A Learner's Journal
  • HOME
  • GENERAL
  • REFLEKSI
  • CERITA SAYA
  • CATATAN
  • BICARA LINGKUNGAN
  • ABOUT ME
Setiap hari adalah hari seru dengan ceritanya masing-masing. Cerita unik yang terkadang memuat  tentang berbagai kekonyolan-kekonyolan yang terjadi di dalam kelas yang tidak lain pelakunya adalah mereka. Iyaa mereka. Adalah mereka, Ms. Fanny, Ms. Ninis, Mr. Gilang, Mr. Nandi, Mr. Dandi, Mr. Tarmizi dan Mr. Susanto. Teman sekelas yang sudah bersama sejak dari program AEM 1. Bukan hanya mereka tetapi juga TUtor, Mr. Awan, juga kadang menjadi pelaku utama dalam setiap aksi. Hal ini menjadi bukti seorang Tutor yang friendly. Wkwkwk. Berbagai cerita unik dan konyol terkadang bermunculan dengan sendirinya saat belajar dan tentunya topik selalu menjadi penentu kearah mana cerita harus difokuskan. Namun, diantara semuanya,  topik adalah hal yang berhasil membuat perhatian saya tertarik. Topik membuat saya memiliki rasa penasaran akan sebuah hal.

Ada apa dengan topik ?.. Tenaang.. Gak kenapa-napa sih sebenarnya. Hanya saja, ada satu topik yang cukup menarik perhatian saya. Nampaknya topik ini adalah topi paling laris. Bukan hanya di kelas speaking  saja tapi merambati semua materi dari speaking hingga Writing. Bahkan saat ada challenge dari Tutor diluar jam reguler, selalu saja topik ini menjadi primadona.

Iya.. Topik-topik yang sering dibahas diantaranya tentang Islam, Teknologi, Pendidikan  dan nikah. Ibarat sebuah kompetisi, diantara yang terbaik pasti ada satu yang terbaik. Begitupun dengan topik-topik tersebut. Ada satu topik paling laris dan itu adalah "NIKAH".

Nikah seolah menjadi Primadona. Rasanya sudah seperti sebuah keharusan  karena faktanya orang-orang akan sangat antusias ketika topik yang dibahas tentang NIKAH. Wah, mungkin karena banyak yang masih single kali yah. Rasanya wajar.. Wkwkwk.

Lihat saja untuk kegiatan Blessed Jum'ah, materi-materi Blessed Jum'ah pun tidak absen untuk membahas topik itu. Seolah memiliki daya tarik luar biasa, pembahasan topik ini biasanya selalu berhasil menarik para Silent Reader di Grup WhatsApp Warkop CLIent untuk angkat suara meski hanya sekedal bilang "Wah". Ckckck.

Nah berikut ini adalah contoh topik-topik yang dibahas dalam program Blessed Jum'ah. Coba  diamati satu persatu. Semuanya tentang nikah. Hihihiii...




Selain itu , nikah juga selalu menjadi salah satu topik pilihan di kelas Speaking For Grammar 2 (ada 2 alternatif motion dan salah satunya tentang nikah).

"The second, to marry in poor condition is more challenging than in prosperous condition" (The  student should agree with the motion and give the reason about)

"....early marriage leads to divorce" (The student should disagree with the motion and give the reason about)
Eitss.. bukan hanya itu, masih ada lagi. Coba lihat soal challenge yang diberikan Para Tutor yang biasanya diberikan di luar jam reguler.

Soal-Soal
 Nikah mendominasi. Kadang saya suka bertanya-tanya dalam hati, kenapa selalu nikah yang menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Sesekali pun terpikirkan oleh saya bahwa mungkin saja sebagian dari soal-soal yang diberikan itu adalah pengalaman pribadi sang Tutor yang belum mendapatkan kepercayaan dari orang tua untuk menikah alias "curhat". Maklum Tutornya masih single. Wkwkwk.

Yah, pada dasarnya tidak ada yang salah dengan pembahasan nikah. Pun saya rasa memang sudah waktunya untuk memberikan perhatian khusus pada urusan pernikahan. Menikah bukan hanya tentang "Love" antara dua insan. Namun, menikah adalah perihal ibadah seumur hidup yang dilakukan bersama-sama dengan berharap Syurga-Nya. Membutuhkan perhatian khusus memang, hingga rasanya menjadi sebuah hal penting untuk dibahas dimanapun berada, termasuk diselipkan dalam setiap materi belajar di kelas. Semoga kita semua bisa segera menikah di waktu yang tepat dengan orang-orang yang tepat.

Jangan lupa ! Belajar bahasa Inggrisnya harus tetap rajin yaa !!  😇


Ngomongin masalah pendekatan  rasanya adalah hal yang penting untuk dilakukan. Ketika ngomongin pdkt, respon refleks dari  banyak orang adalah tetiba senyam-senyum sendiri atau sekedar berkata "ciee ciee". Iya seperti itu, meski sampai hari ini sebenarnya saya pun belum tahu pasti apa sih artinya. Wkwkwk. Wajar, bagi cukup banyak orang baik remaja ataupun dewasa biasanya sensitif ketika mendengar "pdkt", terlebih bagi mereka yang masih single. Eaa... 90% orang ketika mendengar kata PDKT pasti pikirannya langsung terhubung ke "si dia" alias gebetan atau siapapun yang ditaksir. Yups, maka semua akan terhubung ke masalah jodoh dan nikah. Hihihii..

Nah, bagi saya pdkt memang adalah hal yang sangat bermanfaat. Oleh karena itu, layak untuk dibahas. Pendekatan akan membuat dua atau lebih orang saling mengenal lebih dalam satu sama lain. Harapan yang kita harapkan setelah pendekatan ini tentunya adalah kita bisa menjalin hubungan dengan orang lain. Bila memang cocok maka akan menemukan kecocokan dan menemukan kenyamanan, hingga pada tahap selanjutnya akan muncul perasaan untuk saling memberi manfaat satu sama lain. Pendekatan harus dijalankan dengan baik, karena pendekatan yang baik akan membuatmu mendapatkan peluang diskon yang lebih besar.

Yaps, tentu saja. Pendekatan yang saya maksud disini bukanlah pdkt yang dilakukan pada umumnya alias pdkt untuk dapetin pacar alias jodoh. Bukan !. Tapi bagaimana cara kita untuk membangun sosialisasi dengan lingkungan kita, orang-orang di sekitar kita, teman-teman kita, tutor kita dan tetangga kita, maupun orang-orang yang baru saja kita temui dalam perjalanan.Berusaha menjadi manusia humble. Memperlakukan orang lain dengan sebaik-baik perlakuan.

Berbuat baik tanpa imbalan apapun selain keridhoan Allah. Yakinlah berbuat baik akan mendapatkan respon berupa kebaikan dari orang lain. Hal itulah yang pernah saya rasakan. Saya yakin kalian pasti pernah mengalaminya. Hanya saja, mungkin kalian tidak atau belum menyadarinya.

Sebut saja Mak Siti, Ia adalah pemilik warung yang dekat dari kursusan saya belajar bahasa inggris, CLIent, satu-satunya warung yang ada disana. Saya mengenal Mak Siti sebagai seorang yang ramah dalam aktivitas kesehariannya sebagai penjual. Pelayanannya sangat ramah sehingga membuat para pelanggan betah untuk tidak berpindah ketempat lain. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan  saya sehingga sering membeli makanan di warung mak Siti. Jika diperhatikan, sebenarnya tidak ada yang begitu istimewa. Warungnya sederhana dan variasi menu yang seadanya dan banayak tempat lain yang menyediakan menu dengan berbagai variasinya. Namun, keramahannya telah berhasil mengikat para pelanggannya.

Sebagai bagian dari misi pdkt maka hal yang saya lakukan adalah selalu berbincang ketika membeli makanan, pebincangan kecil namun menghangatkan. Begitulah yang sering saya lakukan. Siapa sangka, karena perbincanga-perbincangan hangat itu akhirnya saya sering mendapatkan diskon dari Mak Siti, bukan hanya diskon bhkan gratis. Enakk kannn... apalagi untuk anak-anak rantauan.

Etss.. Jangan salah sangka. Tidak ada niat apapun selain untuk bersosialisasi. Namun, dari kejadian inilah saya semakin yakin bahwa niat baik yang diwujudkan jadi aksi baik maka akan mendatangkan respon kebaikan.. Sesekali cobalah untuk membuktikan ! Termasuk jika ingin dapat diskon, lakukan pendekatan dengan baik.

Selamat mencoba!
Berusaha mengenali lebih dalam setiap tempat saya berada rasanya sudah menjadi rutinitas. Begitulah setiap kali saya berada di daerah baru. Banyak cara yang dapat dilakukan dan cukup sederhana, mulai dari membangun komunikasi dan perbincangan hangat sederhana dengan para senior atau warga lokal, pun bisa juga dengan berselancar hingga menyelami informasi berdasarkan tulisan-tulisan dari berbagai penulis dengan beragam latar belakang lewat internet.

