benar-benar istimewa. Banyak lembaga-lembaga yang pada akhirnya menjadikan orang-orang yang pernah menjadi relawan mendapatkan nilai tambah. Sehingga, banyak juga orang-orang yang pada akhirnya memaksakan diri menjadi relawan beberapa saat untuk menambah "poin" penilaian saat mengikuti kegiatan, beasiswa dan lainnnya.
3. Tuntutan Pekerjaan, Lembaga atau Organisasi
Setiap perusahaan, instansi, lembaga maupun organisasi lainnya memiliki program pengabdian. Pada kondisi tertentu maka akan agenda untuk melakukan pengabdian di masyarakat. Tak bisa menolak. terkadang semua harus dilakukan. Mau atau tidak, suka atau tidak, yang pastinya hal itu wajib untuk dilaksanakan.
2. Mencari Pengalaman Baru
Nah, kalau orang yang alasannya seperti ini cukup banyak. Biasanya awal-awal jadi relawan ingin memperkaya pengalaman. Harapannya dengan melakukan hal-hal baru lebih bisa mendapatkan pembelajaran baru untuk evaluasi menuju peningkatan kapasitas dan kualitas diri dengan cara yang tidak biasa.
1. Menebar manfaat bagi sesama
Dari sekian alasan sebelumnya maka alasan inilah yang menjadi alasan utama bagi banyak orang untuk memilih menjadi relawan seutuhnya. Mencoba menjadi manusia yang bermanfaat dengan menebar manfaat bagi sesama. Pun, dalam islam diajarkan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya.
Nah, itulah 5 alasan versi pengalaman saya. Fenomena yang banyak saya temui di lapangan memang seperti itu. Namun, apapun alasan kita saat ini, itu bukanlah suatu masalah asalkan kita segera "cek niat" kita, pastikan niat kita sudah benar, jika merasa masih ada yang salah dengan alasan kita menjadi relawan maka segeralah untuk berbenah. Pastikan niat kita benar. Pastikan niat kita karena Allah, karena kita ingin menjadi sebaik-baik manusia seperti yang disabdakan Rasulullah SAW. Seperti pada beberapa hadits berikut :
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناس
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289)
مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ الله فِي حَاجَتِهِ
“Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya” (Muttafaq ‘alaih)
Bukan hanya itu, Allah pun berfirman :
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)
Pada akhirnya, saya ingin menegaskan kembali bahwa menjadi Relawan atau Volunteer itu Istimewa. Pilihan jalan untuk memberi memberi manfaat bagi orang lain. Memang, banyak cara lain untuk bermanfaat. Relawan bukanlah jalan satu-satunya. Tapi, menjadi Relawan adalah pilihan. Pilihan bagi
orang-orang terpilih. Pilihan bagi orang yang mau dan memberanikan diri
untuk mengembil resiko lebih dalam mendukung program peningkatan kualitas
hidup sesama dengan cara yang berbeda.
***
Demikian catatan kali ini. Semoga bermanfaat. Tulisan ini juga ditujukan untuk diri sendiri. Selamat menjadi Relawan yang Cerdas dan Berakhlak. Jangan pernah lelah berbenah! Sampai jumpa di tulisan selanjutnya 😉😊.