Cukup sering saya menjelajahi dunia internet dengan beragam kata kunci yang di dalamnya pasti ada kata "Kampung Inggris Pare", seperti "Biaya Hidup di Kampung Inggris Pare", "Tempat Wisata Populer di Kampung Inggris Pare" hingga "Pergaulan di Kampung Inggris Pare". Banyak ulasan-ulasan yang akhirnya mengantarkan saya pada satu kesimpulan bahwa membentengi diri agar tidak terjebak dalam pergaulan yang salah adalah hal yang penting dipersiapkan sebelum ke kampung Inggris. Bukan hanya ulasan di internet. Beberapa kali saya pernah menyaksikan langsung hal-hal yang kurang enak di pandang saat berada di kampung Inggris. 

Pernah suatu ketika, saya mendadak sekitar jam 10 malam harus ke ATM. Malam sudah menunjukkan jam 10 lewat, namun jalanan sepanjang Jl. Brawijaya masih sangat ramai dengan anak muda yang asik nongkrong, baik di jalan maupun di cafe-cafe sekitar sana. Adalah sebuah hal yang wajar ketika diantara mereka ada yang memang mempunyai urusan yang harus dituntaskan. Tentu saja itu adalah anak kursusan karena memang daerah Jl. Brawijaya dan sekitarnya dipadati banyak kursusan dan kos-kosan yang juga di tempati oleh siswa-siswa yang gak tinggak nge-camp. Pemandangan yang paling menyedihkan adalah banyak pasangan-pasangan yang asyik berduaan, pegangan tangan dan bahkan berboncengan menggunakan seperda yang jelas-jelas sangat sempit jika digunakan berdua, kalau sesama perempuan yaa gak masalah sih. Nah, kalau yang suka boncengan ini sih saya sudah sering melihatnya baik malam maupun siang.

Penjelajahan saya di Internet juga banyak menemukan siswa-siswa di kursusan yang suka melakukan aksi  corat-coret wajah menggunakan bedak berwarna putih sebagai bentuk hukuman. Menurut saya gak ada yang salah tapi terkadang itu terjadi antara laki-laki dan perempuan, yaa pastinya mereka akan pegang-pegangan pipi laahh. Yaa walaupun hanya sedikit menyentuhnya. Bukan hanya itu, kadang saat berfoto, entahlah namanya apa "selfi" atau "groupy" saya juga gak tahu, kadang jadi gak sadar laki-laki dan perempuan udah berdesak-desakan. Ini pemandangan yang sangat kurang enak kelihatan.

Memang beberapa orang memandang ini adalah hal yang wajar. Begitulah pendapat orang, kadang berbeda-beda. Namun, jika dipandang dari sudut pandang seorang muslim itu bukanlah hal yang baik. Bukankah islam sudah mengatur bagaimana sebaiknya pergaulan antara laki-laki dan perempuan? Bukankah sudah di jelaskan saat wajar dan batasan-batasannya?

Nah, siapa yang harus disalahkan disini? Tentu saja bukan Kampung Inggris, bukan Kursusan, bukan pula tutor. Kursusan atau Tutor hanya bisa membantu mengarahkan. Karena hal  bisa terjadi karena beberapa faktor termasuk utama diantaranya adalah kurangnya pengetahuan akan pergaulan dan batasan-batasannya, terkhusus dari pandangan islam. Semua siswa datang dari latar belakang yang berbeda. Olehnya, tangguhkan diri agar tidak terbawa arus pergaulan yang salah ketika berada di kampung Inggris. Jika memungkinkan, berilah warna baru di lingkungan itu. Jangan sampai kamu yang terwarnai.



Ketika memilih tempat kursus, sebenarnya pentingan mana sih? Kursusannya atau Tutornya? Menurut pandangan saya lembaga yang sudah cukup terkenal memang layak dan perlu dipertimbangkan. Karena lembaga tersebut  digadang-gadang pasti memiliki tutor-tutor yang sudah berpengalaman. Tapi, harus kita pahami bahwa belum semua tutor di suatu lembaga adalah expert, sekalipun lembaga itu termasuk lembaga yang "populer".  Di setiap lembaga tertentu hanya ada beberapa tutor yang benar-benar expert. Tentu saja, seringkali, hal itulah yang biasa dijadikan maskot dalam marketing. Sehingga tidak perlu heran jika kemudian banyak orang-orang yang berlomba mendaftar di kursusan tersebut.

Pada realisasinya nanti, tidak semua kelas akan diajar oleh Sang tutor. Tutor tersebut hanya akan mengajar di beberapa kelas, dan kebanyakan akan digantikan dengan tutor lain yang belum tentu metode transfer ilmunya akan mudah kita pahami. Untung-untungan jika tutor yang menggantiikan menggunakan metode yang juga menarik, maka disitulah kita terselamatkan. Wkwkwk.. Namun, bagamana jika tidak ? Maka kebanyakan dari kita akan merasa dirugiikan, karena adalah hal pasti ketertarikan awal kita adalah karena kualitas tutor.

Iya, saya serius. Hampir 2 tahun saya di Pare,  Kampung Inggris ini. Saya berani bilang seperti ini karena diskusi-diskusi yang pernah saya lakukan dengan beberapa orang kawan senior dari berbagai kursusan di kampung Inggris. 

Jadi, sebaiknya ketika ingin memilih lembaga hal yang harus diperhatikan selain karena lembaganya sudah terpercaya adalah memastikan siapa yang akan menjadi tutor di kelas kita nantinya. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Selain itu, kita harus pastikan bahwa program yang kita masuki sudah benar.  Jangan sampai mengambil program yang salah, misalnya ingin belajar IELTS tapi ngambilnya kelas TOEFL. Pastikan kita mengambil program yang benar di kursusan yang tepat dengan tutor yang ahli.

Walaupun seperti itu, tetap saja, diajar oleh tutor terbaik belum tentu menjadi jaminan bahwa kamu akan menjadi "bisa" dengan cara yang instan. Tetap saja, kamu harus mempersiapkan diri untuk belajar dan bersiap untuk menghadapi tantangan-tantangan saat belajar. Tetaplah ingat bahwa yang membuat dirimu sukses bukanlah tutor tapi diri kamu sendiri.


Pertanyaan tentang biaya hidup di Pare adalah salah hal yang sering menjadi pertanyaan bagi mereka yang punya rencana belajar bahasa inggris di Pare, terkhusus makanan. Bagi saya, makanan disini  sangat murah. Tentu saja ! Makanan termasuk sangat murah apalagi untuk saya yang berasal dari bagian Timur Indonesia. Jika dibandingkan daerah asal saya, Palu, murahnya bisa 3 kali lipat dari harga disini. Nah, untuk kalian yang ingin berkunjung ke Pare. Saya ingin berbagi cerita yang mungkin bisa membantu teman-teman untuk  mendapatkan gambaran murahnya biaya makan di Kampung Inggris.

Biaya makan di Kampung Inggris berkisar 15K hingga  20K per hari. Jumlah itu adalah  hitungan 3 kali makan per hari, mulai dari sarapan, makan siang dan makan malam. Kalian perlu ketahui, sekali makan umumnya akan menghabiskan 5K-7K tergantung pada pilihan menu. Harganya bervariasi, jika memilih lauk berupa sayur dan tahu tempe atau telur biasanya harganya sekitar 5K, jika lauk yang kita pilih sayur dan ayam atau ikan (umumnya ikan lele, ikan laut ada juga namun tak sebanyak ikan lele) atau tambahan campuran menu lainnya maka kita hanya perlu membayar sekitar 7K-an. Sebenarnya harga 7K kita udah bisa makan dengan porsi yang lumayan dan enak.

Gimana, murahkan? Iya itu memang murah, tapi, bagi saya, jika masih bisa dapat  makanan  dengan biaya yang lebih murah, why not ?! Kata seorang teman saya adalah orang paling perhitungan yang pernah dia temui setelah sebulan berada di Kampung Inggris ini. Wkwkwk. Harap maklum karena saya harus mengatur keuangan dengan baik agar bisa bertahan sesuai target. 

OK. Jika kamu ingin dapat yang lebih murah lagi kamu bisa masak sendiri. Tapiiii, jangan protes dulu..memang, orang-orang yang tujuannya kursus biasanya tidak mempunyai banyak waktu untuk memasak apalagi harus ke pasar dulu untuk nyari bahan masakan. Jangankan ke pasar dan masak kadang waktu istirahat saja cukup singkat. Masak ditengah kesibukan saya rasa adalah hal yang akan diabaikan oleh kebanyakan orang, kecuali mereka yang ahli dalam manajemen diri dan waktu. Yaps.

Berikut ini adalah alternatif yang bisa menjadi pilihan. Pertama, kamu hanya perlu membeli beras dan masak nasi sendiri. Masaknya pake apa? Biasanya setiap camp atau kost menyediakan alat masak dan makan yang bisa digunakan untuk semua. Harga beras per kilo adalah 9K-10K. Biasanya per kilo akan cukup untuk 7 hari (tapi ini relatif sih, tergantung porsi makan juga, tapi kalau saya biasanya yaa seperti ini). Anggaplah untuk nasi per hari menghabiskan 1.5K. Selanjutnya, kamu bisa beli sayur masak seharga 2K, lauk berupa tempe tahu 2K, atau kalau kamu pengen ayam atau ikan (umumnya ikan lele sih)  atau lauk lainnya,  kamu bisa membeli seharga 5K. Nah menu-menu ini cukup untuk 3 kali makan. Totalnya sehari kita hanya mengeluarkan 10.5K. Kita bisa hemat antara 4.5K hingga 9.5K. Nah, ini bisa kamu gunakan untuk Oiya kamu juga bisa membeli buah. Buah biasanya ada yang sudah dikemas dengan harga 1K, cukuplah untuk memperlancar pencernaan. Plus kamu bisa juga membeli susu sebagai penambah energi. Namun, tetap saja, kalau bisa masak lauk sendiri akan lebih hemat sekitar 2K lagi. Tapi harus diingat ini masih makan pokoknya, gak termasuk jajannya. Kalau jajan ceritanya akan lain lagi. 

Nah, sudah punya gambaran belum tentang biaya makan di Pare? Murah kan. Semoga hal ini bisa bermanfaat. Kurang lebih seperti itu gambaran umumnya. Oiya, perhitungan diatas semua diangkat dari pengalaman pribadi. Bisa jadi setiap orang punya hitungan yang berbeda-beda tergantung anggaran yang sudah disediakan. Selamat mempersiapkan diri dan sampai jumpa di Kampung Inggris ! 😎😎
Lelah dalam belajar? Pasti pernah. Saya rasa hampir semua orang pun pernah merasakannya. Siapa yang sih yang tidak pernah merasa jenuh. Yaa bisa dipastikan 99% yang namanya manusia pasti pernah ngerasain yang namanya jenuh dalam belajar. Etss, tenang dulu. Jenuh adalah hal yang manusiawi namun terus membiarkan perasaan jenuh itu menggerogoti, maka itulah hal yang keliru. Untuk apa berlama-lama dalam kejenuhan? Kejenuhan hanya akan menghambat daya kreatifitas dan produktifitas, maka menemukan solusi terbaik atas kejenuhan itulah yang harus dilakukan.

Tentu saja sama halnya dengan belajar bahasa Inggris. Belajar bahasa Inggris bagi orang yang baru alias masih awam 😞 seperti saya tentunya banyak berbeda dengan mereka yang sudah punya dasar belajar sebelumnya. Saya benar-benar memulai dari nol, bahasa kerennya from zero to hero. Belum nyampe hero sih, tepatnya masih dalam perjalanan 😎  Hihi..

Bukan hal mudah untuk belajar materi-materi. Ada Materi Grammar plus Reading yang cukuplah untuk membuat kepala pusing. Materi yang sebenarnya kelihatan mudah saat di kelas namun seketika berbalik pada saat evaluasi. Ketika direview sendirian rasanya udah perfect banget, tapi, eeh ada-ada saja yang salah. Selalu ada dosa disetiap susunan kalimat. Entah siapa sebenarnya yang bermasalah,  soal-soalnya kah ataukah memang sayanya yang selalu ber-positive thinking hingga jawaban yang masih salah seolah terlihat benar semuanya. Yaa, mungkin saya harus kembali menajamkan fokus. 

Ada kelas Speaking yang selalu menantang setiap harinya. Harus siap untuk speak di hadapan teman-teman dengan topik tertentu. Untung jika materi yang diberikan adalah materi yang dikuasai, jika tidak maka bersiaplah untuk terlihat seperti orang paling "kurang" sedunia. Ini sangat tragis menurut saya. Yaa, intinya setiap hari harus siap dengan segala kondisi, termasuk harus siap malu dan kadang dalam keadaan terpaksa harus siap membayar punishment.

Kelas writing yang membutuhkan kejelian dalam pemilihan diksi. Pemilihan diksi adalah hal penting karena jika salah maka kalimat yang kita buat berpeluang besar akan mengalami perubahan makna atau konteksnya tidak sesuai. Harus sabar dalam meniti kata demi kata untuk menemukan diksi yang pas. Writing juga membutuhkan ketelitian yang tinggi. 

Memang cukup membuat otak harus berpikir keras. Namun, keseruan saat belajar di kelas sudah bisa menjadi pengurai sedikit kejenuhan tersebut hingga rasanya setiap harinya adalah hari-hari yang selalu dinantikan. Menantikan contoh-contoh soal evaluasi yang kocak yang terkadang di luar nalar. Hal ini selalu menjadi pencair suasana kelas yang cukup membuat kepala membeku.

Salah satu contoh soal evaluasi di kelas writing AEM 1

"Pak Joko dan Mas Widodo yang berenang di rawa yang dijaga oleh Kuntil Mama yang memakai baju putih yang diambil dari jemuran Pak Burdin bertemu buaya yang menggendong anaknya yang imut" 😂😂

"Ninis yang datang dari Pare yang terletak di samping Kediri merampok garam di pasar tradisional yang dibangun pemerintah" 😎

Nah itu adalah contoh-contoh soal evaluasi saat di kelas writing. Siapa coba yang bisa nahan diri untuk gak ketawa? Wkwkwk. Rawa yang dijaga Kuntil Mama ( si Kuntil Anak udah punya anak makanya sekarang udah jadi Kuntil Mama) yang pake baju putih. Bajunya pun dicuri dari jemuran. Ada si Ninis gadis Pare yang ngerampok garam (karna harga garam lagi mahal) tapi ngerampoknya di Pasar Tradisional (gak berkelas banget, Wkwkwk).

Nah seperti itulah gambarannya. Memang untuk mencapai sesuatu yang luar biasa terkadang membutuhkan usaha yang juga luar biasa. Olehnya, jangan berlama-lama dalam kejenuhan. Jika kekocakan di dalam kelas belum menghilangkan jenuhmu. Maka, silahkan temukan cara terbaik versimu. Pun jangan lupa tetaplah melangitkan doa-doa dengan harapan setiap usaha kita dimudahkan dan diliputi keberkahan. 

Jangan lupa bahagia ! Jenuh ? Senyumin aja! 😉😉💓


Salah satu tantangan bagi saya saat ini adalah harus pandai mengatur budgeting selama berada di kampung Inggris. Harus hemat !. Nah, keadaan inilah yang menuntut saya untuk berlatih menjadi ahli dalam management keuangan. Hihihii. Yaa tentu saja, pada akhirnya, memilih sesuatu yang murah itu adalah sebuah keharusan. Tapii, ehhhh, murah memang penting tapi murah dan memiliki kualitas yang baik itulah yang lebih penting. 

Rasanya tak perlu heran jiika rela berjalan jauh-jauh hanya untuk mencari toko yang menjual barang-barang murah. Hal inilah yang saya lakukan bersama seorang teman. Murah dan berkualitas. Itu adalah syarat utama. Bersama seorang teman, Lela, yang sama berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, kami rela berjalan kaki beberapa kilo, siang hari sekitar jam 02.00 siang, untuk mencapai tujuan. Yaah jalan kaki menjadi pilihan terbaik, agar juga bisa lebih menikmati pemandangan di kiri kanan jalan. Ala ala tourist.. Lelah ? Pasti iya.. Tapi, saya selalu punya prinsip "kamu boleh lelah tapi jangan lupa bahagia". Lelah? Ya udah, disenyumin aja !.

Toko murah yang kami temui di sepanjang jalan cukup banyak. Mulai dari toko perabotan dapur, ATK, barang-barang elektronik dan lain-lainnya. Kaget mendengar harga barang-barang disini. Kagetnya bukan karena mahal, tapi sebaliknya. Hagranya sangat murah!. Yaah menurut kami yang selama ini hidupnya di Sulawesi Tengah harga-harga barang disini termasuk murah bahkan beberapa harganya murah 2 sampai 3 kali lipat dari harga-harga di Palu . Makanya respon kami terlihat sedikit WoW. Sebenarnya tujuan utama waktu itu adalah untuk membeli Ricecooker,  kalau warga setempat menyebutnya Magiccom. 

Murah itu selalu menjadi hal yang sangat menarik. Karena terdorong rasa penasaran yang tinggi akhirnya kami sempatkan untuk singgah di beberapa toko yang kebetulan lewat seperti toko Kerudung. Yaps di depan toko terpampang jelas label yang bertuliskan "MURAH MERIAH". Daaannn, taraa, harganya beneran murah. Tanpa pikir panjang lagi langsung saja kami membeli beberapa buah kerudung dari toko tersebut (lupa nama tokonya apa). Sebenarnya kerudung bukanlah sesuatu yang prioritas  waktu itu, namun skala prioritas sejenak terabaikan karena harga yang murah  itu. 

Akhirnya, kami sampai kembali di Camp dengan banyak sekali barang-barang yang belum prioritas yang terbeli. Pun tak lupa, kembali saya membuka catatan keuangan yang sudah saya buat. Cukup mengejutkan, ternyata hari ini terdapat begitu banyak pengeluaran. Sayangnya, dana yang sudah dianggarkan untuk makan 1 bulan ke depan terpakai, dan parahnya lagi itu terpakai untuk sesuatu yang tidak penting-penting amat. Hufff..

Tapi tak apalah, paling tidak hari ini saya menyadari satu hal penting. Apa itu? Tinggal di daerah dengan biaya hidup yang cukup murah bukanlah sebuah jaminan untuk bisa hidup berhemat, seperti di Kampung Inggris Pare ini. Hal yang paling diperlukan adalah managemen yang baik, apakah itu manajemen keuangan atau juga  manajemen diri. Kita harus pandai membuat skala prioritas, harus pandai mengendalikan diri (Ingat Prioritas!) dan pastinya jangan sering-sering berkunjung ke tempat yang murah-murah apalagi kalau emang ga ada kebutuhan penting.

Selamat berlatih menjadi konsumen cerdas !


Niat adalah hal yang penting untuk ditetapkan dalam melakukan berbagai tindakan. Sebagai muslim tentunya kita menginginkan setiap hal yang kita lakukan tidak hanya bernilai duniawi tapi juga akhirat. Kita memegang harapan besar setiap aktivitas kita bisa jadi pemberat amal di akhirat nanti. Oleh karena itu, menyertakanlah Allah dalam setiap aktifitas adalah suatu kewajiban. 

Terus memperbaiki niat adalah hal yang terus saya lakukan hingga hari ini. Mencoba meluruskan niat bahwa keberadaan saya disini bukan hanya untuk mengejar ilmu dunia saja tapi juga ilmu akhirat. Bukan hanya karena saya Ingin lanjut studi atau sekedar traveling ke Luar Negeri yang gak mungkin ke sana kalau gak bisa bahasa Inggris. Tapi, selalu mencoba menyertakan alasan karena Allah atas semua yang saya lakukan.

Saya ingat benar sebuah nasehat dari salah satu kakak tingkat saya yang ditanyai dengan pertanyaan berikut ini :

".....Untuk apa kamu belajar bahasa Inggris? Ngapain repot-repot, toh di akhirat juga kamu gak akan dihisab pake bahasa Inggris..?"

Dia menjawab cukup singkat namun mengena :

"Jawabannya sederhana. Jikalau nantinya saya masuk surga, maka  saya tidak ingin masuk surga sendirian, pun jikalau sebaliknya, saya tidak ingin orang lain mengikut saya berjalan ke arah yang salah. Paling tidak dengan sedikit Ilmu bahasa Inggris yang saya miliki saya berharap bisa menyampaikan pesan dakwah kepada mereka yang hanya bisa berbahasa Inggris. Terlalu egois jika kita hanya mementingkan diri sendiri tanpa melakukan suatu apapun.."

Saya percaya jika niat kita benar maka Allah akan memilihkan kita tempat yang benar. Termasuk kursusan CLIent tempat saya belajar bahasa Inggris saat ini. Sepertinya ini adalah tempat terbaik yang Allah pilihkan untuk saya. Saya banyak merasakan hal yang sangat berbeda. Meskipun orientasinya adalah bahasa Inggris namun segala aktivitas di dalamnya tidak lantas melalaikan orang-orang di dalamnya dari tugas sebagai pengemban dakwah.Hal-hal yang terlihat sederhana namun menyimpan efek yang luar biasa yaitu waktu belajar yang diatur apik agar tidak mengganggu proses ibadah seperti sholat 5 waktu, posisi duduk antara laki-laki dan perempuan yang diberi jarak (hal ini dimaksudkan agar tidak ada campur baur dan interaksi yang berlebihan  antara laki-laki dan perempuan) dan beberapa waktu kemarin lembaga kursus meliburkan kelas belajar karena beberapa tutor dan siswa memilih untuk bergabung bersama muslim lainnya dalam aksi membela agama Allah di Jakarta.

Alhamdulillah Allah memilihkan saya tempat yang dipenuhi dengan orang-orang yang luar biasa. Sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan kalian. Semoga, semua yang sudah dilakukan bernilai pahala di sisi-Nya. Sampai bertemu kembali, di Surga Allah. Aamiin.

Kampung Inggris Pare ibarat sebuah miniatur Indonesia. Yaah, miniatur Indonesia. Kenapa ? Karena disini berkumpul orang-orang dari seluruh Indonesia mulai dari Sabang sampai  Merauke untuk memperdalam bahasa Inggris. Nah, karena berasal dari daerah yang beragam dan sangat jauh maka hal itu mewajibkan mereka untuk memilih tinggal di kost-kostan atau tinggal nge-Camp. Maklumlah anak rantauan. Anak rantauan biasanya suka mencari sesuatu yang "lebih terjangkau" alias "murah" apalagi mereka yang sangat jauh yang harus mengatur anggaran agar bisa belajar sesuai dengan target waktu yang ditentukan. Mulai dari tempat tinggal murah hingga makanan yang murah. Must be surviver !.

Namun, banyak yang pada akhirnya hanya berfokus pada hal-hal yang murah saja, memilih untuk mengurangi porsi makan pun ada juga yang memilih murah tanpa memperhatikan kualitas, misalnya makanan. Untuk misi penghematan ada yang akhirnya rutin berpuasa senin dan kamis serta puasa sunnah lainnya 😖. Ada yang rela mengubah jadwal makan dari 3 kali sehari menjadi 1 kali sehari (katanya biar lebih hemat), tapi kenyataannya selalu "gagal fokus" saat belajar dan "mudah mengantuk" 😓. Ada juga yang lebih parah, sarapan paginya adalah **om**g 😃😃.  Bukan hanya itu, banyak orang yang kadang hanya memilih makanan dan jajanan yang murah tanpa selektifitas dalam memilih. Asal jajan di pinggiran jalan hingga akhirnya terserang influenza dan sakit perut.

Nah loh, kalau sudah seperti ini kan repot jadinya. Coba bayangkan ada berapa banyak orang yang akan kita repotkan ? Mulai dari teman-teman kita, keluarga kita yang jauh yang pastinya akan sangat khawatir, tutor, tetangga dan orang-orang terdekat lainnya (meski sebenarnya ada  sebagian dari mereka yang tidak merasa di repotkan. Semua orang akan mengkhawatirkan kita. Hal yang paling penting juga yaitu kita akan "ketinggalan banyak tentang materi belajar" dan "harus membayar biaya pengobatan". Pengeluaran akan semakin lebih besar.

Gimana? Cobalah untuk kembali mempertimbangkan berbagai dampak yang ditimbulkan. Memilih sesuatu yang murah memang perlu, jangan sampai mengabaikan kualitas. Jika memang bisa, carilah sesuatu yang murah dan berkualitas. Gak usah takut kehabisan, jika merasa kurang minta aja ke Allah,kalau kamu yakin pasti Allah kasi. Memang Allah tidak selalu memberikan apa yang kamu minta secara langsung tapi bisa jadi Allah akan membukakan jalan untukmu untuk bisa memenuhi kebutuhanmu.

Ingatlah selalu bahwa kesehatan kita lebih penting dari apapun. Walaupun kita cerdas tapi kalau kita sakit itu sama saja bohong. Tetap jaga pola makan dan jaga kesehatan selama belajar di Kampung Inggris yah !.  Sebenarnya ini berlaku untuk semua orang yah, bukan hanya mereka yang belajar di kampung Inggris. 

Mari belajar untuk menyayangi diri sendiri. Bagaimana orang lain akan menyayangi kita jika kita sendiri tidak menyanyangi diri kita sendiri ? 💓💓💓




Konsumsi harian dari pagi hingga pagi lagi 😂😂

Belajar di Kampung Inggris Pare sudah menjadi impian banyak orang. Banyak orang  yang pada akhirnya memilih belajar disini karena banyak orang terbukti bisa meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris setelah belajar selama beberapa bulan. Terlebih untuk mereka yang memiliki impian untuk menginjakkan kaki di luar negeri seperti Amerika, Inggris, Jepang, Turki, Jerman, Malaysia dan lainnya, baik untuk melanjutkan studi, memperoleh pekerjaan pun bahkan hanya sekedar untuk traveling menikmati alam luar negeri itu. Menikmati keindhannya, keindahan yang belum tentu lebih indah dari Indonesia. Iya, kan ? Indonesia kurang apa coba? Hutan, gunung, sawah dan lautan semuanya ada.

Orang-orang yang datang belajar untuk belajar pun beragam. Mulai dari yang orang yang belum memiliki dasar sedikitpun  hingga orang bisa dibilang  sudah mendekati expert. Mereka datang dengan harapan sepulangnya dari pare akan menjadi orang yang sangat ahli dalam berbahasa Inggris baik dari segi Grammar, Writing, Listening maupun Speaking.

Namun, terkadang mereka datang dengan harapan yang begitu besar tanpa dibarengi dengan persiapan diri untuk menanggung semua resiko yang mungkin saja terjadi. Menanggung resiko yang bisa saja lebih besar. Mereka berpikir Kampung Inggris akan merubah mereka menjadi orang yang expert dalam waktu yang singkat tanpa mau melakukan usaha yang sebanding. Terkadang mereka yang ingin belajar masih terperangkap oleh perasaan gengsi yang mengusai mereka, malu bertanya, tidak percaya diri dan kadang memaksakan diri untuk terlihat hebat padahal kenyataannya kemampuan masih pas-pasan, masih harus banyak belajar. Mindset yang sepeti itu harusnya dihempaskan sejauh mungkin jika memang ingin mendapat kemajuan.

Sebagai contoh, ada beberapa siswa yang datang tanpa satu pun  persiapan, pun bisa dibilang belum memiliki dasar sama sekali. Lantas, ketika pertama kali mengikuti kelas sudah dihadapkan pada materi yang menurutnya sulit lantas hal itu membuatnya shocked. Sebagian siswa juga merasa kesulitan dalam mengikuti materi yang diajarkan. Merasa shocked dan kesulitan itu rasanya wajar saja, apalagi masih baru. Nah, kalau sudah begini, biasanya setiap lembaga belajar akan memberikan kelas tambahan khusus bagi mereka yang membutuhkan. Harapannya dengan kelas tambahan mereka akan lebih mudah dan cepat memahami. Resiko yang terjadi kemudian adalah... tentu saja mereka akan memiliki waktu belajar yang lebih banyak dari yang lain, harus belajar lebih ekstra dan itu akan mengurangi waktu istirahat mereka. Namun, bagi beberapa siswa hal ini membuatnya berputus  asa dan terkadang memilih untuk berhenti belajar sebelum ada peningkatan kemampuannya. Hal ini membuktikan bahwa mereka tidak siap dengan resiko. Sangat disayangkan bukan?

Memang akan sangat banyak hal yang dikorbankan. Mungkin akan banyak perasaan yang dikorbankan, mungkin akan banyak waktu yang dikorbankan, mungkin akan banyak keringat yang dikorbankan, mungkin akan banyak senyum yang dikorbankan, mungkin akan banyak rindu yang dikorbankan, mungkin akan banyak air mata yang dikorbankan, mungkin akan banyak lelah yang dikorbankan, dan jangan tanyakan berapa banyak duit yang juga turut dikorbankan. Tapi, itulah resiko.

Sejatinya, yang harus kita tanamkan dalam mindset  kita bahwa "maksud dan tujuan utama kehadiran kita di Kampung Inggris dan memilih belajar di lembaga studi yang kita pilih adalah untuk meningkatkan kapasistas diri" bukan untuk yang lainnya. Perlu diingat juga, bahwa semua pilihan yang kita pilih punya resiko. Selamat belajar di Pare ! Selamat menggung resiko

Seperti yang sering saya sampaikan kepada setiap orang yang saya temui. Setiap tempat punya cerita. Cerita yang akan berkesan dan layak untuk dijadikan sebuah memori penting dalam kehidupan. Yaa mungkin sebagian dari kita merasa tidak ada sesuatu yang berkesan. Tapi, sesekali cobalah untuk merenungi kembali setiap peristiwa yang terjadi. Cobalah! Pasti kamu akan menemukan suatu pelajaran dari hal-hal kecil yang kelihatan tak berarti. Setiap tempat dan orang-orangnya adalah cerita dan itu istimewa. 

Kali ini saya akan bercerita tentang kita yang baru bertemu tepat satu bulan kemarin. Aah, you are.. Yaps, pertemuan kita yang bermula pada sebuah lembaga kursus bahasa inggris yang sama. Dipertemukan di kelas yang sama dan program camp yang sama pula. Banyak waktu yang dihabiskan bersama. Mulai pagi hingga pagi lagi. Semuanya dilakukan bersama-sama.  Nah, berikut ini adalah mereka-mereka yang baru saya temui satu bulan yang lalu itu.

Tutor  & Classmates AEM 1 - CLIent English Course
Dina, gadis berkerudung merah di ujung kanan. Gadis aktif dari Yogyakarta yang menurut saya cukup "cerewet" saat di kelas terlebih diluar kelas, partner dalam melakukan berbagai hal mulai dari hal-hal yang serius hingga melakukan hal-hal yang kadang terlihat "konyol". Belajarnya selalu sama-sama (iya kalii orang sekelas 😆), makan sama-sama, hampir 24 jam waktu dihabiskan bersama-sama. Satu hal yang juga tak terlupakan adalah cerita perjalanan dari Malang yang akhirnya nyasar sampai ke Simpang Lima Gumul.

Lela, perempuan berkerudung hitam yang tak lain adalah sahabat dan partner saya dalam melakukan berbagai hal selama di Palu. Partner  bolang yang paling mengerti dengan saya yang "moody", yang orangnya memiliki jiwa keibuan. Disini pun kami kembali belajar bersama. Hampir tiap hari katanya pusing memikirkan Grammar 😃 (sebenarnya yang pusing bukan hanya dia tapi yang lain pun turut pusing  tujuh keliling, ah Grammar oh Grammar). Tetap semangat belajarnya karena kita pasti bisa.

Gadis yang ketiga dari kanan itu namanya Ninis. Gadis manis asli Pare yang baru saja lulus dari UM tahun 2017 ini. Dia adalah satu-satunya teman yang tidak tinggal di camp. Bertemunya hanya saat kelas belajar. Walaupun begitu, tetap saja dia adalah salah satu partner terbaik. Oiya, dia ini adalah salah satu kawan yang paling cepat tanggap di kelas. Selalu menjadi yang pertama selesai saat mengerjakan soal-soal latihan. Aah, she is..

Nah, kalau yang paling ujung kiri yang memakai baju merah itu adalah Tutor. Ya, namanya Mr. Awan, paling sabar menghadapi siswa-siswanya yang sewaktu-waktu suka melakukan hal yang aneh-aneh. 

Selanjutnya, teman laki-laki dari kiri ke kanan, setelah Mr. Awan adalah Mr. Tarmizi, Mr. Dandi / Mr. Rukmana (Iyaa karna namanya Dandi Rukmana, sebenarnya dia senangnya dipanggil Mr. Dandi tapi si Tutor kadang suka manggil jadi Mr. Rukmana 😆), Mr. Susanto, Mr. Nandi, Mr. Iqbal dan Mr. Gilang.

Merekalah yang menjadi penghidup suasana kelas saat belajar di kelas. Mulai dari si Dandi yang disebut-sebut sebagai ustadz Hanan Attaqi karena dandanannya yang persis seperti sang ustadz, Ki Susanto yang katanya suka "Menerawang", apa-apa semua di terawang, Gilang si Ekspresi Datar, si Nandi dan si Iqbal yang suka Ngelucu 😁, yah meski si Mr. Zi memilih banyak diam. Hal-hal ini menjadi pengurai "stress" ditengah kepusingan yang disebabkan Grammar yang bersliweran di kepala. Akhirnya, suasana belajar selalu menjadi sesuatu yang mengasyikan (akan menjadi asyik bagi yang menikmati 😉). Yahh. dinikmati saja. Kesempurnaan membutuhkan proses yang terkadang (tidak) singkat dan (tidak mudah). Ah, You Are..

Sebenarnya  di gambar ini belum lengkap, kurang 5 orang yaitu Mr. Lanang  yang lagi sakit waktu ngambil gambar, Mr. Fahmi lagi pulang ke Malang, Mr. Yogi yang sudah duluan balik ke Papua sebelum kelas selesai, Ms. Fani & Ms. Warda yang lagi istirahat waktu itu. Setidaknya gambar ini bisa menjadi perwakilan.

Nah, ini adalah salah satu aksi kelucuan teman-teman seusai kelas speaking. Sebenarnya banyak aksi lucu teman-teman hanya saja tidak ada dokumentasinya 😂😂.

Sebenarnya, saya adalah salah satu dari beberapa orang yang banyak diam di kelas. Mungkin hanya banyak mengamati dan antusias mengamati setiap peristiwa di kelas serta ikut tersenyum  dan tertawa saat yang lain tersenyum pun tertawa . Eitss, kalau Mr. Susanto suka menerawang maka saya sukanya mengamati 😂. Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan maka akhirnya saya membuat tulisan ini . Aah, you are...

Akhirnya, tibalah dipenghujung. Sebulan terasa sangat singkat. Pun tak terasa kelas sudah ada di pertemuan akhir. Pada akhirnya, masing-masing kita akan kembali ke kehidupan dan aktivitas yang sebenarnya 😃. Hanya beberapa dari kita yang masih bertahan untuk melanjutkan perjuangan. Sebagian mungkin ada yang masih ingin bertahan namun terpaksa berjeda dulu untuk menuntaskan amanah lain. Hehe. Saya paham semua kita yang hadir disini adalah sebab dari sebuah alasan. Mungkin ada yang ingin ingin berburu beasiswa, berburu dan tuntutan pekerjaan, ingin menambah dan meningkatkan keahlian berbahasa Inggris dan lain sebagainya. Berada di tempat ini adalah bagian dari perjuangan. Perjuangan menjemput cinta, eh maksudnya cita. Ini adalah bagian dari ikhtiar. Semoga  kelak apa yang dicita-citakan bisa tercapai dan tetap berlandaskan niat atas nama Allah. Aamiin.
Selama disini paling dekat dengan orang-orang ini. Tetap semangat menjemput mimpi.
You are.. ah You are.. Terima kasih sudah menjadi sebagian pelaku dalam cerita perjalanan saya selama beberapa waktu di Pare. Semoga kita semua sukses dengan impian kita masing-masing.Sampai kembali bertemu di puncak kesuksesan. You Are The Best 😉😉👆.
-
--------------------------------------------------
Pare - Kediri (Catatan Singkat 23/09/2017)


Menjadi Relawan atau Volunteer adalah sebuah pilihan. Pilihan bagi orang-orang terpilih. Pilihan bagi orang yang mau dan memberanikan diri untuk mengembil resiko dalam mendukung program peningkatan kualitas hidup sesama. Memilih menjadi Volunteer artinya siap terlibat dalam setiap aksi kebaikan. Volunteer itu istimewa dan layak untuk diistimewakan. Volunteer mengemban tugas paling mulia. Rela berkorban tanpa imbalan selain imbalan senyum manis generasi yang bertumbuh menjadi generasi terbaik nantinya. Olehnya, tidak perlu heran jika tanggal 5 Desember diperingati sebagai Peringatan Hari Volunteer Sedunia. Hebat kan ?!

Nah, berbicara mengenai relawan. Saya teringat akan percakapan bersama seorang teman. Berawal dari sebuah percakapan singkat bersama seorang teman saat sedang makan malam. Kami memperbincangkan tentang aktivitas yang kami geluti saat di daerah asal. Berkat perbincangan itu, kami jadi saling tahu kesibukan masing-masing. Saya menjadi tahu kalau teman saya, sebut saja Dekaka, adalah seorang yang sudah sangat ahli dibidangnya yaitu Jurnalistik. Ia bekerja di salah satu media online yang terkenal di Jakarta. Karena sudah ahli maka sempat Ia mengikuti sebuah program pengabdian dari salah satu NGO yang cukup terkenal di Jakarta. 

Saya juga antusias menceritakan tentang aktivitas saya saat berada di Palu termasuk dalam melibatkan diri sebagai relawan di beberapa komunitas sosial yang memiliki beberapa program pengabdian seperti menyambangi Pulau-Pulau terpencil di Indonesia dan melaksanakan kegiatan seperti mengajar, berbagi motivasi dan inspirasi serta paket semangat. Termasuk suka duka menjadi seorang relawan, mulai dari persiapan hingga eksekusi lapangan.

Perbincangan kami singkat dan santai. Namun, ada beberapa pertanyaan dan pernyataan  yang menarik perhatian saya.
"Saya pernah mengikuti salah satu kegiatan dari salah satu NGO di Jakarta. Saya ikut karena ajakan dari seorang teman. Katanya kegiatannya bagus. Waktu itu saya menjadi relawan bagian photographer. Sebelumnya saya tidak pernah mengikuti kegiatan seperti ini. Ini adalah pengalaman pertama saya. Awalnya saya sangat antusias, berharap bisa memberi manfaat lebih. Namun, kenyataannya, setelah ada satu kejadian yang akhirnya mematikan semangat saya untuk kembali terlibat di kegiatan serupa"
"kenapa ?"
"Waktu itu, saya bertugas sebagai photographer, yaa tugas saya mendokumentasikan hal-hal yang perlu saat di lapangan. Namun, setelah kegiatan selesai dan dokumentasi dikumpulkan jadi satu.. Ada seorang relawan yang waktu itu bertugas sebagai pengajar protes ke saya. Dia protes karena dokumentasi saat dia mengajar katanya kurang. Awalnya , sih saya biasa saja. Lama kelamaan ternyata makin ngefek ke saya.nya, saya jadi jarang disapa, sejak saat itu dia mulai menjaga jarak komunikasi dan hubungan kami tidak membaik..... Saya mulai berpikir ternyata ada juga orang seperti itu, mengabdi hanya untuk pencitraan.. hanya ingin sebuah foto.. Yaa akhirnya saya memutuskan untuk  tidak akan mengikuti kegiatan seperti itu lagi"
Saya terdiam mendengar pernyataan Dekaka. Ternyata ada juga ada yang seperti itu. Ingatan saya kembali melayang. Mencoba mengingat kembali. Beberapa waktu yang lalu juga pernah ada seorang teman saya yang menanyakan pertanyaan yang bernda serupa.
"Na, kira-kira kegiatan sosial apa yah yang bisa saya ikuti dalam waktu dekat? Dalam waktu dekat saya ingin apply beasiswa tapi belum pernah mengikuti kegiatan sosial. Saya pengen ikut apaa gitu biar memudahkan proses daftarnya nanti.."
Pertanyaan dan pernyataan yang hampir senada dengan hal yang teman saya ceritakan. Sebenarnya, itu hanyalah sampel. Sering saya mendapati alasan yang lainnya yang juga beragam. Nah, berdasarkan pengalaman saya, berikut ini adalah beberapa alasan orang pada akhirnya memutuskan memilih menjadi relawan.

5. Ingin Dilihat Orang (Pencitraan)
Coba tanyakan diri kita, untuk apa sebenarnya kita memilih menjadi relawan? Hanya karena ingin dilihat orang dengan harapan orang akan mengatakan "Waahh, kamu ternyata orang yang peduli, kamu hebat !" ? Supaya terlihat eksis di mata orang banyak karena banyak melakukan kegiatan sosial ? Memilih menjadi relawan hanya karena ingin dilihat orang? Yah, semoga saja kita bukanlah relawan dengan alasan seperti ini. Jangan sampai hanya menjadi ajang hunting foto keren yang kelihatannya sok peduli untuk meningkatkan jumlah followers di media sosial.

Yah, tapi saya selalu yakin volunteer yang ada saat ini pasti bukan orang-orang seperti itu. Pun kalau ada pasti jumlahnya hanyalah 0,0001% dari 100%.
  
4. Syarat untuk mendaftar suatu kegiatan atau beasiswa
Menjadi volunteer itu benar-benar istimewa. Banyak lembaga-lembaga yang pada akhirnya menjadikan orang-orang yang pernah menjadi relawan mendapatkan nilai tambah. Sehingga, banyak juga orang-orang yang pada akhirnya memaksakan diri menjadi relawan beberapa saat untuk menambah "poin" penilaian saat mengikuti kegiatan, beasiswa dan lainnnya.

3.  Tuntutan Pekerjaan, Lembaga atau Organisasi
Setiap perusahaan, instansi, lembaga maupun organisasi lainnya memiliki program pengabdian. Pada kondisi tertentu maka akan agenda untuk melakukan pengabdian di masyarakat. Tak bisa menolak. terkadang semua harus dilakukan. Mau atau tidak, suka atau tidak, yang pastinya hal itu wajib untuk dilaksanakan.

2.  Mencari Pengalaman Baru
Nah, kalau orang yang alasannya seperti ini cukup banyak. Biasanya awal-awal jadi relawan ingin memperkaya pengalaman. Harapannya dengan melakukan hal-hal baru lebih bisa mendapatkan pembelajaran baru untuk evaluasi menuju peningkatan kapasitas dan  kualitas diri dengan cara yang tidak biasa.

1. Menebar manfaat bagi sesama
Dari sekian alasan sebelumnya maka alasan inilah yang menjadi alasan utama bagi banyak orang untuk memilih menjadi relawan seutuhnya. Mencoba menjadi manusia yang bermanfaat dengan menebar manfaat bagi sesama. Pun, dalam islam diajarkan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya.

Nah, itulah 5 alasan versi pengalaman saya. Fenomena yang banyak saya temui di lapangan memang seperti itu. Namun, apapun alasan kita saat ini, itu bukanlah suatu masalah asalkan kita segera "cek niat" kita, pastikan niat kita sudah benar, jika merasa masih ada yang salah dengan alasan kita menjadi relawan maka segeralah untuk berbenah. Pastikan niat kita benar. Pastikan niat kita karena Allah, karena kita ingin menjadi sebaik-baik manusia seperti yang disabdakan Rasulullah SAW. Seperti pada beberapa hadits berikut :

 خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناس
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289)
 مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ الله فِي حَاجَتِهِ
“Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya” (Muttafaq ‘alaih)
Bukan hanya itu, Allah pun berfirman :
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)
Pada akhirnya, saya ingin menegaskan kembali bahwa menjadi Relawan atau Volunteer itu Istimewa. Pilihan jalan untuk memberi memberi manfaat bagi orang lain. Memang, banyak cara lain untuk bermanfaat. Relawan bukanlah jalan satu-satunya. Tapi, menjadi Relawan adalah pilihan. Pilihan bagi orang-orang terpilih. Pilihan bagi orang yang mau dan memberanikan diri untuk mengembil resiko lebih dalam mendukung program peningkatan kualitas hidup sesama dengan cara yang berbeda.

***
 Demikian catatan kali ini. Semoga bermanfaat. Tulisan ini juga ditujukan untuk diri sendiri. Selamat  menjadi Relawan yang Cerdas dan Berakhlak. Jangan  pernah lelah berbenah! Sampai jumpa di tulisan selanjutnya 😉😊.
Jika kemarin ramadhan hingga lebaran idul fitri 1438 H masih di rantau, maka lebaran idul adha kali ini pun masih sama. Masih di rantau juga. Hanya saja, kali ini sedikit berbeda dari kemarin. Jika  idul fitri kemarin masih di tanah sulawesi maka kali ini lebaran idul adha di tanah Jawa.  Tanah rantauan untuk 3-5 bulan kedepan. Tanah rantauan untuk kembali memulai babak perjuangan baru, kembali belajar untuk kemudian melanjutkan perjuangan untuk mimpi-mimpi yang menunggu untuk diwujudkan.
***
Kamis, 31 Agustus 2017 bertepatan dengan 09 Dzulhijjah 1438 H. Tepat satu hari sebelum hari raya iedul adha. Setelah kelas belajar hari ini selesai dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Hari ini ada buka puasa bersama member camp CLIent yang melaksanakan puasa arafah. Hari ini kelas belajar sedikit terlambat ditutup dibanding biasanya. Kelas baru selesai selepas adzan magrib (meski ga telat-telat amat sih). Setelah kelas selesai, ada beberapa member camp yang bersiap untuk pulang ke daerah asalnya. Iya, beberapa member memilih kembali ke rumah dan merayakan lebaran idul adha bersama keluarga tercinta. Yah, bagi kami yang belum bisa pulang ke rumah, tidak ada pilihan selain memilih menetap di camp. 

Seusai shalat maghrib sekitar pikul 19.25 WIB suara takbir mulai menggema, memenuhi setiap sudut ruang dan waktu malam ini. Lantunan takbir yang melayangkan ingatan yang bersebabkan rindu untuk bersua bersama keluarga, di rumah. Suara takbir semakin menajamkan rindu hingga jadilah saat itu waktu untuk mengurai rindu lewat tangisan haru biru yang merindu. Jadilah malam itu sebagai malam yang saya sebut malam "menangis rindu". Miss Dyah, Miss Mia, Miss Jum dan Miss Lya adalah yang paling merasakan kerinduan mendalam kala itu, ini terlihat dari tangisan mereka yang cukup menjadi-jadi. Yah, saya paham, bukan karena manja atau lemah. Tapi, itu adalah hal yang manusiawi. Jika dengan menangis bisa mengurai rindu, mengapa harus malu untuk menangis sebagai bukti bahwa kita selalu rindu untuk pulang? Pulang untuk mempersembahkan hal terbaik.  Lantas bagaimana dengan saya? Rindu itu pasti hanya saja saya punya cara sendiri dalam mengurai rindu yang tak satupun orang lain mengetahuinya 😆.

Setiap tempat punya cerita, setiap cerita selalu ada keunikan. Unik dan tak ada yang bisa menyamainya, tak akan pernah terulang seperti hari ini meski di tempat yang sama pun dengan orang-orang yang sama. Saya percaya selalu ada maksud Allah atas apa yang terjadi hari ini. Hehe..

Oiya, hari ini salah seorang member dari kelas belajar saya jatuh sakit dan memilih untuk berobat ke rumah sakit, pun harus di opname. Namanya Yogi berasal dari Papua. Pada akhirnya, sebagian malam takbiran kami kali ini dihabiskan di rumah sakit. Yaps, kami berjalan kaki dari camp menuju rumah sakit yang berjarak sekitar 400 M. Sebenarnya saya sedikit lelah begitupun dengan teman sekamar saya Miss Afni dari Aceh. Namun, ada hal yang lebih penting dari sekedar melepas lelah. Kami memutus untuk menjenguk teman yang sakit meski bisa dibilang lelah. Sebenarnya bukan karena apa-apa, tapi sebagai bentuk empati dan atas nama persaudaraan. Apalagi ini malam lebaran, di kampung orang, gak ada keluarga. Satu-satunya keluarga yang dia miliki disini adalah kami semua. Kamilah yang diharapkan untuk bisa menjadi penebar energi positif.
Tampak depan RSUD IRNA - Teman-teman Camp Lagi Jalan Kaki 😁

Nah, ini teman-teman Camp Putri (Ada yang lagi ngelawak 😄)


Teman-teman Camp Cowok lagi nonton di ruang tunggu RS
Tak ada harapan lain selain saling memberikan dukungan  dan saling menguatkan agar dapat kembali berjuang bersama-sama mmenjemput hal yang diingnkan. Syukurlah, kehadiran kami kala itu berhasil membuat  Yogi terlihat bisa tersenyum bahagia. Memang tidak banyak yang dapat kami lakukan. Tapi, kami yakin bahwa sesuatu yang dilakukan dengan niat baik akan mendatangkan hal baik lainnya. Semoga segera diberi kesembuhan.

***
Itulah sedikit catatan untuk hari ini. Terima kasih atas kesempatan untuk bisa mengenal kalian para pejuang. Banyak yang kurang jelas sih dari tulisannya tapi gak apa-apalah karena saya hanya sedang ingin menulis saja.

by : Rukmana Suharta
(Pare-Kediri, 31 Agustus 2017 , Pukul 22.57 WIB)






Setiap orang  mendamba agar dirinya bisa meraih kesuksesan dalam kehidupan. Mampu bertumbuh dan sukses berjajar setara dengan orang-orang hebat lain di bidangnya. Makanya tidak perlu heran jikaselalu terdorong untuk bisa menyelesaikan studi hingga ke tingkat tertinggi. Harapan kita  sangat besar. Semua harapan itu tidak lain adalah untuk kebaikan diri kita sendiri. Ada yang bercita-cita  menjadi dokter, apoteker, polisi, tentara, guru, dosen dan lainnya.

Lantas, bagaimana jika pada kenyataannya jurusan yang kita pilih saat masuk kuliah tidak sesuai dengan harapan? Kita atau salah pilih atau terpaksa karena hanya lolos di jurusan yang sudah terlanjur lolos itu? Kita merasa salah pilih jurusan. Tentu sangat tidak membuat nyaman bukan ? Bahkan 87% mahasiswa di Indonesia salah memilih jurusan saat kuliah. Nah, ini adalah beberapa hal-hal yang perlu kita perhatikan jika merasa salah pilih jurusan. Menurut saya  hal-hal berikut ini penting untuk kita ketahui agar setidaknya kita bisa tahu apa yang seharusnya kita lakukan jika berada di kondisi seperti itu.

1. Cek Niat dan Minat (Lagi)
Hal ini penting untuk dilakukan diawal. Cobalah untuk tanyakan kembali diri kita, apakah jurusan yang kita pilih sesuai dengan minat kita atau belum? Atau jangan-jangan merasa salah memilih hanya karena pengaruh dari teman-teman? Atau sekedar keren-kerenan alias merasa gengsi karena kita jurusannya peternakan sedangkan teman kita kedokteran padahal sebenarnya minat kita yang sesungguhnya adalah peternakan? Sudah benarkah pilihan kita ini? Silahkan renungkan baik-baik sebelum mengambil tindakan yang lebih jauh lagi.

Bisa jadi kita merasa salah memilih jurusan hanya karena orang lain yang mengatakannya. Kita memilih jurusan tertentu hanya untuk keren-kerenan dengan teman-teman. Sehingga ketika lulus di jurusan yang sebenarnya sesuai dengan minat kita kita tetap merasa malas karena kita merasa kalah keren dari teman-teman kita. Setiap jurusan memiliki kelebihan masing-masing. Tidak ada jurusan yang bagus atau tidak bagus. Semua jurusan itu bagus, tinggal kamu memiliki minat di bidang yang seperti apa.

Cobalah renungkan kembali, bisa jadi kita ditakdirkan lulus di jurusan tertentu karena kita memang layak untuk disitu, kemampuan kita disitu, bukan karena kita ingin dianggap keren. Di jurusan itulah kita akan belajar untuk menemukan potensi sejati dan bisa jadi memiliki peluang yang lebih besar untuk berkembang menjadi insan yang lebih baik. Cobalah untuk merenung kembali.

Hal terbaik untuk dirimu yang mengetahui adalah dirimu sendiri, bukan orang lain. Pastikan kamu mengenali minat dan potensimu dengan baik. Hal ini penting untuk keberlanjutan kedepannya. Jika kamu menjalani dan memilih jurusan sesuai dengan minat kamu pastinya kamu akan mudah menjalani hari-harimu karena kamu akan mencintai aktivitasmu.

2.  Putuskan, Tetap Lanjut atau Pindah
Merasa memilih jurusan yang salah harus sejatinya mendapat perhatian khusus. Harus segera dituntaskan di awal-awal perkuliahan. Harus segera mengambil keputusan yang tegas. Jangan menunda-nunda hingga menyebabkan banyak dampak  negatif bermunculan, seperti kuliah malas-malasan alias kuliah nggak masuk-masuk tapi SPP bayar terus tiap semester (kalau biaya sendiri sih nggak masalah, kalau orang tua? Kan kasian orang tua), rajin ikut organisasi yang diminati tapi nggak masuk-masuk kuliah yang pada akhirnya organisasi malah jadi kambing hitam (kan kasian kalau organisasi yang disalahkan), dan paling parah menjadi mahasiswa "tingkat lama" alias "lama lulus" dari kampus.

Cobalah renungkan kembali sebelum semua itu terjadi. Silahkan mengambil putusan apakah tetap melanjutkan di jurusan yang sudah terlanjur di pilih dengan konsekuensi siap menanggung semua resiko. Resikonya yah harus sabar  dan tentunya harus lebih ekstra dalam belajar apalagi untuk yang jurusannya emang belum pernah ada dasar sama sekali. Dibutuhkan usaha yang lebih. Memang tidak gampang. Tapi, tidak gampang itu bukan berarti tidak bisa. Yakinlah mantera "Man Jadda wa Jada" yang artinya "Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil". Tenang saja, banyak kok orang yang berhasil meski di awal merasa di jurusan yang salah. Tapi, perlahan menemmukan roh dari jurusan yang sudah dipilihnya sehingga berhasil meraih kesuksesannya.

Pun jika pada akhirnya memang harus pindah jurusan karena kamu memang harus memperjuangkan apa yang sudah kamu cita-citakan. Maka, semua tergantung pada dirimu. Asalkan harus diingat bahwa kamu harus bertanggung jawab penuh dengan pilihanmu. Jangan menyalahkan siapapun. Pastikan keputusan yang diambil benar-benar sudah tepat terlepas dari tetap lanjut atau pindah ke jurusan yang lain.


3. Sabar dan Syukur
Ada beberapa orang yang sudah memutuskan untuk pindah jurusan. Namun, pada kenyataannya jurusan yang dituju belum membuka kesempatan. Kalau seperti ini biasanya pilihannya ada tiga yaitu tetap di jurusan lama, menunggu tes masuk tahun berikutnya dan pada beberapa kasus ada yang memutuskan untuk berhenti kuliah. Kalau sudah seperti ini hal yang harus dilakukan adalah bersabar sembari terus berjuang dan bekerja keras untuk mendapatkan hasil terbaik. Tapi, jangan sampai memilih berhenti yah 😊.

4. Berpikiran Positif dan Selalu Bersyukur
Memiliki kesempatan menyandang status sebagai mahasiswa adalah hal luar biasa yang diimpikan oleh orang lain di luar sana tapi belum bisa meraihnya. Maka bersyukurlah atas kesempatan yang sudah bisa kamu dapatkan. Bersyukurlah atas hal yang sudah kamu capai hari ini. Jangan jadi pengecut yang banyak mengeluh terlebih menyalahkan orang lain. Tetaplah berpikir positif. Pasti ada hikmah dibalik semua kejadian. Belajarlah untuk menghadapi semua hal secara bijak. Satu hal lain yang tidak kalah penting adalah Jangan Lupa Bahagia 💖😉.

Nah, itu sedikit tips dari saya. Semoga bisa bermanfaat. Pastikan setiap tindakan yang kita pilih adalah tindakan yang tepat. Saya yakin setiap kita tenntunya tidak ingin salah jurusan olehnya untuk meminimalisir peluang terjadinya adalah harus dipersiapkan dari sekarang. Menyusun rencana secara matang adalah kewajiban yang harus dilakukan. Jangan mudah menyerah dalam menjemput impian berjuanglah. Karena manisnya cita akan terasa setelah lelah lelah berjuang.

Newer Posts Older Posts Home

WELCOME ABOARD!

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Makalrambot Lipu (Teringat Kampung Halaman)
    Lagu-lagu daerah Tolitoli cukup banyak yang menceritakan kerinduan seorang perantau terhadap kampung halamannya, termasuk lagu Makalrambot L...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Tinga Kinaaku (Suara hatiku)
    Naah, ini adalah salah satu lagu yang sangat terkenal juga di Tolitoli. Judulnya adalah " Tinga Kinaaku" , atau bisa diartikan seb...
  • LAGU DAERAH TOLITOLI DAN ARTINYA - Lutungan (Patriot Baolan)
    Nah, lagu ini adalah salah satu lagu fenomenal kota Tolitoli karena sering dinyanyikan dalam acara-acara kedaerahan, pun sering juga diperke...
  • 8 Alasan Kenapa Kamu Harus Ikut Event
    Rukmana (Delegasi Sulawesi Tengah) di  Indonesian Culture and Nationalism 2015 - Galeri Nasional Indonesia - Jakarta Pemuda dan mah...
  • Kata Kerja Transitif dan Intransitif, Apa Bedanya ?
    Materi Grammar atau aturan penulisan adalah salah satu materi utama dalam belajar bahasa Inggris. Materi verb atau kata kerja pada bagian...
  • CERITA LPDP : Jadi, sebenarnya begini...
    Pada hari itu, Selasa, 14 Agustus 2019, hanya ada perasaan sangat puas ketika keluar dari ruang wawancara 1 yang kata kebanyakan orang...
  • FORUM KAJIAN MUSLIMAH DI KAMPUNG INGGRIS
    Kesulitan Menemukan Forum-Forum Kajian Muslimah adalah salah satu hal yang sering dirasakan oleh sebagian besar orang ketika berada di kamp...
  • CERITA LPDP : Membuat Surat Keterangan Berbadan Sehat, Bebas Narkoba dan Bebas TBC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pare Kediri (64212)
    Salah satu dari beberapa hal penting yang harus disiapkan dalam proses pendaftaran beasiswa LPDP, khususnya untuk tahap awal atau tahap SE...
  • Teman Seperjalanan
    Keberanian bukanlah tentang menghilangkan rasa takut. Tapi keberanian adalah ketika kita tetap melangkah, meski hati penuh keraguan, meski s...
  • SHARING AWARDEE : Persiapan Seleksi Wawancara LPDP bersama Kak RH. Andriansyah #1
    Assalamualaykum Warahmatullah Wabarakatuh.. Hey, you all, scholarship hunters, LPDP fighters.. Untuk apply sebuah beasiswa adalah se...

Categories

Beasiswa 6 Catatan 39 Cerita Saya 38 English Article 2 Kampung Inggris Pare 16 Pojok Umum 33 Refleksi 22 Tentang Toli-toli 8

Blog Archive

  • ►  2025 (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2024 (3)
    • ►  May (3)
  • ►  2022 (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  August (7)
    • ►  July (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (2)
  • ►  2020 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2019 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
  • ►  2018 (32)
    • ►  December (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (4)
    • ►  July (4)
    • ►  May (4)
    • ►  April (1)
    • ►  March (6)
    • ►  February (2)
    • ►  January (4)
  • ▼  2017 (32)
    • ▼  November (2)
      • NIKAH : TOPIK PALING LARIS DI KELAS
      • INGIN DAPAT DISKON? LAKUKAN PENDEKATAN !
    • ►  October (6)
      • SIAPKAN JURUS MENGHADAPI PERGAULAN DI KAMPUNG INGG...
      • KURSUSAN ATAU TUTOR, PENTINGAN MANA ?
      • ESTIMASI BIAYA MAKAN DI KAMPUNG INGGRIS
      • KUNTIL ANAK DAN KUNTIL MAMA
      • AWAS BANYAK BARANG MURAH !
      • BELAJAR BAHASA INGGRIS UNTUK DUNIA JUGA AKHIRAT
    • ►  September (4)
      • SEHAT LEBIH PENTING DARIPADA MURAH
      • BELAJAR DI KAMPUNG INGGRIS PARE (PASTI) PUNYA RESIKO
      • YOU ARE.. AH.. YOU ARE...
      • Sebenarnya, Apa Alasan Kita Memilih Menjadi Relawan ?
    • ►  August (4)
      • TANGISAN RINDU DAN MALAM TAKBIRAN DI RUMAH SAKIT (...
      • 4 HAL YANG HARUS DILAKUKAN KETIKA MERASA SALAH PIL...
    • ►  July (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (6)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (4)
  • ►  2015 (24)
    • ►  December (2)
    • ►  October (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (10)
    • ►  June (3)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  August (1)

Total Pageviews

Contact Form

Name

Email *

Message *

Featured Post

Memaafkan atau dimaafkan bukanlah perihal mana yang lebih baik. Keduanya adalah dua hal yang sama-sama membutuhkan keikhlasan. Kita dilatih ...

rukmana.rs

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates